4 Orang Meninggal Tertimbun Longsor
Pasutri di Bangli meninggal tertimbun longsor, keluarga yang selamat tak memiliki tempat tinggal. Di Karangasem, jenazah kakek dan cucunya baru tuntas dievakuasi setelah dua hari pencarian.
BANGLI, NusaBali - Musibah tanah longsor yang terjadi di Banjar Brahmana Bukit, Kelurahan Cempaga, Kecamatan/Kabupaten Bangli, memakan korban jiwa. Pasangan suami istri (pasutri), Ida Bagus Eka Widya Cipta, 40, dan Ida Ayu Putu Mutiari, 38, meninggal akibat tertimbun longsor pada Jumat (7/7) malam. Anggota keluarga yang selamat kini tidak memiliki tempat tinggal.
Sementara di Banjar Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Karangasem, seorang kakek I Wayan Tunas, 78, bersama cucunya I Komang Aditya, 15, meninggal tertimbun tanah longsor pada Kamis (6/7) malam. Jenazah Wayan Tunas bisa dievakuasi pada Jumat (7/7), sedangkan jenazah Aditya baru bisa dievakuasi pada Sabtu sore kemarin.
Informasi yang terhimpun, tebing areal Bukit Bangli tepat di wilayah Banjar Brahmana Bukit longsor dan menghantam pemukiman warga. Keluarga dalam satu pekarangan menjadi korban dalam musibah tersebut.
Diketahui di pekarangan tersebut terdapat dua kepala keluarga (KK). Pada saat kejadian, di rumah tersebut ada 9 orang. Dua di antaranya meninggal dunia. Korban meninggal yakni Ida Bagus Eka Widya Cipta, 40, dan istrinya, Ida Ayu Putu Mutiari, 38.
Sedangkan korban selamat adalah, Ida Ayu Nadia Meteri, 20, Ida Ayu Trisna Mirayanti, 19, Ida Ayu Manik Astiti, 60, Ida Ayu Sriwartini, 51, Ida Ayu Made Astini, 67, Ida Ayu Ega Dania Santika, 8, Ida Bagus Esa Putra, 12, dan Anak Agung Sumiati, 60.
Kapolsek Bangli Kompol I Made Dwi Puja Rimbawa mengatakan tanah longsor dilaporkan ke Polsek Bangli pada Jumat (7/7) sekitar pukul 18.50 Wita. Petugas yang mendatangi lokasi, dapat informasi bahwa ada dua orang yang tertimbun. Karena material longsor yang besar, maka diperlukan alat berat. Selang beberapa waktu, alat berat tiba di lokasi. Proses evakuasi berlangsung cukup lama, karena belum diketahui titik pasti keberadaan korban. Selain itu kondisi saat proses evakuasi yang melibatkan tim gabungan bersama masyarakat, cuaca masih hujan.
“Pada Sabtu (8/7) sekitar pukul 01.00 Wita korban berhasil dievakuasi,” ungkap Kompol Rimbawa, Sabtu kemarin.
Kedua korban ditemukan bersebelahan dan kondisi sudah meninggal dunia. Kemudian jenazah korban langsung dievakuasi ke RSU Bangli.
Korban selamat Ida Ayu Nadia Meteri, 20, dan Ida Ayu Trisna Mirayanti, 19, menuturkan di sekitar pukul 18.35 Wita, dirinya berada di dalam rumah. Begitu juga dengan anggota keluarga yang lainnya. Kemudian terdengar suara gemuruh. Begitu pintu kamar dibuka, di depan sudah dipenuhi tanah dan dahan pepohonan.
Ada kamar yang masih terselamatkan, maka kamar tersebut digunakan untuk tempat berteduh. Kakak adik ini kemudian menghubungi kerabat untuk meminta pertolongan. “Posisi tanah tinggi, kami keluar dengan memanjat. Kami saling dorong untuk bisa naik. Ada kakak (saudara) yang bantu narik,” ucapnya.
Setelah bisa melewati longsor tersebut, baru diketahui bahwa dua anggota keluarga yakni Ida Bagus Eka Widya dan istri Ida Ayu Putu Mutiari, tidak ada. Sebelum kejadian longsor, keduanya diketahui berada di dapur. Namun saat ditemukan posisinya berada di depan kamar tidur. “Mungkin saat itu mereka mencoba untuk menyelamatkan diri,” kata Ida Ayu Nadia, sembari menambahkan korban lainnya mengalami luka lecet dan lebam.
