Pangdam Udayana Ajak Masyarakat Gelorakan Ikrar Kebangsaan
Panglima Kodam IX Udayana Mayor Jenderal TNI Komaruddin Simanjuntak mengajak elemen masyarakat di Bali dan Nusa Tenggara untuk menggelorakan semangat ikrar kebangsaan yang diharapkan memperkuat toleransi dan menjaga stabilitas keamanan wilayah.
Gubernur Pastika Tekankan Prinsip Menyama Braya Antarumat Beragama
MANGUPURA, NusaBali
“Dengan digelorakannya ikrar kebangsaan, kami berharap akan meningkatkan kerja sama dan sinergitas seluruh komponen bangsa,” ujarnya saat menggelar buka puasa kebangsaan di Garuda Wisnu Kencana (GWK) Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Selasa (20/6).
Adapun ikrar kebangsaan tersebut yakni setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Selain itu semangat Bhinneka Tunggal Ika dengan saling menghormati antarsuku, agama, ras, dan golongan serta menjaga dan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Jenderal bintang dua itu memanfaatkan momentum buka puasa tersebut untuk mempererat sinergi dan hubungan harmonis antarelemen masyarakat yang terdiri dari tokoh lintas agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, unsur pemerintah daerah, TNI-Polri, hingga organisasi kemasyarakatan, dan masyarakat umum.
Menurut Komaruddin, ikrar kebangsaan hadir mencermati berbagai ancaman yang dapat membahayakan kedaulatan maupun keutuhan wilayah NKRI.
Ancaman yang datang salah satunya berupa penyebaran kabar bohong atau hoax yang cenderung provokatif dan tidak sesuai dengan ideologi Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia sehingga dapat menyebabkan perpecahan.
“Mencermati berkembangnya aksi-aksi provokatif dari pihak yang tidak bertanggungjawab maka seluruh komponen bangsa harus waspada guna menangkal upaya memecah belah persatuan dan kesatuan serta keutuhan NKRI,” ucapnya.
Buka puasa kebangsaan, lanjut dia, digagas agar dapat dijadikan sebagai wahana meningkatkan komunikasi sosial kreatif antarsesama umat beragama dalam upaya untuk mempertebal rasa kebersamaan dan toleransi.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika didampingi Wagub Ketut Sudikerta, menghadiri acara buka puasa kebangsaan tersebut. Gubernur Pastika mengungkapkan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar, telah merdeka sejak 72 tahun. Namun dewasa ini berbagai peristiwa di berbagai daerah menunjukkan potensi ancaman yang sangat tinggi terhadap persatuan dan kesatuan bangsa mulai dari konflik antarkelompok, sampai pada ancaman radikalisme dan terorisme . Hal itu menyebabkan kohesi dan persatuan nasional semakin merenggang dan kebhinekaan yang menjadi kerangka bangsa seakan terkoyak. Untuk itu, Gubernur Pastika yang juga pernah menjabat sebagai Kapolda Bali ini, menekankan agar seluruh masyarakat selalu mengedepankan prinsip menyama braya dalam hidup bermasyarakat.
Menurutnya, menyama braya merupakan simpul-simpul persatuan yang di dalamnya berisi ikatan-ikatan kebersamaan dengan dilandasi oleh rasa saling memiliki serta dengan semangat kekeluargaan antarumat. Sudut pandang menyama braya tidak hanya sempit pada tatanan keluarga besar pada sebuah garis keturunan semata, namun merupakan bagian dari proses persahabatan secara luas. “Nyama Hindu, nyama Islam, nyama Kristen, nyama Katolik, nyama Konghucu, dan nyama Budha. Kita semua adalah nyama yang berarti saudara, yang harus melindungi, menghormati, mengasihi, dan menyayangi satu sama lain sehingga tidak ada ketersinggungan antarnyama,” ujarnya. Pastika berharap, dengan acara buka puasa yang menghadirkan seluruh umat agama di Bali dan Nusa Tenggara ini bisa memberikan vibrasi positif terhadap keharmonisan hidup bermasyarakat di seluruh Indonesia khususnya di Bali.
Acara buka puasa yang juga dihadiri Ny Ayu Pastika dan seluruh Forum Koordinasi Pimpinan Daerah di Bali dan Nusa Tenggara, secara bersama-sama mengucapkan deklarasi kebangsaan sebagai bentuk komitmen dalam mempertahankan Pancasila dan keutuhan NKRI. Seluruh peserta buka bersama mendengaarkan ceramah dari Ketua Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila H Said Aqil Shiradj. *cr64
Komentar