Posko Drop Out Mulai Bergerak
Jajaki Siswa yang Tidak Melanjutkan Sekolah
Salah satu strategi untuk bisa mengajak mereka kembali ke sekolah dengan mengarahkan ke sekolah kesetaraan Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) terdekat.
SINGARAJA, NusaBali - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng mulai mengaktifkan kembali Posko Drop Out (DO). Posko ini setiap tahunnya mendata dan menarik kembali siswa yang tidak melanjutkan untuk kembali bersekolah. Saat ini, Posko DO di masing-masing kecamatan mulai berkoordinasi dengan sekolah-sekolah dasar yang memiliki siswa tercecer tidak melanjutkan ke jenjang SMP.
Data Disdikpora Buleleng setelah berjalannya tahun ajaran baru 2023-2024 dari 11.652 orang lulusan SD, ada 388 orang yang tercecer karena tidak mendaftarkan diri ke SMP manapun di Buleleng. Sekretaris Disdikpora Buleleng, Ida Bagus Gde Surya Bharata Minggu (16/7) kemarin menjelaskan siswa yang tercecer itu sedang dikomunikasikan Posko DO Kecamatan ke sekolah dasar yang menamatkan mereka.
Kemudian tim Posko DO akan turun langsung ke lapangan mengecek kondisi terkini siswa tersebut. “Data by name by addres ini akan dicari langsung, bagaimana kondisi, posisi anak yang bersangkutan termasuk alasan tidak mendaftarkan diri ke SMP. Kita akan melakukan pendekatan untuk mengajak kembali anak tersebut ke sekolah terdekat,” terang Surya Bharata.
Menurutnya, ada beberapa indikasi terjadinya siswa tercecer ini. Kemungkinan pertama karena pendaftaran ke jenjang SMP menggunakan sistem online, beberapa orangtua siswa yang tidak paham melewatkan waktu pendaftaran. Namun dari pengalaman dari tahun ke tahun, ada juga siswa umur sekolah yang tidak berniat melanjutkan sekolah karena berbagai alasan. Mulai dari kondisi sakit, jarak tempuh ke sekolah jauh, ikut bekerja dengan orangtua di luar daerah dan memang sudah tidak ada minat sekolah.
“Nanti setelah ada validasi dan verifikasi data tercecer ini baru akan diketahui sebab dan alasan mereka tidak melanjutkan. Tetapi karena mereka masih dalam usia sekolah tetap diupayakan ditarik kembali ke sekolah. Dalam pendekatan kami juga akan bekerjasama dengan pihak desa asal mereka,” imbuh Surya Bharata.
Sementara itu, salah satu strategi untuk bisa mengajak mereka kembali ke sekolah dengan mengarahkan ke sekolah kesetaraan Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) terdekat. Waktu sekolah kejar paket yang lebih fleksibel akan membantu meringankan anak usia sekolah yang ingin tetap membantu orang tuanya sambil bersekolah.7 k23
Data Disdikpora Buleleng setelah berjalannya tahun ajaran baru 2023-2024 dari 11.652 orang lulusan SD, ada 388 orang yang tercecer karena tidak mendaftarkan diri ke SMP manapun di Buleleng. Sekretaris Disdikpora Buleleng, Ida Bagus Gde Surya Bharata Minggu (16/7) kemarin menjelaskan siswa yang tercecer itu sedang dikomunikasikan Posko DO Kecamatan ke sekolah dasar yang menamatkan mereka.
Kemudian tim Posko DO akan turun langsung ke lapangan mengecek kondisi terkini siswa tersebut. “Data by name by addres ini akan dicari langsung, bagaimana kondisi, posisi anak yang bersangkutan termasuk alasan tidak mendaftarkan diri ke SMP. Kita akan melakukan pendekatan untuk mengajak kembali anak tersebut ke sekolah terdekat,” terang Surya Bharata.
Menurutnya, ada beberapa indikasi terjadinya siswa tercecer ini. Kemungkinan pertama karena pendaftaran ke jenjang SMP menggunakan sistem online, beberapa orangtua siswa yang tidak paham melewatkan waktu pendaftaran. Namun dari pengalaman dari tahun ke tahun, ada juga siswa umur sekolah yang tidak berniat melanjutkan sekolah karena berbagai alasan. Mulai dari kondisi sakit, jarak tempuh ke sekolah jauh, ikut bekerja dengan orangtua di luar daerah dan memang sudah tidak ada minat sekolah.
“Nanti setelah ada validasi dan verifikasi data tercecer ini baru akan diketahui sebab dan alasan mereka tidak melanjutkan. Tetapi karena mereka masih dalam usia sekolah tetap diupayakan ditarik kembali ke sekolah. Dalam pendekatan kami juga akan bekerjasama dengan pihak desa asal mereka,” imbuh Surya Bharata.
Sementara itu, salah satu strategi untuk bisa mengajak mereka kembali ke sekolah dengan mengarahkan ke sekolah kesetaraan Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) terdekat. Waktu sekolah kejar paket yang lebih fleksibel akan membantu meringankan anak usia sekolah yang ingin tetap membantu orang tuanya sambil bersekolah.7 k23
Komentar