Penderita Hipertensi Boleh Ngopi Tanpa Gula
PENDERITA hipertensi boleh meminum kopi setiap hari asalkan tanpa gula. Dokter spesialis jantung di RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita dr Bambang Widyantoro SpJP(K), PhD, mengatakan orang sakit jantung, tekanan darah tinggi tetap boleh minum kopi, tapi tanpa gula.
“Kopi bagus untuk jantung dan pembuluh darah, selama pasien dan kita yang mengonsumsi tidak sensitif terhadap kafein," kata dia dilansir dari antaranews, Senin (17/7/2023).
Sementara itu, studi dalam Journal of American Heart Association pada Desember 2022 menunjukkan pasien hipertensi yang minum hanya satu cangkir kopi setiap hari tak akan menempatkan mereka pada risiko meninggal akibat stroke, serangan jantung, dan penyakit kardiovaskular lainnya.
Bambang mengatakan kopi tak menyebabkan seseorang terkena hipertensi. Namun dia menyarankan orang-orang yang sensitif terhadap kafein, sebaiknya tak mengonsumsi atau bahkan berhenti meminum kopi.
Ini karena mereka yang sensitif terhadap kafein biasanya akan mengalami jantung berdebar-debar walaupun jumlah yang diminum hanya sedikit.
“Tetapi bagi yang sudah terbiasa minum kopi hitam tanpa gula dan tidak menimbulkan berdebar, maka boleh dilanjutkan, dengan mild consumption sampai dua hingga tiga cangkir sehari,” ujar Bambang.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan saat tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg.
Kondisi ini sering disebut the silent killer karena muncul tanpa keluhan, sehingga pasien tidak tahu kalau dirinya mengalami hipertensi, tetapi kemudian mendapatkan dirinya sudah terdapat penyakit penyulit atau komplikasi dari hipertensi.
Hipertensi dikatakan menjadi faktor risiko utama untuk penyakit jantung, stroke, dan gangguan pembuluh darah lainnya.
Menurut Bambang, dengan adanya pergeseran pola gaya hidup yang kerap ditemukan di berbagai kelompok masyarakat belakangan ini, maka penting bagi orang-orang untuk memahami pola gaya hidup yang baik, serta pemantauan tekanan darah secara rutin.
Dia menambahkan, di antara pola hidup yang dapat menyebabkan hipertensi, salah satunya kurang beristirahat atau tidur. Kondisi kurang tidur akan memengaruhi variasi tekanan darah tubuh dalam 24 jam dan lama kelamaan ini dapat menimbulkan hipertensi.
Langkah diet bagi penderita hipertensi salah satunya pembatasan konsumsi garam membantu mengontrol tekanan darah pasien.
“Konsumsi garam, ini sangat berperan pada terkontrolnya tekanan darah,” kata Bambang.
Garam banyak mengandung natrium. Merujuk pada pedoman Perhimpunan Dokter Kardiovaskular Indonesia (Perki), asupan natrium hendaknya dibatasi dua gram per hari atau setara dengan lima gram (satu sendok teh) garam dapur.
Bagi pasien hipertensi, asupan natrium dibatasi lebih rendah lagi, menjadi 1,5 gram per hari atau 3,5 – 4 gram garam per hari.
Selain tentang asupan garam, Bambang yang berpraktik di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita itu menyarankan pasien hipertensi menghindari makanan mengandung banyak lemak, tetapi memperbanyak asupan sayuran, buah serta kacang-kacangan.
Tak hanya makanan, pasien hipertensi pun disarankan menjaga berat badan sehat yang artinya mereka perlu menurunkan berat badan apabila mengalami obesitas.
“Menurunkan berat badan dan menjaga berat badan ideal, olahraga yang teratur serta sangat disarankan berhenti merokok," kata Bambang.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi (energy intake) dengan energi yang digunakan (energy expenditure) dalam waktu lama.
Seseorang dikatakan obesitas salah satunya apabila memiliki indeks massa tubuh (IMT) 25,5 – 29 yang didapatkan dengan menghitung berat badan dalam satuan kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter (kg/m).
Obesitas merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan munculnya penyakit kardiovaskular karena menyebabkan kerusakan sel endotel di pembuluh darah. Sel endotel adalah suatu lapisan tunggal yang melapisi seluruh sistem vaskuler.
