Telan Kerugian Hampir Rp 8 Miliar
Bencana Alam di Bangli, Januari – Juli 2023
Bantuan untuk korban luka berat, korban meninggal diusulkan melalui dana santunan yang bersumber dari anggaran BPBD Provinsi Bali.
BANGLI, NusaBali
Kabupaten Bangli tertimpa bencana alam, terutama akibat cuaca ekstrem pada Januari - Juli 2023. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangli mencatat kerugian material akibat bencana tersebut hampir Rp 8 miliar. Bencana alam di bumi sejuk ini juga menelan korban jiwa.
Kalak BPBD dan Damkar Bangli Wayan Wardana didampingi Kabid Logistik dan Kedaruratan BPBD Bangli Ketut Agus Sutapa, mengatakan dampak cuaca ekstrem baik itu berupa hujan deras, angin kencang, dan kilatan petir. Terjadi pula kebakaran gedung/pemukiman.
Sejak Januari hingga pertengahan Juli 2023, total estimasi kerugian materiil yang ditimbulkan akibat cuaca ekstrem tersebut, mencapai Rp. 7.960.720.000. "Selain itu ada dua korban jiwa akibat bencana alam," ungkapnya, Rabu (26/7).
Menurut Wardana, nilai kerugian yang ditampilkan itu hanya memuat estimasi atau perkiraan terhadap nilai kerusakan fisik bangunan. Mengacu dari data tersebut, tercatat ada 132 titik bencana/musibah yang terjadi di seluruh Kabupaten Bangli dalam kurun waktu 6,5 bulan terakhir. "Jenis bencana didominasi tanah longsor dan pohon tumbang," kata pejabat asal Kelurahan Kawan, Kecamatan Bangli ini.
Dari jumlah titik bencana tersebut, terparah terjadi pada 7 Juli 2023. Saat itu, tanah longsor di Kelurahan Cempaga, Bangli, menyebabkan pasangan suami-istri meninggal dunia karena tertimbun materiil longsor. Selain itu, tujuh warga mengalami luka ringan dan sebuah bangunan rusak berat di Cempaga dengan kerugian sekitar Rp 250 juta. Selain itu, di Banjar Brahmana Bukit, Kelurahan Cempaga, Bangli, tercatat empat bangunan rusak berat dengan kerugian sekitar Rp 750 juta.
Sedangkan di Desa Tamanbali, longsor juga menyebabkan senderan ambles dan dua bangunan rusak berat dengan nilai kerugian mencapai Rp 300 juta. Di Desa Dausa, pohon tumbang sebabkan 4 bangunan rusak berat dengan kerugian mencapai Rp 300 juta. Di Banjar Buuangan pada 6 Februari dampak cuaca ekstrim angin puting beliung sebabkan 9 bangunan rusak berat dengan kerugian mencapai Rp 2,5 miliar.
Selain itu, kebakaran gedung dan pemukiman di Banjar Klatkat, Desa Abang Batudinding, pada 16 Februari menyebabkan seorang warga luka ringan dan bangunan rusak berat dengan estimasi kerugian sekitar Rp 80 juta.
Kata Wardana, Langkah – langkah yang telah diambil atas peristiwa dampak bencana itu, yakni penguatan bantuan logistik kepada korban bencana pada sektor pemukiman. Sedangkan bantuan untuk korban luka berat, korban meninggal diusulkan melalui dana santunan yang bersumber dari anggaran BPBD Provinsi Bali.
Untuk kerusakan pada fasilitas pribadi dan fasilitas umum milik masyarakat, jelasnya, setelah lolos verifikasi oleh Tim Kajian Kebutuhan Pasca Bencana, lanjut diusulkan untuk mendapat bantuan sosial yang tak terencana. Hal ini sesuai Peraturan Gubernur Bali Nomor : 32 tahun 2021, dana bantuan ini bersumber dari BPBD Provinsi Bali. ‘’Bantuan logistik sendiri, bersumber dari BPBD - Damkar, Dinsos Bangli, PMI Bangli," ujarnya. 7esa
1
Komentar