Air Sungai Meluap, Jalur Denpasar-Gilimanuk Lumpuh
Banjir Kepung Tabanan, Perumahan Terendam
NEGARA, NusaBali - Hujan yang mengguyur wilayah Kabupaten Jembrana dan Tabanan sejak, Kamis (6/7) malam hingga Jumat (7/7) menyebabkan terjadinya sejumlah bencana, seperti banjir, pohon tumbang hingga tanah longsor.
Banjir pada, Jumat sore kemarin juga dilaporkan memutus akses lalu lintas di Jalan Denpasar-Gilimanuk di Banjar Pasar, Desa Gumbrih, Kecamatan Pekutatan, Jembrana.
Informasi yang dihimpun NusaBali, banjir akibat luapan Sungai Gumbrih yang terjadi pada pukul 14.00 Wita itu membuat pihak kepolisian mengarahkan arus lalu lintas dari Denpasar maupun Gilimanuk untuk mencari jalur alternatif ke wilayah Buleleng. Upaya pengalihan arus itu dilakukan selama 2 jam sebelum akhirnya banjir surut pada pukul 16.00 Wita. Kemacetan cukup parah tak terelakkan di jalur utama Denpasar-Gilimanuk akibat banjir tersebut.
Sesuai data Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana dan data lapangan yang dihimpun NusaBali, Jumat kemarin terdapat 3 titik bencana pohon tumbang dan 2 bencana tanah longsor akibat cuaca. Ketiga bencana pohon tumbang itu terjadi di Jalan Umun Denpasar-Gilimanuk, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana, Jalan Pulau Irian, Desa Budeng, Kecamatan Jembrana, dan di jalan pedesaan Banjar Munduk, Desa Dangin Tukadaya, Kecamatan Jembrana. Seluruh pohon tumbang yang sempat menutup akses jalan itu, sudah ditangani Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Jembrana.
Sementara bencana longsor terjadi tanah longsor di pinggir jalan pedesaan yang sempat menimbun areal pekarangan salah satu rumah warga di Banjar Pendem, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya. Bencana longsor juga terjadi di pinggiran proyek renovasi Jembatan Nusa Ceningan, Banjar Anyar-Banjar Taman, Desa Batuagung, Jembrana. Di sisi timur jembatan di wilayah Banjar Anyar, longsor menggerus senderan serta akses jalan keluar-masuk rumah 4 kepala keluarga (KK). Sedangan di sisi barat jembatan di wilayah Banjar Taman, longsor menggerus senderan dan merobohkan sebuah tiang listrik.
Di samping bencana pohon tumbang dan longsor, juga dipetakan adanya banjir di sejumlah wilayah Kecamatan Negara dan Jembrana. Diantaranya banjir di salah satu kawasan perumahan di Lingkungan Tinyeb, Kelurahan Banjar Tengah, Kecamatan Negara, Jembrana. Banjir di Lingkungan Awen, Kelurahan Lelateng, Kecamatan Negara yang menggenangi 7 rumah warga. Banjir juga terjadi di Jalan Ngurah Rai, wilayah Kelurahan Pendem serta Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana, yang merendam jalan dan 1 rumah warga.
Banjir yang cukup parah, diketahui terjadi di Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, dan Desa Pengambengan, Kecamatan Negara. Di Desa Kaliakah sendiri, dilaporkan ada sekitar 50 rumah warga di Banjar Kaliakah yang tergenang banjir dari luapan Sungai Kaliakah.
Sedangan di Desa Pengambengan, dilaporkan ada ratusan rumah warga di dua banjar, yakni Banjar Munduk dan Banjar Kelapa Balian yang kebanjiran. Selain rumah warga, berbagai fasilitas umum, salah satunya Sirkuit All in One di Pengambengan juga dilaporkan terendam dengan ketinggian air mencapai sekitar 50 centimeter.
"Kerugian materi, ada berupa kerusakan lahan pertanian dan kerusakan peralatan rumah tangga," ujar Kepala Pelaksana BPBD Jembrana I Putu Agus Artana Putra, Jumat kemarin.
Foto: Polisi saat melakukan evakuasi di Perumahan Panorama Sanggulan, Tabanan menggunakan perahu karet, Jumat (7/7). -IST
Kondisi serupa juga terjadi di Kabupaten Tabanan yang dikepung banjir akibat hujan yang turun nonstop sejak, Kamis sore. Banjir terparah terpantau di Kecamatan Kediri hingga membuat tiga perumahan dan sekolah tenggelam. Bahkan kejadian tersebut juga sempat membuat dua mobil hanyut.
Tiga perumahan yang terendam banjir, yakni Perumahan Griya Multi Jadi (GMJ), Perumahan Panorama, dan Perumahan Pesona Jadi di Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri. Tiga perumahan ini terendam banjir hingga seleher orang dewasa karena Sungai Yeh Dati yang berada di timur perumahan meluap akibat debit air yang tinggi.
Kemudian SD Bali Primary School dan TK Grawing Three di kawasan Banjar Sanggulan, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri juga terendam banjir. Sementara dua mobil yang hanyut masing-masing milik Dewa Putu Warnata yang tinggal di Perumahan BCA Land. Mobil Xenia nopol DK 1040 MF ini awalnya parkir di depan rumah. Kemudian Jumat siang sekitar pukul 12.00 Wita air Sungai Yeh Dati meluap menyebabkan mobil hanyut di sekitaran perumahan.
Kemudian mobil lainnya yang nyaris hanyut milik Ketua PAC PDIP Kediri I Wayan Mulyadi di Desa Nyitdah, Kecamatan Kediri. Mobil yang nyaris hanyut ini jenis landcruiser nopol DK 600 D. Awalnya mobil ini dikendarai istri bersama anak Nyoman Mulyadi, Kamis (6/7) malam. Rencana hendak melewati jalur sungai menyeberang dari Desa Nyitdah ke Desa Pejaten.
Tiba-tiba saja air Sungai Yeh Dati meluap dan mobil terpeleset beruntung mereka berhasil diselamatkan. Malam itu pula mobil hanya diikat saja agar tidak masuk sungai. Lalu Jumat kemarin sekitar pukul 14.00 Wita mobil baru dilakukan pengecekan.
Plt Kalak BPBD Tabanan, I Nyoman Sri Nadha Giri mengatakan hasil rekapan sementara bencana di Tabanan tercatat 31 titik. Selain banjir ada pula tanah longsor yang menutup setengah badan jalan di Banjar Piling, Desa Mangesta, Kecamatan Penebel. "Kita akan terus melakukan pendataan, total awal baru 31 titik bencana," jelasnya.
Menurut dia, untuk peristiwa banjir di tiga perumahan tersebut sudah tertangani. Tinggi air memang sampai seleher orang dewasa. Dari tiga perumahan itu khusus warga yang tinggal di Perumahan Panorama sebanyak 28 KK sudah mengungsi ke SDN 6 Banjar Anyar. "Yang dua perumahan lainnya kita sudah bersihkan gorong-gorong dan sudah aman serta tidak ada warga yang mengungsi hanya di Panorama saja," katanya.
Dia pun mengimbau kepada masyarakat Tabanan karena saat ini cuaca belum bersahabat diminta selalu waspada. Dan melaporkan segera ke pemerintah bila terdampak bencana alam. 7 des, ode
1
Komentar