Undagi Bade Ungkap Alasan Lahirkan Karya Inovatif
DENPASAR, NusaBali.com – Tampilan Bade yang bagian tumpengnya bisa berputar menjadi polemik di kalangan masyarakat. Keberadaan Bade Inovatif ini bukan hanya ada di Pulau Dewata, bahkan di Lampung Selatan pertamakali muncul sekitar tahun 2011.
Satu diantara perajin Bade Inovatif ini adalah Ketut Ambara Ukir. Perajin yang lahir dan bermukim di Desa Balinuraga, Lampung Selatan, menyebutkan munculnya Bade inovatif di daerahnya merupakan hal yang wajar dan cukup terkenal di kalangan masyarakat.
Sebagai perajin Bade yang sudah berkecimpung selama 15 tahun, Ketut Ambara mengungkapkan jika dirinya pertama kali membuat Bade inovatif itu sekitar 12 tahun silam.
“Kalau bilang saya pencetusnya biarkan masyarakat yang menilai, agar tidak terkesan sombong. Tetapi saya buat pertama kali itu sekitar 12 tahun yang lalu,” tutur pria yang akrab disapa Ukir Brothers.
Soal tercetusnya ide pembuatan Bade Inovatif tersebut, Ukir Brothers mengungkapkan alasannya membuat Bade yang dapat bergerak itu hanyalah sebagai ungkapan naluri saja.
Artinya, ia tidak menyukai hal yang monoton, sehingga sebagai seorang pengerajin Bade dirinya ingin membuat sebuah perkembangan tanpa menyalahi konsep dari adat dan budaya Bali.
“Kami buat Bade inovatif ini bukan karena ingin pamer seni tetapi kami tidak lepas dari konsep Tri Bhuana. Selepas itu, karena di Lampung daerah Bangsal, Banjar Pandearge ada suka dan dukanya, jadi agar tidak selalu fokus dengan dukanya, jadi kami buat konsep seperti itu agar ada rasa lega (lega, Red) lah istilahnya,” tutur perajin yang kedua orangtuanya berasal dari Nusa Penida ini.
Soal pakem pembuatan Badenya pun, terang Ukir Brothers, selama ini ia dan rekan-rekannya selalu meminta izin terlebih dahulu dengan adat setempat. Sehingga tidak menyalahi aturan di desa tersebut.
Sementara, disinggung soal alat yang digunakan untuk membuat tumpeng di Bade agar bisa memutar itu pihaknya menggunakan alat dinamo dan juga gear box. Namun sebelum prosesi pengabenan atau pembakaran, terang dia alat tersebut harus dicabut terlebih dahulu. Sebab, harga satu unit dinamo dan gear box yang mahal.
“Kalau saat pengabenan, alat tersebut tidak dibakar, terutama dinamo dan gear box karena satu unitnya bisa sampai Rp 15 juta. Tak hanya itu, kalau ada ornamen lainnya seperti Bade yang saya buat di Palembang, ada patung yang membawa tunjung juga dilepas karena di simbolkan sebagai Dewa. Sehingga kami turunkan dulu baru kami bakar,” tutur pria kelahiran 19 Februari 1975 itu.
Permintaan para konsumen dalam memesan Bade pun dikatakan Ukir Brothers berbeda-beda. Sehingga dalam proses pembuatannya, ia bisa membuat Bade dengan konsep yang berbeda dan tidak monoton. Seperti ada Bade yang dikombinasikan dengan wujud Barong dan ornamen hiasan lainnya. Harga yang dipatok pun bervariasi mulai dari Rp 130 juta hingga Rp 150 juta.
“Antusias masyarakat memesan Bade seperti ini sudah berkali-kali. Sehingga kami sebagai tukang nurut saja,” pungkasnya. *ris
1
Komentar