BPBD Bentuk 10 Desa Tangguh Bencana
BPBD Karangasem
Desa Tangguh Bencana
Forum Pengurangan Risiko Bencana
Ida Bagus Ketut Arimbawa
Desa Besakih
AMLAPURA, NusaBali - BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Karangasem baru mampu membentuk 10 desa tangguh bencana (destana). Desa ini dalam pelaksanaan di lapangan bergerak bersama Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB).
10 desa itu masih kurang mengingat banyaknya terjadi bencana, terutama saat hujan lebat. Saat hujan terjadi pohon tumbang, tanah longsor, banjir, dan angin kencang. Sedangkan saat musim panas terjadi kebakaran lahan, hutan, dan pemukiman.
Kepala Pelaksana BPBD Karangasem Ida Bagus Ketut Arimbawa memaparkan hal itu di ruang kerjanya, Selasa (11/7). Dia berharap agar desa-desa lainnya juga membentuk relawan desa tangguh bencana dengan menggunakan anggaran dana desa. Dengan itu, jika terjadi bencana, bersinergi dengan petugas BPBD di lapangan untuk penanganan. "Kami siap memberikan pelatihan, tata cara penanganan bencana, juga siap memberikan tata cara mitigasi yang bertujuan mengurangi risiko bencana," jelas Arimbawa.
Tiap desa tangguh bencana, katanya, beranggotakan 30 orang. Pentingnya membentuk desa tangguh bencana sesuai amanat Peraturan Kepala BNPB Nomor : 1 Tahun 2012, dan UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, yang mengamanatkan untuk melindungi masyarakat dari ancaman bencana.
Arimbawa menambahkan, tujuan pembentukan destana untuk melindungi masyarakat di kawasan rawan bencana terutama di daerah rawan tanah longsor, KRB (kawasan rawan bencana) III dampak dari erupsi gunung api. Selain itu, meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat, mendidik masyarakat agar mampu melakukan evakuasi mandiri dan lain-lain. "Destana itu merupakan bagian dari PRBBK (pengurangan risiko bencana berbasis komunitas)," jelasnya.
10 desa dari 75 desa yang ada di Karangasem yang telah membentuk Destana, Desa Besakih (Kecamatan Rendang), Desa Duda Timur (Kecamatan Selat), Desa Sengkidu dan Desa Ulakan (Kecamatan Manggis), Desa Tumbu dan Desa Adat Jasri (Kecamatan Karangasem), Desa Bebandem (Kecamatan Bebandem), Desa Tulamben (Kecamatan Kubu), Desa Bunutan dan Desa Purwakerti (Kecamatan Abang).
Untuk diketahui, sejak seminggu terakhir di Karangasem terjadi 42 tanah longsor, 19 pohon tumbang dan 6 titik banjir bandang, di delapan kecamatan. Sempat kewalahan melakukan penanganan, lebih banyak penanganan atas bantuan masyarakat.
Perbekel Bebandem, Kecamatan Bebandem I Gede Partadana mengatakan, pihak yang aktif di lapangan ikut menangani bencana adalah Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Desa Bebandem. "Masih aktif, setiap terjadi bencana kami turun," ujar Ketua FPRB Desa Bebandem ini.7k16
Komentar