Lumajang Tetapkan Tanggap Darurat 14 Hari
Banjir lahar dingin Gunung Semeru juga mengakibatkan empat jembatan putus
SURABAYA, NusaBali - Bupati Lumajang Thoriqul Haq menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari, menyusul terjadinya banjir lahar dingin Gunung Semeru, yang menerjang beberapa desa di wilayahya dan mengakibatkan empat jembatan putus.
"Saya sudah menetapkan tanggap darurat selama 14 hari, saya menugaskan Pak Sekda untuk menunjuk satgas darurat bencana," kata Thoriq saat meninjau lokasi pengungsian di Balai Desa Jarit Kecamatan Candipuro, Jumat (7/7/) malam seperti dilansir CNNIndonesia.com.
Menurut Thoriq, cuaca ekstrem dengan intensitas hujan tinggi selama beberapa hari ini mengakibatkan banjir dan tanah longsor di beberapa wilayah. Bahkan, terjangan keras material lahar dingin Semeru juga mengakibatkan beberapa jembatan mengalami kerusakan hingga terputus total.
Karena itu, menurut Thoriq fokus utama saat ini adalah keselamatan jiwa. Ia pun mengimbau agar warga di tepian sungai untuk mengungsi, sampai kondisi dipastikan aman.
"Masyarakat yang ada di tepian lahar kami evakuasi di tempat pengungsian di beberapa balai desa termasuk yang ada di Balai Desa Jarit ini," ucapnya.
Ia menambahkan, Pemkab Lumajang akan terus melakukan asesmen untuk menginventarisir dampak yang ditimbulkan akibat bencana alam ini.
"Yang perlu kami segerakan adalah normalisasi akses segera bisa diurai, dibersihkan, berikutnya kami akan menginventarisir infrastruktur yang perlu kami benahi kembali, beberapa jembatan yang ada di jalan kabupaten juga terputus kami inventarisir," ucap dia.
Setidaknya empat jembatan terputus akibat terjangan material lahar dingin. Yakni jembatan penghubung Desa Kloposawit dengan Desa Tumpeng di Kecamatan Candipuro, Jembatan Kali Regoyo penghubung Desa Jugosari dengan Dusun Kebondeli Selatan di Candipuro.
Kemudian jembatan penghubung Desa Tumpeng dan Desa Nguter di Candipuro, dan Jembatan penghubung Lumajang-Malang di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo.
Tidak hanya menyebabkan 4 jembatan putus, Satriyo mengatakan bahwa imbas banjir lahar dingin Semeru itu sejumlah lokasi di Lumajang dilakukan penutupan jalan.
"Di masing-masing lokasi jembatan yang putus, perangkat desa dan juga pihak terkait telah melakukan penutupan akses menuju lokasi," ujarnya.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) langsung menangani sejumlah jembatan yang putus akibat bencana banjir lahar dingin dan tanah longsor di Kabupaten Lumajang.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, seperti dilansir Antara Sabtu, mengatakan, pihaknya telah menginstruksikan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga untuk segera melakukan asesmen dan menentukan tindak lanjut penanganan jembatan yang putus.
"Selanjutnya, kami juga akan mengoordinasikan lebih lanjut dengan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa-Bali," katanya.
Sementara itu, berdasarkan data yang dihimpun l Dinas Sosial PPPA Lumajang, hingga pukul 23.00 WIB, Jumat (7/7), jumlah pengungsi mencapai 493 jiwa, mereka tersebar di beberapa titik pengungsian.
Seperti diketahui, bencana lahar dingin Semeru itu terjadi usai hujan dengan intensitas tinggi mengguyur lereng gunung tertinggi di Jawa itu. Imbasnya, debit air di Daerah Aliran Sungai lahar Gunung Semeru meningkat dan menerjang jembatan juga meluber hingga ke jalan.