Pasca musibah tersebut, pihak keluarga tidak memiliki tempat tinggal. Rumah dan barang lainnya sudah tertimbun. “Yang saya pikirkan dokumen-dokumen dan barang lainnya seperti laptop,” kata Ida Ayu Nadia yang merupakan mahasiswa UNHI Denpasar.
Menurut Ida Ayu Nadia, pihaknya bersama anggota keluarga lainnya sudah mendapat pemeriksaan kesehatan dari petugas puskesmas. Dia berharap ada bantuan dari pemerintah atau pihak lainnya. Selain untuk tempat tinggal, diperlukan juga pakaian. Diakui, saat ini pihaknya masih menumpang di rumah kerabatnya. “Kami tidak ada tempat tinggal lagi. Saat ini kami menumpang di rumah keluarga,” ucapnya.
Sementara itu kerabat Ida Bagus Eka Widya yakni Ida Bagus Nyoman Suarnirarta, menyampaikan untuk saat ini jenazah masih dititip di RSU Bangli. Untuk upacara masih akan dilakukan rembuk dengan pihak keluarga. “Dalam waktu dekat akan dilaksanakan palebon, apakah nanti akan diikutkan dalam upacara tersebut, kami masih akan bicarakan dulu,” kata Ida Bagus Suarnirarta.
Ida Bagus Suarnirarta menambahkan lokasi longsor dekat dengan pemukiman. Karena dinilai masih rawan, anggota keluarganya juga ikut diungsikan. “Rumah saya tepat di sebelah rumah yang kena longsor. Di areal sini masih keluarga besar. Setelah kejadian ini kami memindahkan anggota keluarga lainnya demi keamanan,” ucapnya.
Ida Bagus Eka Widya Cipta diketahui merupakan ASN di lingkungan Pemkab Bangli, tepatnya Dinas Lingkungan Hidup Bangli.
Kepala Dinas LH Bangli Putu Ganda Wijaya mengatakan musibah ini begitu tiba-tiba. Salah seorang stafnya menjadi korban. “Semoga almarhum mendapat tempat di sisi-Nya. Keluarga diberikan ketabahan, lebih-lebih lagi anak-anak almarhum yang masih kecil. Semoga tabah dan diberikan kemudahan untuk melanjutkan cita-cita ke depannya,” kata Putu Ganda.
Sementara di Banjar Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Karangasem, seorang kakek I Wayan Tunas, 78, bersama cucunya I Komang Aditya, 15, meninggal tertimbun tanah longsor pada Kamis (6/7) malam. Jenazah Wayan Tunas bisa dievakuasi pada Jumat (7/7), sedangkan jenazah Aditya baru bisa dievakuasi pada Sabtu sore kemarin.
Informasi yang terhimpun, tebing areal Bukit Bangli tepat di wilayah Banjar Brahmana Bukit longsor dan menghantam pemukiman warga. Keluarga dalam satu pekarangan menjadi korban dalam musibah tersebut.
Diketahui di pekarangan tersebut terdapat dua kepala keluarga (KK). Pada saat kejadian, di rumah tersebut ada 9 orang. Dua di antaranya meninggal dunia. Korban meninggal yakni Ida Bagus Eka Widya Cipta, 40, dan istrinya, Ida Ayu Putu Mutiari, 38.
Sedangkan korban selamat adalah, Ida Ayu Nadia Meteri, 20, Ida Ayu Trisna Mirayanti, 19, Ida Ayu Manik Astiti, 60, Ida Ayu Sriwartini, 51, Ida Ayu Made Astini, 67, Ida Ayu Ega Dania Santika, 8, Ida Bagus Esa Putra, 12, dan Anak Agung Sumiati, 60.
Kapolsek Bangli Kompol I Made Dwi Puja Rimbawa mengatakan tanah longsor dilaporkan ke Polsek Bangli pada Jumat (7/7) sekitar pukul 18.50 Wita. Petugas yang mendatangi lokasi, dapat informasi bahwa ada dua orang yang tertimbun. Karena material longsor yang besar, maka diperlukan alat berat. Selang beberapa waktu, alat berat tiba di lokasi. Proses evakuasi berlangsung cukup lama, karena belum diketahui titik pasti keberadaan korban. Selain itu kondisi saat proses evakuasi yang melibatkan tim gabungan bersama masyarakat, cuaca masih hujan.
