Nelayan Tewas Tertindih Jukung
Seorang nelayan asal Banjar Bugbug Tengahan, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem, I Wayan Merta alias Maret, 45, tewas mengenaskan dalam kondisi tubuh remuk, Selasa (20/6) malam.
AMLAPURA, NusaBali
Tragisnya, korban justru tewas akibat tertindih jukung yang tiba-tiba terbalik akibat dihantam ombak besar di Pantai Pasih, Banjar Bugbug Kelod, Desa Bugbug.
Saat musibah maut terjadi, Selasa malam sekitar pukul 20.30 Wita, korban Wayan Merta hendak bantu memperbaiki jukung milik Haji Jun, yang mengalami kerusakan dan ditambatkan di Pantai Pasih. Tiba-tiba, jukung yang hendak diperbaiki itu terhempas, lalu terbalik menindih korban akibat dua kali dihantam ombak besar.
Awalnya, korban Wayan Merta bersama 9 nelayan lainnya berkumpul di Pantai Pasih, hendak melaut. Sekitar pukul 20.15 Wita, datanglah I Putu Merta, 36, nelayan lainnya asal Banjar Bugbug Tengahan, Desa Bugbug untuk meminta bantuan kepada korban buat memperbaiki jukung milik Haji Jun, yang mengalami kerusakan bagian katir.
Begitu dimintai tolong, korban Wayan Merta pun langsung bergegas menuju jukung Haji Jun yang tambat di Pantai Pasih. Begitu korban Wayan Merta mendekat sambil mengecek jukung milik Haji Jun, mendadak muncul ombak besar. Karena dua kali dihantam ombak besar, jukung yang hendak diperbaiki itu terbalik dan menindih korban Wayan Merta hingga tewas dalam kondisi tubuh remuk.
Para nelayan lainnya yang notabene rekan-rekan korban pun berupaya mengevakuasi Wayan Merta yang tertindih jukung. Saat berhasil dievakuasi, korban Wayan Merta masih bernapas. Malam itu juga, Kepala Desa (Perbekel) Bugbug I Gede Suteja terjun ke lokasi musibah di Pantai Pasih, bersama petugas medis dan paramedis Puskesmas Karangasem I, yakni dr Made Ratna Agustini, serta perawat I Wayan Putu Sudarsana dan I Made Meiyasa, untuk memberikan pertolongan pertama.
Selanjutnya, korban Wayan Merta yang dalam kondisi sekarat diantar ke RSUD Ka-rangasem di Amlapura. Sayangnya, nyawa korban tak bisa diselamatkan. Sebab, ketika tiba di RSUD Karangasem, nelayan berusia 45 tahun ini sudah dalam keadaan meninggal.
Berdasarkan hasil pemeriksaan medis, korban Wayan Merta tewas mengenaskan dalam kondisi luka terbuka dengan panjang 10 cm dan lebar 5 cm sedalam 3 cm di pipi kanan. Korban juga luka terbuka 4 cm x 2 cm sedalam 1 cm di dagu, luka lecet di dahi kanan, daun telinga kanan putus, luka lecet di dada hingga ke perut, luka lecet paha kiri, patah tulang leher, dan empat ruas tulang rusuk kanan patah. Selain itu, korban juga menderita luka cukup parah ukuran 14 cm x 3 cm sedalam 8 cm di pangkal paha kanan.
“Kejadiannya begitu cepat. Tidak ada yang melihat secara detail, karena suasana malam itu cukup gelap. Tiba-tiba, dia (korban Wayan Merta, Red) sudah tertindih jukung yang terbalik akibat dihantam ombak,” ujar saksi yang notabene rekan korban, I Putu Merta, 36 (nelayan asal Banjar Bugbug Tengahan, Desa Bugbug), Rabu (21/6).
Korban Wayan Merta berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta, Ni Nengah Listiawati, 40, dan dua anak. Nengah Listiawati masih terpukul atas kematian tragis suaminya.
