Museum Subak Tutup Kunjungan Wisatawan
Persiapan World Water Forum
TABANAN, NusaBali - Museum Subak Kabupaten Tabanan menutup sementara kunjungan wisatawan. Penutupan sudah dilakukan sejak 8 Juni 2023 sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Penutupan ini dilakukan bagian dari persiapan Tabanan menjadi tuan rumah World Water Forum (WWF) sebab sudah mulai dilakukan penataan yang dimulai dari areal parkir.
Pantauan di lapangan Rabu (26/7), sejumlah pekerja sedang melakukan pemerataan tanah. Alat berat juga sudah dilokasi membantu pengerukan tanah. Seperti diketahui areal parkir Museum Subak memang tidak elok karena bagian lantai rusak parah.
Kepala UPTD Museum Subak Tabanan, Si Putu Eka Putra Santi mengatakan penutupan dilakukan sesuai dengan surat yang diterima dari Balai Wilayah Sungai (BWS) menyusul akan dimulainya tahapan revitalisasi Museum Subak.
"Penataan parkir sudah mulai dari bulan Juli ini. Nanti juga akan ada pembongkaran Gedung Pameran bulan Agustus. Dari dasar itu kita diminta untuk menutup sementara kunjungan," ujarnya.
Disebutkan penutupan sementara kunjungan sudah disebarkan melalui media sosial termasuk ke sejumlah guide. Memang sejak ditutup ini sejumlah guide terutama rombongan ada sudah yang membatalkan kunjungan. "Kurang lebih 10 rombongan yang batal berkunjung. Terutama rombongan siswa dari luar Bali," katanya.
Dia menambahkan kendatipun sudah mulai dilakukan revitalisasi, dia tidak mengetahui bagian mana saja yang akan dilakukan pembongkaran maupun penataan karena itu proyek pusat. Museum Subak saat ini hanya melakukan kemas barang. Terutama koleksi museum yang ada di ruang pameran. "Kita sudah packing barang pameran untuk disimpan sementara. Penyimpanan masih ditempat di gedung areal Museum Subak," jelas Putra Santi.
Saat ini disebutkan kunjungan wisatawan ke Museum Subak sedikit landai. Sejak Januari hingga Mei baru tembus di angka 1.000 orang. Paling banyak wisatawan yang berkunjung adalah rombongan siswa untuk kelas domestik sementara untuk wisatawan asing lebih banyak wisatawan Eropa. "Kami harapkan dengan nanti dilakukan penataan kunjungan semakin banyak ke Museum Subak," harapnya.
Sebelumnya Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya menyebutkan dipilihnya Tabanan menjadi tuan rumah WWF karena Tabanan lumbung beras dan pangannya Bali. Apalagi terdapat Museum Subak ciri khas Tabanan sebagai daerah agraris. Sesuai informasi yang diterima Bupati Sanjaya WWF bakal digelar bulan Mei 2024 dan dihadiri oleh 250 negara.
Dari website Sekretaris Kabinet Republik Indonesia Indonesia terpilih menjadi tuan rumah WWF ke 10 setelah berhasil memenangkan vote 30 dari total 36 suara Dewan Gubernur (Board of Governors) World Water Council (WWC).
Kegiatan WWF akan mengangkat tema Water for Shared Prosperity untuk menjawab tantangan dan potensi global yang diakibatkan oleh peningkatan pertumbuhan penduduk dan Urbanisasi. Diharapkan dengan digelar WWF ini dihasilkan solusi untuk menjawab permasalahan air secara global khususnya memastikan ketersediaan serta pengelolaan air dan sanitasi yang berkelanjutan.
Bahkan terkait persiapan tersebut untuk menunjang kesiapan menjadi tuan rumah pelaksanaan World Water Forum (WWF) ke-10 2024 mendatang, Pemkab Tabanan telah mengibahkan aset lahan di area Museum Subak Banjar Sanggulan, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri ke Kementerian PUPR.
Kepala Badan Keuangan (Bakeuda) Tabanan I Wayan Kotio mengungkapkan penyerahan aset tersebut sudah disetujui DPRD dan Bupati untuk menunjang perhelatan tersebut. "Sudah disetujui melalui rekomendasi DPRD dan Bupati," ujarnya belum lama ini.
Penyerahan hibah ke Kementerian sebagai syarat untuk membangun. Supaya bangunan yang ada di aset tersebut jelas. Dan begitu nanti selesai pembangunan maka aset beserta bangunan yang ada di areal Museum Subak kembali dihibahkan ke Pemkab Tabanan. 7des
Komentar