Masih Muda, Kolesterol Tinggi
Tak hanya pada orangtua, kelompok usia muda juga bisa mengalami kolesterol tinggi. Apa penyebab kolesterol tinggi di usia muda?
Kolesterol tinggi adalah kondisi penumpukan zak lemak di dalam darah. Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa memicu masalah yang lebih serius seperti penyakit jantung.
Umumnya, kolesterol tinggi dialami orang dewasa tua. Tapi, meski tak terlalu umum, bukan tak mungkin kondisi ini juga dapat dialami mereka yang berusia lebih muda.
Jika memiliki kadar kolesterol tinggi di usia muda, maka perlu berhati-hati. Sebuah studi tahun 2020 menemukan, semakin muda seseorang mengalami kolesterol tinggi, semakin besar risiko penyakit kardiovaskular yang akan dialami sepanjang hidup.
Kadar kolesterol normal pada usia tertentu akan berbeda. Berikut patokan kadar kolesterol normal, mengutip Healthline:
* Di bawah 20 tahun
Kadar normal <170 md/dL
Kadar tinggi >200 mg/dL
* Di atas 20 tahun
Kadar normal <200 mg/dL
Kadar tinggi >200 mg/dL
Pada dasarnya, penyebab kolesterol tinggi di usia muda mirip dengan pada orang dewasa tua. Faktor gaya hidup memegang peranan penting dalam mengontrol kadar kolesterol.
1. Faktor genetik
Sering kali, faktor genetik jadi salah satu pemicu seseorang mengalami kolesterol tinggi di usia muda. Kondisi ini dikenal dengan istilah familia hypercholesterolemia (FH).
American Heart Association (AHA) dilansir dari cnnindonesia.com, menemukan, 1 dari 200 orang dewasa di Amerika Serikat memiliki mutasi genetik kolesterol tinggi. Jika tak ditangani, FH bisa berkembang menjadi penyakit jantung koroner.
2. Kelebihan berat badan
Orang dengan berat badan berlebih akan lebih berisiko mengalami kolesterol tinggi.
Pada orang obesitas, kadar trigliserida dan kolesterol jahat cenderung tinggi. Sebaliknya, kadar kolesterol baik justru rendah. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko kardiovaskular.
Salah satu tanda penumpukan lemak di dalam tubuh adalah berat badan yang berlebih. Kondisi ini juga kerap disertai dengan kenaikan kadar kolesterol.
Tidak hanya meningkatkan kadar kolesterol, memiliki berat badan berlebih juga meningkatkan risiko sejumlah penyakit, dari penyakit jantung koroner, serangan jantung, hingga gagal jantung.
Kondisi ini akan semakin parah jika seseorang yang memiliki berat badan berlebih jarang berolahraga, sering makan makanan berlemak, dan kurang tidur.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga berat badan tetap ideal dan menjalankan pola hidup sehat.
3. Sering makan daging merah dan junk food
Daging merah memang kaya akan protein. Namun, terlalu banyak asupan daging merah juga bisa meningkatkan kadar kolesterol.
Daging merah kaya akan lemak jenuh. Hal yang sama juga berlaku dengan makanan cepat saji alias junk food. Keduanya dapat meningkatkan kadar lemak di dalam darah.
4. Jarang gerak
Aktivitas fisik sendiri bermanfaat untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Saat melakukan aktivitas fisik, gerakan yang dilakukan dapat merangsang enzim yang membantu memindahkan kadar kolesterol jahat dari darah dan dinding pembuluh darah ke hati. Selanjutya, kolesterol akan diubah menjadi empedu yang bergerak ke saluran pencernaan lalu dikeluarkan dari tubuh.
Dengan demikian, semakin jarang melakukan aktivitas fisik, maka lemak akan terus bertahan di dalam tubuh dan mengalami peningkatan.
Saat tubuh kurang bergerak, lemak akan terus mengendap di dalam tubuh dan memicu beragam masalah kesehatan, salah satunya obesitas.
Karena itu, penting untuk membiasakan berolahraga. Dengan olahraga, lemak jahat yang menumpuk akan terbakar menjadi keringat, urine, dan karbon dioksida.
Selain itu, olahraga juga akan membantu memecah kolesterol jahat menjadi kolesterol baik.
5. Sering minum kopi
Siapa sangka jika asupan kopi juga dapat memengaruhi kadar kolesterol?
Sebuah studi menemukan, konsumsi rata-rata empat espresso per hari dapat meningkatkan kadar kolesterol total. Efek ini diprediksi terjadi akibat minyak dalam kopi, yang dapat meningkatkan kadar kolesterol dengan menghambat sintesis asam empedu.
Studi mencatat, minuman berbasis espresso umumnya mengandung lebih banyak minyak daripada kopi yang disaring atau instan.
Pada kebanyakan kasus, kadar kolesterol tinggi sering tidak menimbulkan gejala. Kebanyakan orang juga cenderung tidak mengetahuinya sampai mereka mengalami komplikasi serius. Misalnya seperti stroke atau jantung.
Karena itu, memeriksakan kadar kolesterol secara teratur, sangatlah penting, apalagi jika masih berusia muda. Ketika kadar kolesterol mulai tinggi dan memerlukan penanganan, berikut adalah beberapa gejalanya:
* Kerap mengalami nyeri dada atau angina.
* Adanya penumpukan lemak di bawah kulit yang disebut xanthomas.
* Munculnya benjolan yang mengandung kolesterol di kelopak mata yang disebut xanthelasmas.
Beberapa gejala tersebut merupakan peringatan yang tidak dapat disepelekan. Karena itu, jika sudah sampai mengalaminya, segeralah periksakan kondisi kesehatan ke dokter.
Pemeriksaan kolesterol direkomendasikan setiap 5 tahun sekali untuk orang dewasa yang sehat. Jika memiliki faktor risiko hiperkolesterolemia, dokter mungkin akan menyarankan untuk melakukan skrining lebih sering. Sementara itu, dokter biasanya akan mendiagnosis hiperkolesterolemia menggunakan panel lipid. Perangkat ini berfungsi untuk mengukur beberapa aspek. Mulai dari kadar kolesterol total, serta kolesterol LDL atau kolesterol jahat, kolesterol HDL (kolesterol baik), dan kadar trigliserida dalam tubuh. Jika kadar LDL atau kolesterol total seseorang terlalu tinggi, dokter mungkin mendiagnosis dirinya dengan hiperkolesterolemia.
Pilihan pengobatan pertamanya adalah modifikasi gaya hidup, seperti:
* Mengubah pola makan.
* Meningkatkan aktivitas fisik.
* Berhenti merokok.
Dalam beberapa kasus, dokter juga mungkin meresepkan obat untuk membantu menurunkan kadar kolesterol. 7
Komentar