Sekolah 8 Jam Sulit Diimplementasikan
Wakil Ketua Komite III DPD RI, Fahira Idris menilai rencana pemerintah menerapkan sekolah delapan jam sehari sulit diimplementasikan di seluruh daerah.
JAKARTA, NusaBali
Menurut Fahira, jika memang ingin menerapkan program tersebut bisa dilakukan di kota atau daerah yang memadai infrastrukturnya.
"Komite III telah bicara dengan Mendikbud, kalau konsep itu sulit implementasikan karena infrastruktur belum memadai dan sebaran guru tidak merata. Kalau ingin menerapkannya, di daerah atau kota yang memadai fasilitasnya atau buat cluster dulu. Jangan langsung diberlakukan se Indonesia," ujar Fahira di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Rabu (21/6).
Fahira memaparkan, bicara pendidikan bukan hanya bicara soal hari dan jam. Komite III, lanjut Fahira, telah membuat kajian di Korea dan Jepang. Di negara tersebut, jam belajarnya lebih sedikit ketimbang Indonesia. Indonesia jam belajarnya 1.095 per tahun. Korea 903 jam dan Jepang 712 jam.
Jam belajar banyak tidak mempengaruhi kualitas. Untuk itu, kebijakan sekolah 8 jam sehari harus ada uji publik dulu. Komite III DPD RI pun, nantinya akan memanggil Mendikbud kembali.
"Pemanggilannya kami lakukan setelah Lebaran. Program ini belum saatnya di implementasikan, karena belum siap sarana prasarana dan sebaran guru belum merata," terang Fahira. Dalam kesempatan itu, Fahira menghimbau agar isu porsi sekolah delapan jam tidak mengarah pada isu perbedaan yang terjadi pada Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
Seperti diketahui, NU menolak sistem full day school. Sementara Muhammadiyah memberikan dukungan. “Jadi wacana ini jangan dikaitkan dengan NU dan Muhammadiyah. Yang satu mendukung dan satu lagi tidak. Ini tidak ada kaitannya,” kata Fahira. *k22
Menurut Fahira, jika memang ingin menerapkan program tersebut bisa dilakukan di kota atau daerah yang memadai infrastrukturnya.
"Komite III telah bicara dengan Mendikbud, kalau konsep itu sulit implementasikan karena infrastruktur belum memadai dan sebaran guru tidak merata. Kalau ingin menerapkannya, di daerah atau kota yang memadai fasilitasnya atau buat cluster dulu. Jangan langsung diberlakukan se Indonesia," ujar Fahira di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Rabu (21/6).
Fahira memaparkan, bicara pendidikan bukan hanya bicara soal hari dan jam. Komite III, lanjut Fahira, telah membuat kajian di Korea dan Jepang. Di negara tersebut, jam belajarnya lebih sedikit ketimbang Indonesia. Indonesia jam belajarnya 1.095 per tahun. Korea 903 jam dan Jepang 712 jam.
Jam belajar banyak tidak mempengaruhi kualitas. Untuk itu, kebijakan sekolah 8 jam sehari harus ada uji publik dulu. Komite III DPD RI pun, nantinya akan memanggil Mendikbud kembali.
"Pemanggilannya kami lakukan setelah Lebaran. Program ini belum saatnya di implementasikan, karena belum siap sarana prasarana dan sebaran guru belum merata," terang Fahira. Dalam kesempatan itu, Fahira menghimbau agar isu porsi sekolah delapan jam tidak mengarah pada isu perbedaan yang terjadi pada Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
Seperti diketahui, NU menolak sistem full day school. Sementara Muhammadiyah memberikan dukungan. “Jadi wacana ini jangan dikaitkan dengan NU dan Muhammadiyah. Yang satu mendukung dan satu lagi tidak. Ini tidak ada kaitannya,” kata Fahira. *k22
Komentar