“Sebelumnya, saya tidak ada firasat apa pun terkait musibah ini. Suami saya sudah biasa melaut malam hari," tutur Listiawati, Rabu kemarin. Jenazah Wayan Merta sendiri telah dikuburkan keluarganya di Setra Desa Pakraman Bugbung pada Buda Paing Uye, Rabu sore sekitar pukul 15.00 Wita. *k16
Saat musibah maut terjadi, Selasa malam sekitar pukul 20.30 Wita, korban Wayan Merta hendak bantu memperbaiki jukung milik Haji Jun, yang mengalami kerusakan dan ditambatkan di Pantai Pasih. Tiba-tiba, jukung yang hendak diperbaiki itu terhempas, lalu terbalik menindih korban akibat dua kali dihantam ombak besar.
Awalnya, korban Wayan Merta bersama 9 nelayan lainnya berkumpul di Pantai Pasih, hendak melaut. Sekitar pukul 20.15 Wita, datanglah I Putu Merta, 36, nelayan lainnya asal Banjar Bugbug Tengahan, Desa Bugbug untuk meminta bantuan kepada korban buat memperbaiki jukung milik Haji Jun, yang mengalami kerusakan bagian katir.
Begitu dimintai tolong, korban Wayan Merta pun langsung bergegas menuju jukung Haji Jun yang tambat di Pantai Pasih. Begitu korban Wayan Merta mendekat sambil mengecek jukung milik Haji Jun, mendadak muncul ombak besar. Karena dua kali dihantam ombak besar, jukung yang hendak diperbaiki itu terbalik dan menindih korban Wayan Merta hingga tewas dalam kondisi tubuh remuk.
Para nelayan lainnya yang notabene rekan-rekan korban pun berupaya mengevakuasi Wayan Merta yang tertindih jukung. Saat berhasil dievakuasi, korban Wayan Merta masih bernapas. Malam itu juga, Kepala Desa (Perbekel) Bugbug I Gede Suteja terjun ke lokasi musibah di Pantai Pasih, bersama petugas medis dan paramedis Puskesmas Karangasem I, yakni dr Made Ratna Agustini, serta perawat I Wayan Putu Sudarsana dan I Made Meiyasa, untuk memberikan pertolongan pertama.
Selanjutnya, korban Wayan Merta yang dalam kondisi sekarat diantar ke RSUD Ka-rangasem di Amlapura. Sayangnya, nyawa korban tak bisa diselamatkan. Sebab, ketika tiba di RSUD Karangasem, nelayan berusia 45 tahun ini sudah dalam keadaan meninggal.
Berdasarkan hasil pemeriksaan medis, korban Wayan Merta tewas mengenaskan dalam kondisi luka terbuka dengan panjang 10 cm dan lebar 5 cm sedalam 3 cm di pipi kanan. Korban juga luka terbuka 4 cm x 2 cm sedalam 1 cm di dagu, luka lecet di dahi kanan, daun telinga kanan putus, luka lecet di dada hingga ke perut, luka lecet paha kiri, patah tulang leher, dan empat ruas tulang rusuk kanan patah. Selain itu, korban juga menderita luka cukup parah ukuran 14 cm x 3 cm sedalam 8 cm di pangkal paha kanan.
“Kejadiannya begitu cepat. Tidak ada yang melihat secara detail, karena suasana malam itu cukup gelap. Tiba-tiba, dia (korban Wayan Merta, Red) sudah tertindih jukung yang terbalik akibat dihantam ombak,” ujar saksi yang notabene rekan korban, I Putu Merta, 36 (nelayan asal Banjar Bugbug Tengahan, Desa Bugbug), Rabu (21/6).
Korban Wayan Merta berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta, Ni Nengah Listiawati, 40, dan dua anak. Nengah Listiawati masih terpukul atas kematian tragis suaminya.
“Sebelumnya, saya tidak ada firasat apa pun terkait musibah ini. Suami saya sudah biasa melaut malam hari," tutur Listiawati, Rabu kemarin. Jenazah Wayan Merta sendiri telah dikuburkan keluarganya di Setra Desa Pakraman Bugbung pada Buda Paing Uye, Rabu sore sekitar pukul 15.00 Wita. *k16
1
Komentar