Produk Asuransi Bidik Gen Z, Berikan Perlindungan Sambil Investasi
DENPASAR, NusaBali.com – Besarnya generasi Gen Z di Indonesia membuat industri asuransi melirik segmen ini, terutama Gen Z yang sudah masuk dunia kerja. Tak salah jika produk asuransi untuk Gen Z bermunculan.
Salah satunya adalah PRULink NextGen yang diluncurkan oleh Prudential. “Kami membidik khususnya generasi Z, milenial, dan keluarga muda,” terang Rusli Chan, Chief Agency Officer Prudential Indonesia saat media gathering di Denpasar pada Rabu (5/7/2023).
Mengutip data Sensus Penduduk 2020 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Gen Z menduduki peringkat populasi terbanyak di Indonesia dengan persentase 27,94%. Jika sensus ini dilakukan terhadap 270,2 juta penduduk, maka populasi Gen Z sekitar 75 juta penduduk.
Sebagai produk perlindungan jangka panjang PRULink NextGen menawarkan keunggulan usia masuk tertanggung hingga 75 tahun, dengan fleksibilitas dalam pilihan masa perlindungan 75, 85, 99 tahun.
Produk ini juga memberikan perlindungan 300% Uang Pertanggungan Meninggal Dunia karena kecelakaan ketika Periode Musim Liburan Tahun Baru atau Lebaran.
“Kelebihan lainnya adalah manfaat jenjang kehidupan atau life events benefit berupa pengajuan peningkatan Uang Pertanggungan sebesar 10% hingga Rp 1 miliar, atas peristiwa hidup yang dialami oleh Tertanggung Utama, berupa pernikahan dan/atau kelahiran sedarah dari Tertanggung Utama,” urai Rusli.
Selain itu, nasabah juga dapat menikmati loyalty bonus hingga 200% yang akan dialokasikan ke dalam Saldo Unit Premi Berkala sejak tahun ke-11 hingga tahun ke-20 Polis.
PRULink NextGen sendiri, sesuai namanya adalah Produk Asuransi Yang Dikaitkan dengan Investasi (PAYDI). Dengan mengambil produk ini, maka pengguna dapat merasakan perlindungan sekaligus berinvestasi.
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat PAYDI masih mendominasi pendapatan premi industri asuransi jiwa sebesar 57,7% di 2022. Keunikan dan kompleksitas PAYDI menjadi tantangan tersendiri bagi industri asuransi untuk mengemas dan menjual PAYDI.
Namun untuk menghindari ketidakmengertian PAYDI ini, literasi asuransi bagi masyarakat pun menjadi hal penting. Begitu juga dari sisi tenaga pemasaran, diminta memberikan penjelasan secara rinci kepada calon nasabah.
“Kalau edukasi penting sekali, kalau kita menerapkan ke tenaga pemasar berupa pelatihan-pelatihan, termasuk harus mendapat sertifikasi khusus baru layak menjual produk ini,” ujar Rusli.
Terhadap calon nasabah asuransi ini pun dibagi dalam tiga, yakni, konservatif, moderat dan konservatif. Tiga karakter ini harus mendapat penanganan berbeda-beda dan penyesuaian jenis asuransi apa yang akan diambil. Sehingga tenaga pemasar harus memberi penjelasan memuat risiko apa saja yang dapat dialami ketika masyarakat memilih berinvestasi.
“Kualitas tenaga pemasar juga terus ditingkatkan dengan melakukan pelatihan ulang dan sertifikasi tentang PAYDI, sehingga dapat memberikan informasi produk dengan lebih transparan dan tepat untuk nasabah sesuai kebutuhan dan kemampuan finansialnya,” jelas Rusli.
Selain calon nasabah mendapatkan penjelasan produk dari tenaga pemasar, Prudential Indonesia juga menyempurnakan proses penjualan PAYDI dengan menyediakan penjelasan produk dalam format video. Sehingga setiap calon nasabah akan mendapatkan pemahaman yang sama terkait produk, seperti informasi mengenai manfaat, biaya, fitur tambahan, risiko dan pengecualian produk serta adanya analisa profil risiko masing-masing calon nasabah.
Di sisi lain, kualitas tenaga pemasar juga terus ditingkatkan dengan melakukan pelatihan ulang (retraining) dan sertifikasi tentang PAYDI. “Tujuannya agar dapat memberikan informasi produk dengan lebih transparan dan tepat untuk nasabah/calon nasabah sesuai kebutuhan dan kemampuan finansialnya,” tutup Rusli.
Pada media gathering ini dihadiri pula oleh Dewi Mayasari selaku Head of Internal Communications Prudential, Paradikma Subawa (Product Marketing & Channel Activation) dan Hot Parlindungan (Agency Business Development Director Bali-Nusa Tenggara).
1
Komentar