“Pada Sabtu (8/7) sekitar pukul 01.00 Wita korban berhasil dievakuasi,” ungkap Kompol Rimbawa, Sabtu kemarin.
Kedua korban ditemukan bersebelahan dan kondisi sudah meninggal dunia. Kemudian jenazah korban langsung dievakuasi ke RSU Bangli.
Korban selamat Ida Ayu Nadia Meteri, 20, dan Ida Ayu Trisna Mirayanti, 19, menuturkan di sekitar pukul 18.35 Wita, dirinya berada di dalam rumah. Begitu juga dengan anggota keluarga yang lainnya. Kemudian terdengar suara gemuruh. Begitu pintu kamar dibuka, di depan sudah dipenuhi tanah dan dahan pepohonan.
Ada kamar yang masih terselamatkan, maka kamar tersebut digunakan untuk tempat berteduh. Kakak adik ini kemudian menghubungi kerabat untuk meminta pertolongan. “Posisi tanah tinggi, kami keluar dengan memanjat. Kami saling dorong untuk bisa naik. Ada kakak (saudara) yang bantu narik,” ucapnya.
Setelah bisa melewati longsor tersebut, baru diketahui bahwa dua anggota keluarga yakni Ida Bagus Eka Widya dan istri Ida Ayu Putu Mutiari, tidak ada. Sebelum kejadian longsor, keduanya diketahui berada di dapur. Namun saat ditemukan posisinya berada di depan kamar tidur. “Mungkin saat itu mereka mencoba untuk menyelamatkan diri,” kata Ida Ayu Nadia, sembari menambahkan korban lainnya mengalami luka lecet dan lebam.
Pasca musibah tersebut, pihak keluarga tidak memiliki tempat tinggal. Rumah dan barang lainnya sudah tertimbun. “Yang saya pikirkan dokumen-dokumen dan barang lainnya seperti laptop,” kata Ida Ayu Nadia yang merupakan mahasiswa UNHI Denpasar.
Menurut Ida Ayu Nadia, pihaknya bersama anggota keluarga lainnya sudah mendapat pemeriksaan kesehatan dari petugas puskesmas. Dia berharap ada bantuan dari pemerintah atau pihak lainnya. Selain untuk tempat tinggal, diperlukan juga pakaian. Diakui, saat ini pihaknya masih menumpang di rumah kerabatnya. “Kami tidak ada tempat tinggal lagi. Saat ini kami menumpang di rumah keluarga,” ucapnya.
Sementara itu kerabat Ida Bagus Eka Widya yakni Ida Bagus Nyoman Suarnirarta, menyampaikan untuk saat ini jenazah masih dititip di RSU Bangli. Untuk upacara masih akan dilakukan rembuk dengan pihak keluarga. “Dalam waktu dekat akan dilaksanakan palebon, apakah nanti akan diikutkan dalam upacara tersebut, kami masih akan bicarakan dulu,” kata Ida Bagus Suarnirarta.
Ida Bagus Suarnirarta menambahkan lokasi longsor dekat dengan pemukiman. Karena dinilai masih rawan, anggota keluarganya juga ikut diungsikan. “Rumah saya tepat di sebelah rumah yang kena longsor. Di areal sini masih keluarga besar. Setelah kejadian ini kami memindahkan anggota keluarga lainnya demi keamanan,” ucapnya.
Ida Bagus Eka Widya Cipta diketahui merupakan ASN di lingkungan Pemkab Bangli, tepatnya Dinas Lingkungan Hidup Bangli.
Kepala Dinas LH Bangli Putu Ganda Wijaya mengatakan musibah ini begitu tiba-tiba. Salah seorang stafnya menjadi korban. “Semoga almarhum mendapat tempat di sisi-Nya. Keluarga diberikan ketabahan, lebih-lebih lagi anak-anak almarhum yang masih kecil. Semoga tabah dan diberikan kemudahan untuk melanjutkan cita-cita ke depannya,” kata Putu Ganda.
Foto: Pasutri Ida Bagus Eka Widya Cipta dan Ida Ayu Putu Mutiari, semasa hidup. -IST
Menurut Putu Ganda, Ida Bagus Eka Widya bertugas sebagai staf penebangan. Yang bersangkutan termasuk pegawai yang rajin, bekerja sesuai aturan jam kerja.
