Musim Bertelur, Ratusan Tukik Menetas di Pantai Penimbangan
SINGARAJA, NusaBali - Ratusan ekor tukik menetas di penangkaran milik Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Penimbangan Lestari di Pantai Penimbangan, Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng.
Saat ini, sedang musim penyu bertelur. Pokmaswas pun telah memindahkan ribuan butir telur penyu ke tempat penetasan.
Ketua Pokmaswas Penimbangan Lestari
Gede Wiadnyana mengatakan, sejak tanggal 23 Juni hingga 16 Juli sudah ada 540 ekor tukik yang menetas di penangkaran. Tukik yang menetas merupakan hasil penyelamatan telur penyu di kawasan itu, mulai dari pantai Desa Kalianget, Kecamatan Seririt, hingga pantai Kelurahan Banyuasri, Kecamatan Buleleng.
Pada musim penyu bertelur ini, Pokmaswas telah memindahkan sekitar 2.737 butir telur penyu yang ditentukan di 28 sarang, ke lokasi penangkaran. Hal ini dilakukan untuk memperbanyak telur penyu yang menetas dibandingkan dengan yang ada di alam bebas. Hal itu juga untuk menghindari terjadinya pencurian telur penyu oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
"Sekarang sudah musimnya penyu bertelur, dari bulan April. Biasanya berlangsung sampai Agustus. Telur-telur yang kami evakuasi bukan hanya dari Pantai Penimbangan, ada juga yang dari Kalianget, sampai Banyuasri. Saat ini sudah ada sekitar 540 ekor tukik yang sudah menetas di penangkaran," ujar Gede Wiadnyana, Minggu (16/7) di Buleleng.
Telur-telur penyu yang diambil dari 28 sarang itu sebagian sudah menetas. Kini menyisakan sekitar 2.200-an butir telur dari 23 sarang. Pada musim penyu bertelur ini, anggota Pokmaswas rutin menyisir kawasan pantai untuk menemukan sarang telur penyu. Warga yang menemukan sarang telur penyu juga diminta menginformasikan pada Pokmaswas agar bisa dievakauasi ke penangkaran.
"Setelah menetas, kami hubungi teman-teman komunitas atau instansi apakah ada yang mau rilis, kalau tidak kami akan rilis sendiri," katanya.
Sebelum dilepasliarkan, tukik yang baru menetas ditempatkan di kolam dan pasir setidaknya sampai usia 2 mingguan hingga plasenta tukik benar-benar kering. Selama masa itu, tukik diberikan pakan berupa daging ikan yang ditumbuk halus. Air pada kolam penampungan rutin dikuras tiga hari sekali agar tidak menimbulkan bau dan kebersihan tetap terjaga.7 mzk
Ketua Pokmaswas Penimbangan Lestari
Gede Wiadnyana mengatakan, sejak tanggal 23 Juni hingga 16 Juli sudah ada 540 ekor tukik yang menetas di penangkaran. Tukik yang menetas merupakan hasil penyelamatan telur penyu di kawasan itu, mulai dari pantai Desa Kalianget, Kecamatan Seririt, hingga pantai Kelurahan Banyuasri, Kecamatan Buleleng.
Pada musim penyu bertelur ini, Pokmaswas telah memindahkan sekitar 2.737 butir telur penyu yang ditentukan di 28 sarang, ke lokasi penangkaran. Hal ini dilakukan untuk memperbanyak telur penyu yang menetas dibandingkan dengan yang ada di alam bebas. Hal itu juga untuk menghindari terjadinya pencurian telur penyu oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
"Sekarang sudah musimnya penyu bertelur, dari bulan April. Biasanya berlangsung sampai Agustus. Telur-telur yang kami evakuasi bukan hanya dari Pantai Penimbangan, ada juga yang dari Kalianget, sampai Banyuasri. Saat ini sudah ada sekitar 540 ekor tukik yang sudah menetas di penangkaran," ujar Gede Wiadnyana, Minggu (16/7) di Buleleng.
Telur-telur penyu yang diambil dari 28 sarang itu sebagian sudah menetas. Kini menyisakan sekitar 2.200-an butir telur dari 23 sarang. Pada musim penyu bertelur ini, anggota Pokmaswas rutin menyisir kawasan pantai untuk menemukan sarang telur penyu. Warga yang menemukan sarang telur penyu juga diminta menginformasikan pada Pokmaswas agar bisa dievakauasi ke penangkaran.
"Setelah menetas, kami hubungi teman-teman komunitas atau instansi apakah ada yang mau rilis, kalau tidak kami akan rilis sendiri," katanya.
Sebelum dilepasliarkan, tukik yang baru menetas ditempatkan di kolam dan pasir setidaknya sampai usia 2 mingguan hingga plasenta tukik benar-benar kering. Selama masa itu, tukik diberikan pakan berupa daging ikan yang ditumbuk halus. Air pada kolam penampungan rutin dikuras tiga hari sekali agar tidak menimbulkan bau dan kebersihan tetap terjaga.7 mzk
1
Komentar