Tutor Kesetaraan Dilatih Susun Kurikulum Merdeka
SINGARAJA, NusaBali - Sebanyak 20 orang tutor pendidikan kesetaraan Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) di Kabupaten Buleleng dilatih untuk menyusun kurikulum merdeka.
Mereka didampingi dosen-dosen Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja melalui Program Pengabdian Masyarakat (P2M),
Pendampingan akan dilakukan selama sebulan penuh sejak Sabtu (22/7) lalu hingga akhir Agustus mendatang yang berlangsung di PKBM Widya Aksara di Desa Tigawasa, Kecamatan Banjar, Buleleng.
Ketua Pelaksana P2M Dr Ni Putu Ayu Hervina Sanjayanti mengatakan memilih sasaran tutor pendidikan kesetaraan karena selama ini pelatihan maupun pendampingan pemantapan kurikulum merdeka hanya dilaksanakan di pendidikan formal. Sedangkan pendidikan non formal seperti di kesetaraan belum tersentuh.
“Kami ingin keseimbangan penerapan kurikulum merdeka tidak hanya di pendidikan formal tetapi juga di pendidikan non formal yang selama ini belum tersentuh program pendampingan pelatihan dan penguatan,’ terang Hervina.
Puluhan tutor yang berkesempatan mengikuti program pendampingan diberikan penguatan kurikulum merdeka, baik dalam penyusunan modul ajar dan modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Menurut Hervina dalam penerapan kurikulum merdeka di pendidikan formal dan di pendidikan non formal sejatinya sama saja. Hanya saja di pendidikan non formal pelaksanaan proses belajar mengajar lebih fleksibel dan lebih cenderung ke keterampilan dan pemberdayaan projek P5.
Selama pendampingan selama sebulan penuh, tutor akan diberikan penugasan mandiri, diskusi di grup online. Targetnya setelah pendampingan ini, di pendidikan non formal dapat menghasilkan draf kurikulum, modul ajar dan modul projek.
“Intinya dengan pendampingan ini kami berharap prinsip-prinsip dalam pendidikan kesetaraan yang dikenal dengan 3 M yakni Mengejar, Mengiringi dan mendahului tetap tercapai dan berkelanjutan,” terang salah satu dosen Undiksha peraih penghargaan Kartini Award tingkat nasional tahun 2022. 7k23
Pendampingan akan dilakukan selama sebulan penuh sejak Sabtu (22/7) lalu hingga akhir Agustus mendatang yang berlangsung di PKBM Widya Aksara di Desa Tigawasa, Kecamatan Banjar, Buleleng.
Ketua Pelaksana P2M Dr Ni Putu Ayu Hervina Sanjayanti mengatakan memilih sasaran tutor pendidikan kesetaraan karena selama ini pelatihan maupun pendampingan pemantapan kurikulum merdeka hanya dilaksanakan di pendidikan formal. Sedangkan pendidikan non formal seperti di kesetaraan belum tersentuh.
“Kami ingin keseimbangan penerapan kurikulum merdeka tidak hanya di pendidikan formal tetapi juga di pendidikan non formal yang selama ini belum tersentuh program pendampingan pelatihan dan penguatan,’ terang Hervina.
Puluhan tutor yang berkesempatan mengikuti program pendampingan diberikan penguatan kurikulum merdeka, baik dalam penyusunan modul ajar dan modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Menurut Hervina dalam penerapan kurikulum merdeka di pendidikan formal dan di pendidikan non formal sejatinya sama saja. Hanya saja di pendidikan non formal pelaksanaan proses belajar mengajar lebih fleksibel dan lebih cenderung ke keterampilan dan pemberdayaan projek P5.
Selama pendampingan selama sebulan penuh, tutor akan diberikan penugasan mandiri, diskusi di grup online. Targetnya setelah pendampingan ini, di pendidikan non formal dapat menghasilkan draf kurikulum, modul ajar dan modul projek.
“Intinya dengan pendampingan ini kami berharap prinsip-prinsip dalam pendidikan kesetaraan yang dikenal dengan 3 M yakni Mengejar, Mengiringi dan mendahului tetap tercapai dan berkelanjutan,” terang salah satu dosen Undiksha peraih penghargaan Kartini Award tingkat nasional tahun 2022. 7k23
Komentar