3 Sulinggih Muput Rsi Gana di Pura Taman Tanjung
AMLAPURA, NusaBali - Tiga sulinggih muput (memimpin upacara) Rsi Gana lan Bumi Sudha, serangkaian Karya Mamungkah lan Nubung Daging, di Pura Taman Tanjung, di Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Anggara Kliwon Julungwangi, Selasa (18/7).
Puncak Karya Mamungkah lan Nubung Daging akan berlangsung pada Wraspati Wage Sungsang, Kamis (27/7).
Tiga sulinggih dimaksud, yakni Ida Pedanda Gede Wayan Datah dari Geria Pekarangan, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Ida Pedanda Gede Made Jelantik Padang dari Geria Padang, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling dan Ida Pedanda Gede Wayan Demung dari Geria Demung, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling.
Pangrajeg Karya Ida Made Alit memaparkan upacara Rsi Gana lan Bumi Sudha, secara niskala bertujuan untuk membersihkan mandala atau lokasi upacara dari segela leteh (cemer). Upacara ini juga untuk mohon karahayuan kepada Ida Bhatara Gana agar mendapatkan anugerah pamarisudha bumi. Kesucian mandala ini dimohon sebelum puncak Karya Mamungkah lan Nubung Daging.
Rsi Gana, lanjutnya, juga untuk memohon lingga kepada Ida Bhatara Yama Raja agar rangkaian karya tanpa ada halangan baik secara niskala dan non teknis lainnya. Pada upacara ini juga untuk mohon nasi tawur.
"Karya Mamungkah lan Nubung Daging ini dilaksanakan setiap 30 tahun sekali. Terakhir upacara serupa dilaksanakan tahun 1993, di pura yang merupakan linggih Ida Bhatara Dang Hyang Astapaka ini," jelas Ida Made Alit.
Ida Pedanda Gede Karang Kerta dari Geria Buddha Sukayasa Tegal Manggis, Banjar Saren Kangin, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem memaparkan, pelaksanaan upacara Bumi Sudha tersebut bertujuan untuk membersihkan Bhuana Agung dan Bhuana Alit, sebelum puncak karya.
"Pentingnya menggelar upacara Bumi Sudha juga untuk menyucikan mandala upacara, penyucian terhadap sembilan kiblat penjuru bumi," jelas sulinggih yang mantan Bendesa Adat Budakeling 1993-2023 ini.
Ida Pedanda Gede Karang Kerta menambahkan, karya di Pura Taman Tanjung itu sebenarnya tempat pasraman Ida Bhatara dang Hyang Astapaka di abad ke-14. Kedatangan Ida Bhatara Dang Hyang Astapaka itulah menurunkan keluarga brahmana Buddha di Desa Budakeling.
Bertindak sebagai Yajamana Ida Pedanda Gede Wayan Datah dari Geria Pekarangan, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Wiku Tapini Ida Pedanda Istri Singarsa dari Geria Tengah, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem.
Rencananya mendem panca datu untuk di dasar palinggih padmasana, palinggih Ida Bhatara Buddha, sapta petala, bale pesamuan dan Ida Bhatara Swabawa.
Rangkaian upacara selanjutnya, mlasti Saniscara Wage Julungwangi Sabtu (22/7), mapepada wewalungan Karya Nubung Daging Buda Pon Sungsang, Rabu (26/7), dan puncak Karya Nubung Daging Wraspati Wage Sungsang, Kamis (27/7). Ida Bhatara katuran masineb pada Anggara Umanis Kuningan, Selasa (8/8).7k16
Komentar