Belum Capai Batas Maksimal
SPAM Penet dan Petanu
PDAM minta pengaliran air bisa full 150 liter perdetik
DENPASAR, NusaBali
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Penet dan Petanu milik Provinsi Bali menjadi kendala bagi Perumda Air Minum Tirta Sewakadarma (PDAM) Kota Denpasar untuk merealisasikan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Sebab, pengaliran air yang dibeli Pemkot Denpasar belum mencapai batas maksimal yakni 150 liter perdetik.
Hal itu diungkapkan Direktur Utama (Dirut) Perumda Air Minum Tirta Sewakadarma Kota Denpasar, Ida Bagus Gde Arsana saat diwawancarai, Kamis (20/7). Menurutnya, saat ini Denpasar hanya mendapatkan aliran air 80-90 liter perdetik dari masing-masing SPAM tersebut. Padahal dari perjanjian PDAM Denpasar harusnya bisa mendapatkan aliran air sebanyak 150 liter perdetik.
Dengan kondisi itu, KPBU belum bisa dipercepat realisasinya karena tidak ada proses kontinewnitas pengaliran air. Selama ini masih sering air tidak mengalir akibat kerusakan bendung karet yang berada di dua SPAM tersebut saat musim hujan. Bahkan, dengan rentang waktu cukup lama bisa sampai seminggu.
"Kalau banjir bandang dipastikan bendung karet tidak berfungsi, air tidak bisa mengaliri wilayah Denpasar Selatan khususnya di Serangan dan Denpasar Barat di Kelurahan Padangsambian, Padangsambian Kelod dan Perumnas," jelasnya.
Menurut Bagus Arsana, jika terus seperti itu, maka kerugian bagi PDAM Denpasar. Selain saat musim hujan karena banjir bandang, musim kemarau khususnya di SPAM Penet juga mengalami kekeringan karena kondisi air surut apalagi IPA Intake Penet milik Provinsi posisinya terlalu jauh dari bendung karet.
Bagus Arsana mengungkapkan, kondisi tersebut harus dicarikan solusi oleh pihak UPT dari Provinsi. Sebab, untuk menyelesaikan proses KPBU perlu adanya kontinewnitas dan kualitas air yang baik. Sebab, saat ini dalam program KPBU, PDAM wajib menyediakan air layak minum.
Ini, kata dia, memerlukan dukungan semua pihak termasuk dukungan suplay air. "Kami sudah siapkan lahan kalau memang provinsi mau membangun reservoir. Cukup untuk menampung 5.000 meterkubik dekat Petanu. Kita juga sudah sempat koordinasi dengan mereka dan Balai Wilayah Sungai (BWS). Kami tidak mau lagi ada kendala air dari kedua SPAM tersebut," tandasnya.7 mis
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Penet dan Petanu milik Provinsi Bali menjadi kendala bagi Perumda Air Minum Tirta Sewakadarma (PDAM) Kota Denpasar untuk merealisasikan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Sebab, pengaliran air yang dibeli Pemkot Denpasar belum mencapai batas maksimal yakni 150 liter perdetik.
Hal itu diungkapkan Direktur Utama (Dirut) Perumda Air Minum Tirta Sewakadarma Kota Denpasar, Ida Bagus Gde Arsana saat diwawancarai, Kamis (20/7). Menurutnya, saat ini Denpasar hanya mendapatkan aliran air 80-90 liter perdetik dari masing-masing SPAM tersebut. Padahal dari perjanjian PDAM Denpasar harusnya bisa mendapatkan aliran air sebanyak 150 liter perdetik.
Dengan kondisi itu, KPBU belum bisa dipercepat realisasinya karena tidak ada proses kontinewnitas pengaliran air. Selama ini masih sering air tidak mengalir akibat kerusakan bendung karet yang berada di dua SPAM tersebut saat musim hujan. Bahkan, dengan rentang waktu cukup lama bisa sampai seminggu.
"Kalau banjir bandang dipastikan bendung karet tidak berfungsi, air tidak bisa mengaliri wilayah Denpasar Selatan khususnya di Serangan dan Denpasar Barat di Kelurahan Padangsambian, Padangsambian Kelod dan Perumnas," jelasnya.
Menurut Bagus Arsana, jika terus seperti itu, maka kerugian bagi PDAM Denpasar. Selain saat musim hujan karena banjir bandang, musim kemarau khususnya di SPAM Penet juga mengalami kekeringan karena kondisi air surut apalagi IPA Intake Penet milik Provinsi posisinya terlalu jauh dari bendung karet.
Bagus Arsana mengungkapkan, kondisi tersebut harus dicarikan solusi oleh pihak UPT dari Provinsi. Sebab, untuk menyelesaikan proses KPBU perlu adanya kontinewnitas dan kualitas air yang baik. Sebab, saat ini dalam program KPBU, PDAM wajib menyediakan air layak minum.
Ini, kata dia, memerlukan dukungan semua pihak termasuk dukungan suplay air. "Kami sudah siapkan lahan kalau memang provinsi mau membangun reservoir. Cukup untuk menampung 5.000 meterkubik dekat Petanu. Kita juga sudah sempat koordinasi dengan mereka dan Balai Wilayah Sungai (BWS). Kami tidak mau lagi ada kendala air dari kedua SPAM tersebut," tandasnya.7 mis
Komentar