Berdasarkan data BPBD Jatim hingga pukul 20.00 WIB, banjir lahar dingin berimbas di lima desa yang ada di dua kecamatan. Yakni Desa Sidomulyo dan Pronojiwo di Kecamatan Pronojiwo, kemudian Desa Jugosari, Desa Kloposawit, dan Desa Tumpeng di Kecamatan Candipuro. 7
"Saya sudah menetapkan tanggap darurat selama 14 hari, saya menugaskan Pak Sekda untuk menunjuk satgas darurat bencana," kata Thoriq saat meninjau lokasi pengungsian di Balai Desa Jarit Kecamatan Candipuro, Jumat (7/7/) malam seperti dilansir CNNIndonesia.com.
Menurut Thoriq, cuaca ekstrem dengan intensitas hujan tinggi selama beberapa hari ini mengakibatkan banjir dan tanah longsor di beberapa wilayah. Bahkan, terjangan keras material lahar dingin Semeru juga mengakibatkan beberapa jembatan mengalami kerusakan hingga terputus total.
Karena itu, menurut Thoriq fokus utama saat ini adalah keselamatan jiwa. Ia pun mengimbau agar warga di tepian sungai untuk mengungsi, sampai kondisi dipastikan aman.
"Masyarakat yang ada di tepian lahar kami evakuasi di tempat pengungsian di beberapa balai desa termasuk yang ada di Balai Desa Jarit ini," ucapnya.
Ia menambahkan, Pemkab Lumajang akan terus melakukan asesmen untuk menginventarisir dampak yang ditimbulkan akibat bencana alam ini.
"Yang perlu kami segerakan adalah normalisasi akses segera bisa diurai, dibersihkan, berikutnya kami akan menginventarisir infrastruktur yang perlu kami benahi kembali, beberapa jembatan yang ada di jalan kabupaten juga terputus kami inventarisir," ucap dia.
Setidaknya empat jembatan terputus akibat terjangan material lahar dingin. Yakni jembatan penghubung Desa Kloposawit dengan Desa Tumpeng di Kecamatan Candipuro, Jembatan Kali Regoyo penghubung Desa Jugosari dengan Dusun Kebondeli Selatan di Candipuro.
Kemudian jembatan penghubung Desa Tumpeng dan Desa Nguter di Candipuro, dan Jembatan penghubung Lumajang-Malang di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo.
Tidak hanya menyebabkan 4 jembatan putus, Satriyo mengatakan bahwa imbas banjir lahar dingin Semeru itu sejumlah lokasi di Lumajang dilakukan penutupan jalan.
"Di masing-masing lokasi jembatan yang putus, perangkat desa dan juga pihak terkait telah melakukan penutupan akses menuju lokasi," ujarnya.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) langsung menangani sejumlah jembatan yang putus akibat bencana banjir lahar dingin dan tanah longsor di Kabupaten Lumajang.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, seperti dilansir Antara Sabtu, mengatakan, pihaknya telah menginstruksikan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga untuk segera melakukan asesmen dan menentukan tindak lanjut penanganan jembatan yang putus.
"Selanjutnya, kami juga akan mengoordinasikan lebih lanjut dengan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa-Bali," katanya.
Sementara itu, berdasarkan data yang dihimpun l Dinas Sosial PPPA Lumajang, hingga pukul 23.00 WIB, Jumat (7/7), jumlah pengungsi mencapai 493 jiwa, mereka tersebar di beberapa titik pengungsian.
Seperti diketahui, bencana lahar dingin Semeru itu terjadi usai hujan dengan intensitas tinggi mengguyur lereng gunung tertinggi di Jawa itu. Imbasnya, debit air di Daerah Aliran Sungai lahar Gunung Semeru meningkat dan menerjang jembatan juga meluber hingga ke jalan.
Berdasarkan data BPBD Jatim hingga pukul 20.00 WIB, banjir lahar dingin berimbas di lima desa yang ada di dua kecamatan. Yakni Desa Sidomulyo dan Pronojiwo di Kecamatan Pronojiwo, kemudian Desa Jugosari, Desa Kloposawit, dan Desa Tumpeng di Kecamatan Candipuro. 7
Komentar