Ayah-Anak Ditemukan Tewas dalam Kamar
Diduga Usai Habisi Anak, Ayah Bunuh Diri
DENPASAR, NusaBali - Seorang ayah dan putrinya, yakni Made Sudi Antara,47, dan Putu Rita Pravista Devi,26, ditemukan tewas di dalam kamar lantai dua rumah mereka di Jalan Bukit Tunggal Nomor 7, Lingkungan Alangkajeng Gede, Kelurahan Pemecutan, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar, Kamis (6/7) pukul 11.30 Wita. Dugaan sementara keduanya tewas karena dibunuh dan bunuh diri.
Diduga terlebih dahulu Putu Rita Pravista Devi yang menderita lumpuh dan autis sejak lahir terlebih dahulu diberikan racun HCL oleh ayahnya hingga meninggal. Setelah itu Sudi Antara menyusul bunuh diri dengan cara menyayat pergelangan tangan kirinya memakai pisau cutter. Aksi pembunuhan dan bunuh diri itu dilakukan oleh Made Sudi Antara karena diduga ingin mati bersama anak kesayangannya Putu Rita Pravista Devi.
"Berdasarkan fakta-fakta yang ada kami pihak keluarga menduga keponakan saya itu (Made Sudi Antara) stres. Dia tidak membenci anaknya tetapi dia ingin mati bersama anaknya. Mengapa diduga demikian? Kalau dia benci sama anaknya tidak mungkin dia bunuh diri. Anaknya (Putu Rita Pravista Devi) dirawatnya dengan baik selama 26 tahun," beber Made Sudiana yang merupakan paman dari Made Sudi Antara saat ditemui di rumah duka sekaligus lokasi TKP, Jumat (7/7) sore.
Sebelum keduanya ditemukan tewas di dalam kamar di lantai dua rumah tersebut, Kamis sekitar pukul 10.00 Wita, Made Sudi Antara memandikan anaknya Putu Rita. Setelah itu keduanya menuju lantai dua. Semua keluarga yang ada di rumah tidak ada yang curiga akan terjadi peristiwa berdarah itu. Sekitar pukul 11.00 Wita, Kadek Dananjaya Antara Putra,21, yang merupakan anak kedua dari Made Sudi Antara menuju ke kamar di lantai dua.
Pada saat pintu dibuka kamar tersebut dipenuhi asap dan ada bau zat kimia. Pada saat itu Dananjaya melihat ayah dan kakaknya terkapar di lantai. Selain itu banyak darah segar di lantai kamar tersebut.
"Mengetahui kejadian itu kita semua yang ada di lantai satu kaget dan langsung menuju ke lantai dua. Pada saat itu kami melihat keponakan saya Made Sudi Antara masih hidup langsung dievakuasi ke RSUP Prof IGNG Ngoerah Denpasar untuk mendapatkan pertolongan. Sayangnya nyawanya tidak tertolong," ungkap Made Sudiana yang kemarin didampingi anggota keluarga lainnya. Guna mengungkap kejadian itu pihak keluarga lapor ke Polresta Denpasar.
Menerima laporan tentang adanya kejadian tersebut aparat kepolisian mendatangi lokasi TKP untuk melakukan penyelidikan. Di lokasi polisi menemukan botol racun HCL.
Awalnya polisi tidak menemukan senjata tajam yang digunakan untuk melukai tangan Made Sudi Antara. Namun malam hari (Kamis malam) barulah ditemukan pisau cutter kecil dan pendek di sela meja TV. "Kami percaya profesionalisme dari kepolisian. Meskipun kami tahu cerita dari awal sampai adanya kejadian itu polisi tidak percaya begitu saja. Ditambah lagi kemarin setelah mengevakuasi kedua korban kami membersihkan darah di kamar itu. Sepertinya polisi mencurigai sesuatu. Namun setelah pisau ditemukan barulah polisi membuat dugaan awal bahwa sebelum Made Sudi Antara bunuh diri terlebih dahulu dia meracuni anaknya dengan HCL," beber Made Sudiana.
Meskipun data dan fakta semakin kuat bahwa dalam kejadian itu tidak ada pihak lain lagi selain hanya kedua korban, polisi tetap membutuhkan hasil pemeriksaan medis. "Dugaan keluarga dan dugaan polisi kemarin setelah barang bukti ditemukan sama, yaitu anaknya dibunuh terlebih dahulu pakai racun. Dugaan itu karena di wajah anaknya ditemukan luka bakar. Selain itu kamar juga dipenuhi asap akibat zat kimia. Setelah itu barulah Made Sudi Antara menyayat tangannya sendiri pakai pisau," lanjut Sudiana.
Hingga kemarin sore pihak kepolisian belum mengeluarkan surat hasil penyelidikan. Pihak keluarga korban pun belum berani melakukan prosesi upacara terhadap kedua jenazah yang hingga kemarin masih dititipkan di kamar jenazah RSUP Prof Ngoerah Denpasar.
"Kalau surat hasil penyelidikannya keluar hari ini (kemarin) berarti proses kremasi akan digelar pada, Minggu (9/7) besok. Kalau suratnya tunda besok atau lusa maka kremasi digelar, Sabtu (15/7) depan. Meskipun kami ikhlas dan percaya kejadian ini tidak melibatkan pihak lain tetapi kami taat proses hukum yang sedang dijalankan polisi," pungkasnya.
Dikonfirmasi terpisah Kasi Humas Polresta Denpasar, AKP Ketut Sukadi membenarkan adanya kejadian tersebut. Sayangnya AKP Sukadi mengaku belum mendapatkan data kronologis kejadiannya. "Peristiwa itu benar terjadi, tetapi saya belum bisa berkomentar banyak karena belum tahu kronologisnya," ungkap AKP Sukadi singkat. 7 pol
1
Komentar