Wawali Pimpin Inovasi ‘Raditya’ Ikuti Verifikasi dan Observasi Menuju Top 45
DENPASAR, NusaBali - Inovasi Radio Inklusi Menuju Denpasar Maju (Raditya) mengikuti seleksi verifikasi dan observasi lapangan menuju Top 45 atau tahap final.
Wakil Wakil Walikota Denpasar Kadek Agus Arya Wibawa memimpin wawancara di hadapan Tim Panelis Independen Verifikasi dan Observasi Lapangan yang dilaksanakan secara daring dari Gedung Dharma Negara Alaya, Lumintang, Denpasar Utara, Selasa (25/7).
Wawali yang didampingi Kadis Kominfos Denpasar IB Alit Adhi Merta dan Kadis Sosial Denpasar I Gusti Ayu Laxmy Saraswati, mengatakan Raditya hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat berupa sarana komunikasi, sosialisasi, dan informasi mengenai layanan publik, pembangunan, pendidikan, pelestarian budaya, kegawatdaruratan, kebencanaan, info lalu lintas, dan hiburan yang bersifat inklusif sehingga dapat diterima serta dinikmati manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat.
Materi informasi yang tersedia di Raditya juga telah terintegrasi di semua platform. Sehingga seluruh lapisan masyarakat, tidak terkecuali penyandang disabilitas dan kaum lansia yang acap kali kesulitan untuk mengakses program siaran dapat tetap mendapatkan informasi yang sama baik itu secara analog, ataupun subdomain dan media sosial. “Kehadiran Raditya ini sejalan dengan upaya pemerintah mewujudkan Kota Denpasar sebagai Kota Inklusi,” ujar Wawali Arya Wibawa.
Pada kesempatan tersebut ditampilkan layanan streaming Raditya yang terintegrasi dengan aplikasi DPS (Denpasar Prama Sewaka). Karenanya, melalui inovasi Raditya, Radio Publik Kota Denpasar menjadi radio pertama di Provinsi Bali yang memberdayakan para penyandang disabilitas sebagai penyiar khusus, memberikan ruang bagi para kelompok lansia untuk tampil dan menyalurkan hobi melalui segmen Gita Sancaya di setiap Minggu. Secara rutin setiap bulan bekerja sama dengan kelompok Kisara (Kita Sayang Remaja) mengedukasi remaja perihal seksualitas dan permasalahan remaja lainnya.
Wawali Arya Wibawa mengatakan, tiga aspek utama yang disasar oleh inovasi Raditya, yakni, kelompok disabilitas dengan memberdayakan 6 penyandang disabilitas sebagai tenaga penyiar khusus di RPKD FM. Kedua, warga lanjut usia, dengan memberikan wadah bagi kelompok pesantian lansia yang tersebar di 43 desa/kelurahan di Kota Denpasar, untuk menyalurkan hobi dalam berkesenian kidung tradisional Bali dalam program acara Gita Sancaya.
Hingga 2023 telah berkembang menjadi 360 kelompok pesantian yang berada di masing-masing banjar adat di Kota Denpasar. Dan yang ketiga yakni kelompok remaja, dengan menjalin kerja sama dengan organisasi non profit Kisara dalam melakukan sosialisasi dan edukasi kepada remaja terkait permasalahan umum yang sering terjadi, seperti halnya infeksi menular seksual, pernikahan dini, dan lain sebagainya.
Hingga saat ini telah dilakukan 96 kali talk show gratis di RPKD FM terkait hal tersebut.
“Inovasi ini dapat dengan mudah direplikasi di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar kabupaten/kota di Indonesia memiliki Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) yang dapat dimanfaatkan sebagai media inklusi,” ungkapnya.
Inovasi Raditya yang diluncurkan pada 2016 ini berperan penting dalam mensukseskan program inklusi Pemkot Denpasar, terutama melalui pola edukasi dan layanan informasi bagi penyandang disabilitas.
