Irigasi Tutup, Perikanan Terancam Kering
BANGLI, NusaBali - Sektor usaha perikanan di Bangli kini terancamn dilanda kekeringan. Kondisi ini akibat dari penutupan saluran irigasi pascabencana tanah longsor di sejumlah titik. Ancaman kian parah karena banyaknya kelompok petani ikan menggunakan kolam konvensional atau kolam tanah.
Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli I Wayan Sarma mengatakan, secara umum kini dampak bencana alam di Bangli terhadap sektor perikanan belum sampai menimbulkan kerugian. Namun, jika dalam beberapa hari ke depan air tidak mengalir, sudah barang tentu akan menimbulkan kerugian.
"Dampak bencana menyebabkan kerusakan saluran irigasi. Yang mana saluran irigasi tertimbun material longsor. Akhirnya, pasokan air ke kolam ikan para pendeder, terhadang," ungkapnya, Rabu (12/7).
Menurut Sarma, sedikitnya ada 10 kelompok petani ikan yang terdampak penyusutan volume air. Dari kelompok tersebut beberapa jenis ikan dibudidayakan, mulai dari jenis lele, nila, dan koi. Untuk jumlahnya rata-rata ikan yang dibudidayakan satu kelompok mencapai belasan hingga puluhan ribu ekor ikan.
Sarma yang didampingi Kabid Perikanan Dinas PKP Wayan Agus Wirawan, menyampaikan kemacetan pasokan air dari saluran irigasi, berdampak besar terhadap volume air di kolam ikan. "Rata-rata kolam para pendeder ikan berupa kolam tanah. Dengan kondisi saat ini diperkirakan dalam waktu tiga hingga empat hari ke depan, air di kolam akan habis, akibat penyusutan volume air," ujarnya.
Diakui, pihaknya bersama krama subak telah berupaya membersihkan material longsor yang menimpa saluran irigasi. Dinas dibantu kelompok pembudidaya perikanan (Pokdakan) juga berupaya merelokasi ikan yang kolamnya terancam kering.
"Ikan kami pindahkan ke kolam yang diperkirakan masih mampu menampung air hingga beberapa hari ke depan. Atau, kami memindahkan air dari kolam yang tidak dihuni ikan, ke kolam hunian ikan," sebutnya.7esa
1
Komentar