Cuaca Ekstrem, BPBD Imbau Warga Siapkan Alat Darurat
DENPASAR, NusaBali - Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana yang dapat ditimbulkan dari cuaca ekstrem seperti banjir, genangan air, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang dan kilat/petir.
Selain itu, nelayan dan pelaku kegiatan wisata bahari agar mewaspadai potensi tinggi gelombang laut yang dapat mencapai 2 meter atau lebih di sekitar perairan selatan Bali.
Hal ini diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, I Made Rentin dalam keterangan tertulis yang diterima NusaBali, Senin (3/7).
"Masyarakat agar menyiapkan perlengkapan darurat, seperti senter, lampu cadangan, obat-obatan penting, air minum, makanan kering, dan lain-lain. Ini akan membantu jika terjadi pemadaman listrik atau akses terhadap pasokan makanan dan air terganggu akibat cuaca ekstrem," ujar Rentin.
Dia menambahkan masyarakat agar selalu memperhatikan informasi peringatan dini dari BMKG dan BPBD setempat khususnya peringatan dini cuaca/iklim ekstrem. BPBD Provinsi Bali bersama jejaring BPBD Kabupaten/Kota se-Bali pun siap mengoperasionalkan Tim Reaksi Cepat (TRC) dan Tim Emergency Service Response (ESR) Siap Siaga 24 Jam.
Rentin mengatakan secara klimatologis wilayah Bali sudah memasuki musim kemarau. Namun beberapa hari belakangan ini terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang di sebagian besar wilayah Bali.
Sementara Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar mengeluarkan peringatan dini terkait potensi terjadinya banjir ROB di sejumlah pesisir yang ada di Pulau Dewata.
Tercatat, ada 24 pesisir yang berpotensi terdampak ROB, dari total tersebut yang paling banyak berada wilayah Kecamatan Kuta dan Kuta Selatan.
Koordinator Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, I Nyoman Gede Wirajaya menerangkan adanya peringatan dini potensi banjir ROB yang terjadi di sejumlah pesisir di Bali berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh pihaknya.
Dari data pantauan water level dan prediksi pasang surut, diperkirakan potensi banjir ROB itu terjadi dari tanggal 5 hingga 8 Juli mendatang. "Potensi banjir ROB di sejumlah pesisir ini disebabkan adanya fase bulan baru. Sehingga berdampak pada pasang surut air laut," jelas Wirajaya, Senin kemarin.
Dijelaskannya, wilayah pesisir yang diperkirakan terdampak banjir ROB ini terjadi di 24 pesisir masing-masing Pantai Soka, Pantai Pasut, Pantai Kelanting, Pantai Yeh Gangga, Pantai Kedungu, Pantai Tanah Lot, Pantai Batu Bolong, Pantai Seminyak, Pantai Kuta, Pantai Jerman, Pantai Nusa Penida, Pantai Balangan, Pantai Padang-padang, Pantai Nunggalan, Pantai Pandawa, Pantai Nusa Dua, Pantai Serangan, Pantai Sanur, Pantai Sindu, Pantai Saba, Pantai Masceti, Pantai Lebih dan Pantai Kusamba.
"Dari total 26 pantai itu, terbanyak itu di wilayah Kuta dan Kuta Selatan," ungkapnya. Meski diprediksi terjadi di 24 pesisir pantai, Wirajaya mengaku kalau waktu banjir ROB terjadi tidak bisa diprediksi waktu pasti dan ketinggian. Begitu juga dengan lama banjir terjadi. Dia mengaku bahwa peringatan dini potensi banjir ROB ini hanya untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat yang beraktivitas di pesisir. Sehingga, hal yang tidak diinginkan terjadi bisa diantisipasi. 7 dar
1
Komentar