Ketua Tim Panelis Independen R Siti Zuhro menyampaikan apresiasi terhadap Inovasi Raditya karena telah mengakomodir para penyandang disabilitas. Program yang menarik adalah Gita Sancaya. “Acara Gita Sancaya selain memberikan hiburan juga menguatkan karakter budaya Bali. Kegiatan ini perlu terus dilaksanakan untuk menjaga budaya Bali,” ujar Siti Zuhro. @ mis
Wawali yang didampingi Kadis Kominfos Denpasar IB Alit Adhi Merta dan Kadis Sosial Denpasar I Gusti Ayu Laxmy Saraswati, mengatakan Raditya hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat berupa sarana komunikasi, sosialisasi, dan informasi mengenai layanan publik, pembangunan, pendidikan, pelestarian budaya, kegawatdaruratan, kebencanaan, info lalu lintas, dan hiburan yang bersifat inklusif sehingga dapat diterima serta dinikmati manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat.
Materi informasi yang tersedia di Raditya juga telah terintegrasi di semua platform. Sehingga seluruh lapisan masyarakat, tidak terkecuali penyandang disabilitas dan kaum lansia yang acap kali kesulitan untuk mengakses program siaran dapat tetap mendapatkan informasi yang sama baik itu secara analog, ataupun subdomain dan media sosial. “Kehadiran Raditya ini sejalan dengan upaya pemerintah mewujudkan Kota Denpasar sebagai Kota Inklusi,” ujar Wawali Arya Wibawa.
Pada kesempatan tersebut ditampilkan layanan streaming Raditya yang terintegrasi dengan aplikasi DPS (Denpasar Prama Sewaka). Karenanya, melalui inovasi Raditya, Radio Publik Kota Denpasar menjadi radio pertama di Provinsi Bali yang memberdayakan para penyandang disabilitas sebagai penyiar khusus, memberikan ruang bagi para kelompok lansia untuk tampil dan menyalurkan hobi melalui segmen Gita Sancaya di setiap Minggu. Secara rutin setiap bulan bekerja sama dengan kelompok Kisara (Kita Sayang Remaja) mengedukasi remaja perihal seksualitas dan permasalahan remaja lainnya.
Wawali Arya Wibawa mengatakan, tiga aspek utama yang disasar oleh inovasi Raditya, yakni, kelompok disabilitas dengan memberdayakan 6 penyandang disabilitas sebagai tenaga penyiar khusus di RPKD FM. Kedua, warga lanjut usia, dengan memberikan wadah bagi kelompok pesantian lansia yang tersebar di 43 desa/kelurahan di Kota Denpasar, untuk menyalurkan hobi dalam berkesenian kidung tradisional Bali dalam program acara Gita Sancaya.
Hingga 2023 telah berkembang menjadi 360 kelompok pesantian yang berada di masing-masing banjar adat di Kota Denpasar. Dan yang ketiga yakni kelompok remaja, dengan menjalin kerja sama dengan organisasi non profit Kisara dalam melakukan sosialisasi dan edukasi kepada remaja terkait permasalahan umum yang sering terjadi, seperti halnya infeksi menular seksual, pernikahan dini, dan lain sebagainya.
Hingga saat ini telah dilakukan 96 kali talk show gratis di RPKD FM terkait hal tersebut.
“Inovasi ini dapat dengan mudah direplikasi di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar kabupaten/kota di Indonesia memiliki Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) yang dapat dimanfaatkan sebagai media inklusi,” ungkapnya.
Inovasi Raditya yang diluncurkan pada 2016 ini berperan penting dalam mensukseskan program inklusi Pemkot Denpasar, terutama melalui pola edukasi dan layanan informasi bagi penyandang disabilitas.
Ketua Tim Panelis Independen R Siti Zuhro menyampaikan apresiasi terhadap Inovasi Raditya karena telah mengakomodir para penyandang disabilitas. Program yang menarik adalah Gita Sancaya. “Acara Gita Sancaya selain memberikan hiburan juga menguatkan karakter budaya Bali. Kegiatan ini perlu terus dilaksanakan untuk menjaga budaya Bali,” ujar Siti Zuhro. @ mis
Komentar