Dramatis, Dokter di Buleleng Dievakuasi Pakai Crane
Derita Diabates, Asam Urat hingga Obesitas
SINGARAJA, NusaBali - Dokter Made Widiadnyana, 52, asal Kelurahan Banyuasri, Kecamatan / Kabupaten Buleleng terpaksa harus dievakuasi menggunakan mobil crane (skylift) dari lantai dua rumahnya.
Evakuasi darurat ini dilakukan tim gabungan, Senin (17/7) karena kondisi dr Widiadnyana terus melemah akibat penyakit diabetes dan asam urat akut yang dideritanya. Selain itu berat badan Widiadnyana di atas 100 kilogram, sehingga tidak memungkinkan dilakukan evakuasi secara manual.
Tim gabungan terdiri dari Pos SAR Buleleng, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Buleleng dibantu Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR), Kelurahan dan Desa Adat. Mobil crane milik Dinas PUTR dan Dishub Buleleng sudah stand by sejak pukul 10.30 Wita. Selain itu mobil ambulance RSUD Buleleng juga sudah siaga.
Proses evakuasi dipimpin langsung petugas Pos SAR Buleleng dibantu dokter, perawat, dan tim gabungan lainnya. Kondisinya yang lemah serta pertimbangan berat badan dan kondisi eksisting ruang tempat tinggalnya membuat proses evakuasi tidak bisa dilakukan secara manual.
Tim gabungan terdiri dari Pos SAR Buleleng, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Buleleng dibantu Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR), Kelurahan dan Desa Adat. Mobil crane milik Dinas PUTR dan Dishub Buleleng sudah stand by sejak pukul 10.30 Wita. Selain itu mobil ambulance RSUD Buleleng juga sudah siaga.
Proses evakuasi dipimpin langsung petugas Pos SAR Buleleng dibantu dokter, perawat, dan tim gabungan lainnya. Kondisinya yang lemah serta pertimbangan berat badan dan kondisi eksisting ruang tempat tinggalnya membuat proses evakuasi tidak bisa dilakukan secara manual.
Widiadnyana dievakuasi melalui jendela di lantai dua rumahnya. Kemudian dengan tandu Pos SAR Buleleng diturunkan menggunakan mobil crane.Sementara ketika sampai di bawah tim kesehatan sudah stand by dan langsung dibawa ambulance menuju RSUD Buleleng untuk mendapatkan perawatan intensif.
Lurah Banyuasri, Ketut Darmika ditemui di lokasi mengatakan rencana rujukan Widiadnyana sebenarnya sudah diagendakan pada, Jumat (14/7) lalu. “Awalnya rencana evakuasi Jumat minggu lalu. Tetapi diundur karena diharapkan kondisinya membaik agar bisa turun lewat tangga. Hanya saja setelah dilihat perkembangannya dokter menyarankan harus dievakuasi hari ini karena kondisinya terus menurun,” terang Darmika.
Widiadnyana selama ini dikenal sebagai dokter umum. Namun sejak 10 tahun terakhir, aktivitas kesehariannya terganggu karena menderita diabetes melitus dan asam urat akut. Dua tahun terakhir penyakit yang dideritanya semakin parah, sehingga membuatnya hanya bisa beraktifitas di tempat tidur. Selama ini dia melakukan perawatan mandiri di rumah, didampingi orangtua, istri dan anak-anaknya. Widiadnyana pun menolak untuk menjalani perawatan di rumah sakit. Hingga sepekan terakhir kondisinya terus melemah yang membuat dia akhirnya menyerah dan mau dirujuk ke rumah sakit.
“Sebelumnya memang menolak dirawat di rumah sakit, karena mungkin beliau seorang dokter. Ya mudah-mudahan setelah dibantu semua pihak kondisinya bisa pulih kembali,” harap Darmika. Sementara itu Dirut RSUD Buleleng, dr Putu Arya Nugraha dikonfirmasi terpisah Senin sore kemarin mengatakan saat ini Widiadnyana sudah dirawat di ruang intensif RSUD Buleleng. Manajemen RS pun sudah menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang optimal untuk perawatan.
“Memang kondisinya masih cukup lemah dan perlu monitoring dari RSUD Buleleng. Kami akan upayakan perawatan semaksimal mungkin untuk senior kami ini,” terang Arya Nugraha. 7 k23
Foto: Detik-detik evakuasi dr Made Widiadnyana. -LILIK
Lurah Banyuasri, Ketut Darmika ditemui di lokasi mengatakan rencana rujukan Widiadnyana sebenarnya sudah diagendakan pada, Jumat (14/7) lalu. “Awalnya rencana evakuasi Jumat minggu lalu. Tetapi diundur karena diharapkan kondisinya membaik agar bisa turun lewat tangga. Hanya saja setelah dilihat perkembangannya dokter menyarankan harus dievakuasi hari ini karena kondisinya terus menurun,” terang Darmika.
Widiadnyana selama ini dikenal sebagai dokter umum. Namun sejak 10 tahun terakhir, aktivitas kesehariannya terganggu karena menderita diabetes melitus dan asam urat akut. Dua tahun terakhir penyakit yang dideritanya semakin parah, sehingga membuatnya hanya bisa beraktifitas di tempat tidur. Selama ini dia melakukan perawatan mandiri di rumah, didampingi orangtua, istri dan anak-anaknya. Widiadnyana pun menolak untuk menjalani perawatan di rumah sakit. Hingga sepekan terakhir kondisinya terus melemah yang membuat dia akhirnya menyerah dan mau dirujuk ke rumah sakit.
“Sebelumnya memang menolak dirawat di rumah sakit, karena mungkin beliau seorang dokter. Ya mudah-mudahan setelah dibantu semua pihak kondisinya bisa pulih kembali,” harap Darmika. Sementara itu Dirut RSUD Buleleng, dr Putu Arya Nugraha dikonfirmasi terpisah Senin sore kemarin mengatakan saat ini Widiadnyana sudah dirawat di ruang intensif RSUD Buleleng. Manajemen RS pun sudah menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang optimal untuk perawatan.
“Memang kondisinya masih cukup lemah dan perlu monitoring dari RSUD Buleleng. Kami akan upayakan perawatan semaksimal mungkin untuk senior kami ini,” terang Arya Nugraha. 7 k23
1
Komentar