Vishvarupa Krishna, Apa Lagi Itu?
Nāham vedairna tapasā na dānena na cejyayā, Sakya evamvidho drastum drstavānasi mām yathā. (Bhagavad-gita, XI. 53)
Sebagaimana bentuk yang engkau lihat tadi, Aku tidak dapat dilihat baik dengan jalan pengetahuan Veda, tapa, derma (dana) maupun jalan yadnya saja.
ARJUNA terkesima ketika melihat Vishvarupa Krishna di medan Kuru Ksetra. Diceritakan wujud itu terang bagaikan ribuan sinar matahari, tak terbatas, dan agung. Krishna adalah wujud dari segala-galanya. Namun, wujud agung itu hanya dapat dilihat oleh Arjuna. Mereka yang berada dalam jalan pengetahuan, tapa, dana, dan yadnya tidak dapat melihat itu. Hanya orang terpilih dan yang berbhakti kepada Krishna yang mampu. Bahkan, Para Dewa pun tidak bisa melihat-Nya. Ini adalah kesempatan langka hanya bagi mereka yang terpilih saja. Jalan bhakti adalah satu-satunya, sebab hanya dengan jalan ini, Beliau balik mengasihi kita, menganugerahkan apapun yang menjadi kebutuhan kita. Apa maksudnya dengan ‘orang terpilih’ di sini? Apa maksudnya ‘jalan bhakti’ sebagai satu-satunya?
Di sinilah letak perdebatannya sehingga memunculkan banyak tafsir. Setiap orang yang membaca teks di atas akan memiliki penafsirannya sendiri-sendiri. Pertama, orang langsung aksi dengan pindah haluan. Dia pun mengikuti jalan bhakti, meniadakan yang lain karena posisinya lebih rendah. Orang mengira bentuk bhakti lebih tinggi posisinya dibandingkan dana, tapa, yadnya, jnana, dan yang lainnya. Kedua, ada juga yang bingung dan bertanya “mana yang benar”? Ketiga, ada yang menyatakan bahwa Krishna tidak bermaksud membeda-bedakan bentuk atau tata cara praktik. Pengandaian di atas tidak bisa ditelan mentah begitu saja. Jalan bhakti bukanlah bentuk yang berbeda dari jalan pengetahuan, dana, tapa, dan yadnya. Apapun bentuk yang dipraktikkan mesti dilandasi oleh rasa bhakti. Bhakti adalah pondasi dari semua praktik. ‘Orang terpilih’ yang dimaksudkan adalah dia yang telah mendasari tindakannya dengan bhakti.
Tapi, bukankah bhakti adalah bentuk praktik juga seperti yang lainnya? Bahkan saat ini gerakan bhakti atau bhaktisme berkembang besar di seluruh dunia, sehingga teks di atas pun memiliki interpretasi lain. Seperti apa? Baik bhakti, jnana, tapa, dana, dan yadnya mesti didasari yoga. Apapun jenis sadhana yang dipraktikkan, yoga mesti menjadi dasarnya. Tanpa yoga, segala bentuk praktik tidak mampu mengantarkan orang melihat Visvarupa Krishna. Jadi, yoga adalah dasarnya. Tapi, bukankah yoga juga salah satu bentuk praktik? Jika demikian, muncul lagi interpretasi lain. Yang dimaksudkan “berserah hanya kepada-Ku” bukanlah bhakti atau yoga, melainkan vairagya, yakni kemampuan orang mengidentifikasi pada diri sejati. Berbagai praktik yang dilakukan hanyalah untuk persiapan, memurnikan pikiran sehingga nantinya mampu menyadari diri sejatinya, mengidentifikasi diri bukan sebagai tubuh tetapi sebagai Diri Hyang Esa.
Apakah setelah mampu mengidentifikasi diri sebagai Sang Diri Sejati kemudian sudah pasti melihat Vishvarupa Krishna? Apakah ‘orang terpilih’ yang dimaksudkan adalah seorang vairagi sejati, yang dapat melihat penampakan itu? Di sini lagi menjadi titik yang memunculkan beragam interpretasi. Ada yang menyatakan dengan penuh kepastian bahwa, jika kriteria terpenuhi sebagaimana Krishna nyatakan, dipastikan Vishvarupa-Nya bisa dilihat. Sementara yang lainnya berpandangan bahwa orang yang telah mampu berada dalam identitas diri sejati tidak lagi memerlukan apa-apa. Penampakan vishvarupa tidak lagi menarik. Jika memang telah berada dalam Sang Diri Sejati, apa pentingnya penampakan itu? Baginya, berbagai jenis penampakan hanyalah permainan anak-anak. Apapun yang tampak adalah ilusi yang hadir di dalam pikiran. Dalam kesejatian, orang tidak terjebak dalam bayang-bayang keagungan.
Penampakan yang luar biasa atas wujud Krishna adalah idaman setiap orang yang tidak berada di dalam-Nya atau paling tidak bagi mereka yang masih berada di jalan-Nya. Mereka yang belum sampai akan mengharap mujizat, mengharap kehadiran sesuatu yang lebih dari penangkapan panca indriyanya sehari-hari. Sementara mereka yang telah mencapai, apapun yang dilihat oleh mata, didengar telinga, dicium hidung, dikecap lidah, dan diraba kulit adalah keagungan itu sendiri. Hal-hal yang dicerap oleh indriya sehari-hari adalah Vishvarupa itu sendiri. Vishvarupa bukanlah bentuk lain Krishna yang tersembunyi, melainkan penampakan duniawi sehari-hari. Penampakan di depan mata saat inilah Vishvarupa itu. 7
I Gede Suwantana
Bali Vedanta Society
Komentar