Digelar Sejak April Lalu, Festival Nungkalik BEM ISI Denpasar Lanjut Go International
Hadirkan Esensi Tontonan dan Pengalaman Kolaborasi Lintas Disiplin
Festival Nungkalik
Nungkalik Exhibition
Nungkalik
ISI Denpasar
I Wayan Sujana
Wayan Suklu
University of Western Australia
Nungkalik merupakan sebuah konsep yang dimaknai sebagai berkarya di luar kebiasaan, konsep ini diangkat lagi dalam Festival Nungkalik bertaraf internasional.
DENPASAR, NusaBali
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar melanjutkan rangkaian acara Festival Nungkalik yang telah digelar sejak April 2023 lalu. Kali ini, festival seni kontemporer ini mengajak serta para seniman internasional untuk ikut berkolaborasi.
Presiden BEM ISI Denpasar, Putu Durga Laksmi Devi yang juga co-curator Nungkalik Festival Internasional menyampaikan 'Nungkalik International Festival Exploring Archetypes: A Journey Through the Medium' adalah tema yang akan menjadi acuan untuk direspons para seniman, serta pengamat seni dari lima negara, yakni Australia, Amerika, Kanada, Jerman, dan Indonesia.
"Festival bertaraf internasional ini akan menghadirkan esensi tontonan untuk memberikan pengalaman dan pengetahuan kolaborasi lintas disiplin. Hal ini akan dibahas oleh para pengamat guna mematangkan pesan yang ingin disampaikan oleh masing-masing seniman," ujar Durga Laksmi Devi, Kamis (6/7). Mahasiswa akhir Prodi Seni Rupa ISI Denpasar ini menjelaskan, Festival Nungkalik skala internasional yang mengambil lokasi di kampus ISI Denpasar dan di Pantai Segara Ayu, Sanur, Denpasar ini memiliki beberapa rangkaian, meliputi sharing, discussion, workshop dan art perfomance pada tanggal 6-9 Juli 2023 dan pameran seni pada 21 Juli 2023.
Pra workshop Nungkalik x University of West Australia (UWA) pada Kamis (6/7) di kampus ISI Denpasar mengangkat tema 'Taksu Journey'. Kata Durga, 'Taksu Journey: From the Internal Body via Face to the External Body (canvas) and Expression Through Dance/Movement' dipilih sebagai konsep pra workshop, bermakna bahwa kekuatan dalam diri setiap seniman berada pada titik utama, yakni wajah.
Lebih lanjut, area sekitar dahi merupakan simbol kekuatan. Kekuatan ini tercerminkan melalui goresan otomatis masing-masing peserta. Kemudian disalurkan kepada tubuh luar yang diibaratkan dengan kanvas, selanjutnya diekspresikan melalui gerakan art perfomance dengan menggunakan kain perca sebagai bentuk pengelolaan kembali kekuatan yang telah muncul di seluruh tubuhnya.
Setelah pra workshop Nungkalik x University of Western Australia (UWA) kemarin, hari ini akan digelar workshop I mengangkat tema 'Mata Hulu', disusul workshop II pada 8 Juli 2023 bertema 'Tengah Kalpataru', dan workshop III pada 9 Juli 2023 bertajuk 'Bhumi Teben'. Agenda lainnya, berupa Open Space I pada 8 Juli 2023 bertajuk 'Mandala Samasta' dan Open Space II pada 9 Juli 2023 bertema 'Tri Tunggal'. Kemudian dilanjutkan dengan gelar pameran pada 21 Juli 2023 bertajuk 'Exploring Archetypes: A Journey Through the Medium Exhibition".
Dr I Wayan Sujana 'Suklu' SSn MSn, kurator Nungkalik Festival internasional, menyampaikan nungkalik merupakan sebuah konsep yang dimaknai sebagai berkarya di luar kebiasaan. Konsep ini diangkat lagi dalam Festival Nungkalik bertaraf internasional. Ia mengatakan, Festival Nungkalik merupakan sebuah interaksi, proses yang bersifat eksperimental konseptual. Tubuh, roh, pengalaman, medium dan tempat, merupakan entitas dasar untuk memperkuat konsep interaksi atau intermingle. Manusia, dalam hal ini seniman, hampir setiap hari (gerak, musik, visual, verbal) melakukan experiment-formating-presenting dalam perjalanan hidupnya.
Tubuh dan ingatannya mengandung pengalaman yang terus menumpuk dari hari ke hari. Kepekaan diri atas fenomena di luar diri, terlatih menjadi kepekaan substantif di dunia internalnya. Kepekaan instinctive akan muncul ketika ada hal-hal eksternal datang menghampiri.
Seniman dalam kondisi terbuka dengan insting intuitifnya, siap berinteraksi dengan hal-hal di luar dirinya. Bentuk interaksi tersebut menjadi dua bagian. Berinteraksi dengan alam dan berinteraksi dengan sesama seniman.
"Nungkalik International Festival merupakan ruang interaksi bagi para seniman. Tubuh siap siaga menjadi ruang eksperimental konseptual. Seniman berproses dengan penghayatan extraordinary dari sebelum-sebelumnya," kata Sujana Suklu, salah satu pembina BEM ISI Denpasar ini. 7 cr78
1
Komentar