Jokowi Didesak Turunkan Harga LPG 3 Kg
Ada dana Rp 32,4 triliun yang bisa digunakan untuk subsidi elpiji 3 kg
JAKARTA, NusaBali
DPR mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) menurunkan harga liquefied petroleum gas (LPG) 3 kg alias gas melon.
Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PKS Mulyanto mengatakan harga acuan LPG dunia kini sudah turun drastis. Ia menyebut pemerintah bisa memanfaatkan dana Rp32,4 triliun dari penghematan PT Pertamina (Persero) untuk menyubsidi harga gas melon.
"Kami mendesak pemerintah mempertimbangkan untuk menurunkan harga jual gas melon 3 kg. Karena harga hari ini, harga acuan LPG dunia, sudah terus turun hampir setengahnya sejak awal 2022. Sebelumnya, harga acuan LPG ini mencapai US$1.000 per metrik ton, hari ini mendekati US$420," katanya dalam Rapat Paripurna DPR RI ke-30 di Senayan, Jakarta Pusat, seperti dilansir CNNIndonesia.com, Kamis (13/7).
"Hasil perhitungan prognosis Pertamina untuk 2023, penurunan harga itu dihemat dana subsidi Rp32,4 triliun, berhasil dihemat. Karenanya kami menginginkan dana hasil penghematan itu untuk menyubsidi gas melon 3 kg. Kami mendesak pemerintah segera mempertimbangkan harga gas melon 3 kg," sambung Mulyanto.
Menurutnya, jika dana penghematan Rp32,4 triliun itu digunakan untuk menyubsidi, maka gas melon bisa turun harga 30 hingga 40 persen.
Sementara itu, Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menyampaikan urusan harga patokan LPG 3 kg menjadi kewenangan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Ini sesuai Keputusan Menteri ESDM Nomor 253.K/12/MEM/2020 tentang Harga Patokan Liquefied Petroleum Gas Tabung 3 Kilogram.
Pemerintah daerah (pemda) di setiap provinsi, kabupaten, maupun kota punya kewenangan tersendiri dalam mengatur harga eceran tertinggi (HET) LPG 3 kg. Hal ini diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penyediaan dan Pendistribusian LPG.
Terlepas dari itu, Pertamina selaku badan usaha yang ditunjuk mendistribusikan LPG subsidi tersebut menegaskan siap manut dengan arahan dan kebijakan pemerintah. Saat ini, Pertamina juga tengah menguji coba penyaluran LPG 3 kg dengan menggunakan kartu tanda penduduk (KTP) agar lebih tepat sasaran.
Meski harga gas melon tak turun, LPG nonsubsidi 5,5 kg dan 12 kg kini tak semahal sebelumnya. Harga isi ulang Bright Gas 5,5 kg turun Rp4.000 per tabung, sedangkan Bright Gas 12 kg turun Rp9.000 dari Rp213 ribu menjadi Rp204 ribu per tabung.
"Dalam kurun waktu terakhir, tren harga contact price (CP) Aramco mengalami penurunan, sehingga Pertamina turut melakukan penyesuaian berupa penurunan harga untuk LPG nonsubsidi 5,5 kg dan 12 kg. Untuk produk nonsubsidi prinsipnya menyesuaikan harga pasar," ujar Fadjar melalui keterangan resmi, Rabu (5/7).*
1
Komentar