“Pembuluh darah akan menjadi lebih kaku dan lebih mudah mengalami kekakuan, meningkatkan risiko tekanan darahnya mulai meningkat,” ujarnya. 7
Sementara itu, studi dalam Journal of American Heart Association pada Desember 2022 menunjukkan pasien hipertensi yang minum hanya satu cangkir kopi setiap hari tak akan menempatkan mereka pada risiko meninggal akibat stroke, serangan jantung, dan penyakit kardiovaskular lainnya.
Bambang mengatakan kopi tak menyebabkan seseorang terkena hipertensi. Namun dia menyarankan orang-orang yang sensitif terhadap kafein, sebaiknya tak mengonsumsi atau bahkan berhenti meminum kopi.
Ini karena mereka yang sensitif terhadap kafein biasanya akan mengalami jantung berdebar-debar walaupun jumlah yang diminum hanya sedikit.
“Tetapi bagi yang sudah terbiasa minum kopi hitam tanpa gula dan tidak menimbulkan berdebar, maka boleh dilanjutkan, dengan mild consumption sampai dua hingga tiga cangkir sehari,” ujar Bambang.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan saat tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg.
Kondisi ini sering disebut the silent killer karena muncul tanpa keluhan, sehingga pasien tidak tahu kalau dirinya mengalami hipertensi, tetapi kemudian mendapatkan dirinya sudah terdapat penyakit penyulit atau komplikasi dari hipertensi.
Hipertensi dikatakan menjadi faktor risiko utama untuk penyakit jantung, stroke, dan gangguan pembuluh darah lainnya.
Menurut Bambang, dengan adanya pergeseran pola gaya hidup yang kerap ditemukan di berbagai kelompok masyarakat belakangan ini, maka penting bagi orang-orang untuk memahami pola gaya hidup yang baik, serta pemantauan tekanan darah secara rutin.
Dia menambahkan, di antara pola hidup yang dapat menyebabkan hipertensi, salah satunya kurang beristirahat atau tidur. Kondisi kurang tidur akan memengaruhi variasi tekanan darah tubuh dalam 24 jam dan lama kelamaan ini dapat menimbulkan hipertensi.
Langkah diet bagi penderita hipertensi salah satunya pembatasan konsumsi garam membantu mengontrol tekanan darah pasien.
“Konsumsi garam, ini sangat berperan pada terkontrolnya tekanan darah,” kata Bambang.
Garam banyak mengandung natrium. Merujuk pada pedoman Perhimpunan Dokter Kardiovaskular Indonesia (Perki), asupan natrium hendaknya dibatasi dua gram per hari atau setara dengan lima gram (satu sendok teh) garam dapur.
Bagi pasien hipertensi, asupan natrium dibatasi lebih rendah lagi, menjadi 1,5 gram per hari atau 3,5 – 4 gram garam per hari.
Selain tentang asupan garam, Bambang yang berpraktik di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita itu menyarankan pasien hipertensi menghindari makanan mengandung banyak lemak, tetapi memperbanyak asupan sayuran, buah serta kacang-kacangan.
Tak hanya makanan, pasien hipertensi pun disarankan menjaga berat badan sehat yang artinya mereka perlu menurunkan berat badan apabila mengalami obesitas.
“Menurunkan berat badan dan menjaga berat badan ideal, olahraga yang teratur serta sangat disarankan berhenti merokok," kata Bambang.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi (energy intake) dengan energi yang digunakan (energy expenditure) dalam waktu lama.
Seseorang dikatakan obesitas salah satunya apabila memiliki indeks massa tubuh (IMT) 25,5 – 29 yang didapatkan dengan menghitung berat badan dalam satuan kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter (kg/m).
Obesitas merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan munculnya penyakit kardiovaskular karena menyebabkan kerusakan sel endotel di pembuluh darah. Sel endotel adalah suatu lapisan tunggal yang melapisi seluruh sistem vaskuler.
“Pembuluh darah akan menjadi lebih kaku dan lebih mudah mengalami kekakuan, meningkatkan risiko tekanan darahnya mulai meningkat,” ujarnya. 7
1
Komentar