Kolaborasi Belgia-Bali Dipertemukan dalam Bahasa Musik
Pesta Kesenian Bali (PKB)
PKB XLV
PKB XLV Tahun 2023
Sanggar Qakdanjur Banjar Pegok
Kolaborasi
Belgia
Gabriel Laufer
Panji Semirang
Bali World Culture Celebration
DENPASAR, NusaBali - Seniman Belgia-Bali, Gabriel Laufer dan I Made Wardana yang tergabung dalam Duo Made tampil berkolaborasi dengan Sanggar Qakdanjur Banjar Pegok, Kelurahan Sesetan, Denpasar Selatan dalam pementasan dramatari berjudul 'Panji Semirang' di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali (Art Center), Rabu (12/7) malam.
Mereka tampil dalam ajang Bali World Culture Celebration (BWCC) serangkaian kegiatan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-45 tahun 2023.
Penampilan dramatari Panji Semirang cukup menarik. Dalam beberapa pembabakan cerita, selalu ditampilkan kesenian beragam yang merupakan khasanah kesenian Banjar Pegok dan Sesetan. Para penabuh pun tak hanya menabuh gamelan. Berusia belasan tahun, mereka juga memainkan alat musik genggong, suling gambuh, berganti menjadi baleganjur, bahkan menarikan Janger Pegok selama pertunjukan yang berlangsung lebih dari 1,5 jam tersebut.
Sementara di atas panggung, ditampilkan kesenian dramatari Arja, Gambuh, dan Janger asli Pegok yang sudah ada sejak 1936. Di tengah pertunjukan, Duo Made kemudian tampil berdialog di panggung sebagai intermesso. Gabriel dan Made Wardana secara singkat mengenalkan khasanah kesenian Pegok Sesetan sambil mempraktikkannya dalam suasana gelak tawa. Beberapa di antaranya kecak, suling gambuh, hingga gamut (gamelan mulut) yang diciptakan Made Wardana.
Gabriel Laufer yang kini seorang pengajar bahasa Perancis di Jakarta sebetulnya bukan baru-baru ini mencintai budaya Bali. Tahun 1996, saat pertemuan pertamanya dengan Made Wardana di Belgia, di situlah mulai muncul ketertarikannya dengan seni budaya Pulau Dewata, bahkan hingga saat ini. Hingga 27 tahun kemudian, di PKB ke-45 Tahun 2023 Gabriel dan Made Wardana terpikir untuk membuat garapan baru di mana kesenian-kesenian tergolong tradisi, kuno, dan hampir punah yang ada di Banjar Pegok, Kelurahan Sesetan disajikan dalam satu pementasan. Lebih dari itu, garapan ini juga adalah bentuk edukasi kepada anak-anak di Pegok agar mengenal dan melestarikan kesenian yang dimiliki.
Gabriel Laufer mengatakan, pertemuannya dengan Made Wardana tahun 1996 dipertemukan dalam bahasa musik. Hubungan persahabatan mereka pun terjalin hingga kini. Bahkan di PKB ke-45 Tahun 2023, mereka membuat pentas dramatari Panji Semirang bersama Sanggar Qakdanjur. "Kami siapkan pagelaran sejak bulan Februari 2023. Sedangkan undangan dari Disbud Bali bulan Maret 2023. Selama persiapan saya bolak balik Jakarta-Bali. Kalau saya di dalam penggarapan ini lebih ke cerita, struktur, lagu-lagu, dan dialog-dialog. Sedangkan Made lebih ke kerjasama dengan Sanggar Qakdanjur," ungkapnya.
Menurut Gabriel, kesenian Bali begitu indah. Bahkan Gabriel yang juga seorang komponis mengaku, beberapa karyanya juga terinspirasi dari kesenian Janger yang melodinya bagus dan lembut. "Kalau datang ke PKB, musiknya, warnanya, pakaiannya, makeupnya sangat indah. Malam ini pun saya selalu kaget ada kreativitas baru. Kesenian Bali banyak menginspirasi," kata Gabriel.
Sementara seniman Bali Made Wardana atau akrab yang disapa Bli Ciaaattt ini mengungkapkan, ide pementasan ini berasal dari Gabriel. "Idenya datang dari Gabriel, dia menginginkan sebuah dramatari. Gabriel ini adalah murid saya yang pertama sewaktu mengajar di Belgia tahun 1996. 27 tahun kemudian dia punya ide bagaimana kalau kita selebrasi 27 tahun dengan menampilkan dramatari Panji Semirang. Kita cocokkan bersama, walau kadang-kadang sedikit kontras, tapi tidak apa-apa," ujarnya.
Kata dia, beberapa kesenian Pegok seperti Genggong direvitalisasi tahun 2019. Genggong Pegok pada awalnya dimainkan oleh kakek Bli Ciaaattt bernama Pekak Danjur. Nama inilah yang diabadikan menjadi nama Sanggar Qakdanjur. "Genggong itu saya bangkitkan kembali tahun 2019. Akhirnya banyak lagu-lagu yang terus dipelajari di sanggar kita," katanya.
Sementara Janger Pegok juga termasuk kesenian kuno dan sakral. Bukti nyata kesenian Janger Pegok tahun 1936 itu ketika dia menemukan video kuno tarian Janger Pegok di Eropa, meski dokumentasi tersebut tanpa suara.
"Ini penting buat dipelajari adik-adik kita. Janger Pegok gending-gendingnya sederhana. Setiap Purnama Kapat Janger Pegok ditarikan di Pura Kesuma Sari Banjar Pegok Sesetan, dan di Pura Ulundanu Sesetan," jelas Wardana sembari menyebut kesenian lainnya seperti Gambuh juga ada di Pegok, terbukti ada sesuhunannya.
Sedangkan kurator PKB, Prof Dr I Made Bandem menambahkan, ditampilkannya beberapa kesenian dalam satu pementasan merupakan upaya revitalisasi, cara menghidupkan kembali seni-seni yang ada di Pegok. "Sekarang waktunya dibangkitkan kembali. Sah-sah saja melibatkan berbagai bentuk budaya lalu digabung jadi satu, kemudian dibalut dalam cerita Panji Semirang," ujarnya.
Prof Bandem melanjutkan, kolaborasi Duo Made dari dua negara, Belgia-Indonesia ini turut menambah konsep baru dalam seni pertunjukan. Kolaborasi kesenian menurutnya penting dilakukan jika ingin Bali tetap menjadi hub atau pusat kesenian. "Kalau kita tetap ingin Bali menjadi hub (pusat kesenian), harus banyak mengundang hal-hal seperti ini. Koreografer dan komposer barat itu perlu diundang agar ada dialog di antara kita. Tantangan ke depan orang Bali juga banyak interest-nya untuk melihat kesenian dari luar negeri," kata Prof Bandem. 7 cr78
1
Komentar