Dewan Minta Infrastruktur Disiapkan
Masalah penerimaan peserta didik baru (PPDB) dan aturan-aturan baru dari Permendikbud tentang 5 hari sekolah, membuat gerah kalangan wakil rakyat di Bali.
Masalah Penerimaan Peserta Didik Baru
DENPASAR,NusaBali
Komisi IV DPRD Bali membidangi pendidikan meminta pusat dan Dinas Pendidikan Provinsi Bali supaya melakukan antisipasi dengan menyiapkan pola dan infrastruktur.
Anggota Komisi IV DPRD Bali I Wayan Rawan Atmaja, di Denpasar, Minggu (18/6) mengatakan, sebelum menetapkan aturan baru harusnya ada koordinasi pusat dengan daerah dan sinkronisasi kondisi daerah dengan aturan yang dikeluarkan pusat. “Selaku masyarakat dan wakil rakyat di DPRD Bali saya tidak habis pikir dan sangat kecewa aturan baru ini. Mestinya sebelum menetapkan aturan baru oleh pusat harus dikoordinasikan dengan situasi di daerah. Kebutuhan dan situasi pendidikan di daerah dengan keinginan pusat nggak sama,” ujar Rawan Atmaja.
Politisi Golkar asal Kelurahan Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan ini mengatakan, harusnya pusat dan daerah menyiapkan infrastruktur dulu. Sekolah yang jumlahnya memadai. “Sekarang ada peraturan baru yang belum tentu bisa dilaksanakan di daerah. Apakah sekolah siap? Kan harus disiapkan dulu selama beberapa tahun. Kami kira ini berat bagi daerah yang tidak siap,” tegas Rawan Atmaja.
Menurutnya, fasilitas sekolah di Bali masih ada sejumlah persoalan. Misalnya di Kabupaten Badung banyak siswa yang tidak tertampung. Apalagi ada sistem zonasi dimana siswa yang ada di lingkungan sekolah justru tidak bisa masuk sekolah yang ada ditempat tinggalnya. “Jumlah anak dibatasi setiap kelas. Di Kecamatan Kuta Selatan anak-anak kami tidak bisa sekolah di lingkungan tempat tinggalnya. Sekolah swasta juga membatasi menerima siswa, karena keterbatasan ruangan kelas. Saya kira di kabupaten lain pasti sama masalahnya,” tegas Wakil Sekretaris DPD I Golkar Bali ini.
Kata Rawan Atmaja, untuk solusi menyikapi Tahun Ajaran 2017/2018, harusnya masih diberikan kebijakan untuk bisa masuk siang. Soal Full Day School (belajar sehari di sekolah), kata dia, pihaknya setuju saja. Namun infrastruktur harus siap. “Masuk siang ini akan bisa memberikan tambahan daya tampung (paralel ). Masalah Full Day School ini tidak terlalu bermasalah. Untuk menjadikan anak pintar saya setuju, toh pulang sekolah anak kita akan ada ikut les di luar dan bisa menghindari anak banyak bermain di luar rumah yang membuat orangtua was-was dengan anaknya. Kalau sudah di sekolah akan lebih aman. Ya itu tadi kembali siapkan infrastruktur dan kesiapan pelaksanaan,” pintanya. *nat
Komentar