“Ucapan terima kasih tak terhingga buat almarhum yang sudah sangat mendukung tugas di Dinas LH semasa masih aktif,” imbuh Putu Ganda.
Sementara di Karangasem, seorang kakek I Wayan Tunas, 78, bersama cucunya I Komang Aditya, 15, meninggal tertimbun tanah longsor di Banjar Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Karangasem pada Kamis (6/7) malam. Evakuasi terhadap dua jenazah tuntas dilakukan setelah dua hari petugas gabungan melakukan pencarian.
Sebenarnya hari pertama berhasil mengevakuasi jenazah Wayan Tunas, Jumat (7/7). Selanjutnya evakuasi hari kedua, Sabtu kemarin pukul 16.00 Wita, berhasil mengangkat jenazah Aditya.
Longsor yang terjadi yang mengakibatkan sekeluarga tertimbun, karena seluruh bangunan rumah terkubur dan terdorong ke jurang sedalam 60 meter pada Kamis (6/7) pukul 21.00 Wita.
Rumah yang posisinya di ketinggian, jauh dari tetangga, selama ini dihuni sepasang kakek dan nenek, I Wayan Tunas, 78, Ni Nyoman Ririg, 75, serta seorang cucu I Komang Aditya, yang masih berstatus siswa kelas IX/A SMPN 6 Abang. Pada peristiwa itu hanya Ni Nyoman Ririg yang selamat dalam kondisi patah kaki kiri, luka di siku kiri dan perut. Dia kini dirawat di RSUD Karangasem.
Menurut Ni Nyoman Ririg yang ditemui di RSUD Karangasem, di malam kejadian tidak ada warga yang mengetahui, karena suasana gelap, listrik padam, dan lokasinya jauh dari tetangga.
Kebetulan malam itu salah satu kemenakan korban I Ketut Rudit melintas di dekat lokasi kejadian, menyaksikan rumah korban telah tertimbun longsor dan kondisinya gelap. Ketut Rudit berupaya mencari kerabatnya, namun hanya mendapati Ni Nyoman Ririg, dalam kondisi setengah badannya tertimbun tanah dan terjepit kayu bangunan. Ketut Rudit berusaha mengevakuasi, lalu membawa Ni Nyoman Ririg ke RSUD Karangasem.
Sedangkan petugas gabungan baru menemukan jenazah Wayan Tunas, keesokan harinya, Jumat (7/7) sore, dalam kondisi tanpa mengenakan baju, hanya memakai celana pendek hitam.
Pencarian hari kedua dengan melibatkan anjing pelacak dari Polda Bali, berhasil menemukan lokasi korban Aditya, berlanjut melakukan evakuasi, kemudian petugas gabungan menitipkan kedua jenazah itu di rumah kerabatnya yang terdekat.
Wayan Tunas meninggalkan seorang istri, 6 anak, dan 9 cucu.
Selama ini Aditya tinggal bersama kakek dan neneknya karena sekolah di SMPN 6 Abang. Kedua orangtuanya, I Ketut Ariana dan Ni Luh Sudarmi, bekerja dan tinggal di Kelurahan Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Badung.
Mengenai upacara kedua korban, salah seorang putra almarhum Wayan Tunas, I Komang Arnadi, mengaku telah menggelar upacara menguburkan jenazah atau makingsan ring pertiwi di Setra Desa Adat Ngis, Sabtu sore kemarin. “Kedua jenazah langsung kami antar lalu menggelar upacara menguburkan jenazah di Setra Desa Adat Ngis,” ucap Arnadi.
“Setelah kedua korban kami temukan, pencarian kami tutup,” kata Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem I Gusti Ngurah Eka.
Kepala Pelaksana BPBD Ida Bagus Ketut Arimbawa, menambahkan petugas gabungan melakukan pencarian sejak Jumat (7/7) hingga Sabtu (8/7). “Sempat kesulitan mencari korban, karena materi longsor cukup dalam dan medannya di kemiringan, cukup jauh dari jalan raya. Tim gabungan dapat bantuan anjing pelacak dari Polda Bali untuk mencari posisi korban,” kata Ida Bagus Arimbawa.
Turut membantu evakuasi korban petugas Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem, BPBD Karangasem, Polsek Abang, Koramil Abang, perangkat Desa Tribuana, dan masyarakat setempat. 7 esa, k16
Komentar