Euforia Pariwisata Bikin Apindo Waswas
Belajar dari pandemi Covid-19, Bali terpuruk karena tergantung pada sektor pariwisata.
DENPASAR, NusaBali
Euforia sektor pariwisata yang kembali pulih setelah terjerembab hampir 3 tahun akibat pandemi Covid-19, memunculkan rasa waswas. Diantaranya dari kalangan asosiasi pengusaha; Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). Dikhawatiri euforia berlebihan di sektor pariwisata, bisa berakibat sektor lain terabaikan.
"Kita sudah cukup pelajaran, dampak dari sektor pariwisata keras sekali," ujar Ketua Dewan Pimpinan Kota Apindo Denpasar, Anak Agung Bagus Maha Putra Sanjaya, Rabu (5/7).
Dia merujuk "bangkrutnya" industri pariwisata, karena dirajam pandemi. Hal itu menyebabkan perekonomian Bali secara keseluruhan juga terpuruk.
"Karena itu kami putuskan juga menseriusi sektor lain," ucap AA Bagus Putra Sanjaya.
Untuk di Kota Denpasar, pertanian urban yakni pertanian hidroponik merupakan potensi. Alasannya sesuai dengan karakteristik perkotaan, dengan alokasi lahan pertanian yang terbatas. Pihaknya tidak menampik, hal itu bisa ada yang menanggapi dengan skeptis. Atau naif.
"Mungkin. Namun jika bersungguh-sungguh diterapkan, pertanian hidroponik, bukan khayalan atau bukan hanya sekadar hobi," ujarnya yakin.
Dia menyebut di beberapa tempat seperti di Jogjakarta, penggiat pertanian hidroponik sudah ada yang sukses, mampu panen dengan produksi signifikan.
"Coba bayangkan, selama periode panen bisa hasilkan ratusan kilogram cabe, pada media hidroponik di perumahan," ungkapnya menyebut contoh sukses pertanian hidroponik di kota 'gudeg' Jogjakarta.
Menurutnya hal itu bisa juga diterapkan di Denpasar. Walau produksinya nanti, baru sebatas untuk konsumsi rumah tangga, namun jika penerapan hidroponik secara masif, secara keseluruhan produksinya akan memberi imbas berarti.
"Sedikit kali banyak, hasilnya tentu banyak," lanjut menyebut beberapa kegiatan pertanian hidroponik di beberapa tempat di Denpasar.
Terkait itu, Apindo Denpasar, lanjut AA Bagus Maha Putra Sanjaya, berencana untuk menjalin kerjasama dengan stakeholder terkait, seperti Dinas Pertanian dan juga kalangan kampus, sebagai inkubator bisnis.
"Pariwisata tetap unggulan, namun sektor lain (UMKM) seperti pertanian hidroponik jangan sampai terpinggirkan, karena masuk akal dikembangkan," kata pria kelahiran Amlapura, Karangasem.
Sektor lain yang akan diintensifkan adalah bisnis jasa berbasis IT, seperti block chaine. Kata dia ke depan bisnis yang berbasis IT merupakan salah satu bidang usaha yang banyak diminati. Hal itu karena dipicu pandemi Covid-19, yang menyebabkan terjadinya perubahan pola hidup maupun pola kerja.
"Yang dulu, kita kerja ke kantor, sekarang bisa work from home bahkan work from any where. Pemandangan tersebut bisa gampang ditemui di beberapa lokasi kawasan wisata seperti Canggu, Seminyak dan lainnya.
"Banyak orang dari luar yang berlibur, sekaligus dia bekerja," terangnya. Tandas AA Bagus Maha Putra Sanjaya, sektor-sektor itulah yang merupakan di luar sektor pariwisata yang tak boleh terpinggirkan.
"Pandemi, memberi pelajaran, bagaimana beratnya kalau hanya bergantung pada satu sektor saja," ingatnya. K17.
1
Komentar