Pertamina Gelar Operasi Pasar
DENPASAR, NusaBali - Pertamina menggelar operasi pasar gas elpiji ukuran tiga kilogram di sejumlah wilayah di Bali untuk mengantisipasi tingginya kebutuhan serangkaian Hari Raya Galungan pada 1 – 3 Agustus 2023.
“Operasi pasar di Bali total ada 5.360 tabung gas elpiji tiga kilogram,” kata Manajer Komunikasi dan CSR Pertamina Patra Niaga Wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Ahad Rahedi saat dihubungi di Denpasar, Rabu (26/7/2023).
Ada pun pemasaran bahan bakar minyak (BBM) termasuk elpiji di Bali berada di bawah koordinasi Operasional Regional (MOR) V yang berkedudukan di Surabaya, Jawa Timur.
Rahedi merinci untuk di Kota Denpasar sebanyak 1.600 tabung, di Kabupaten Gianyar sebanyak 1.600 tabung, Kabupaten Karangasem sebanyak 1.600 tabung, dan Bangli sebanyak 560 tabung.
“Kami adakan bertahap mengantisipasi kebutuhan Hari Raya Galungan,” ujarnya. Namun dia tidak menjelaskan proyeksi peningkatan kebutuhan menjelang Hari Raya Galungan di Bali.
Operasi pasar elpiji subsidi yang digelar mulai Senin (17/7) itu, kata Rahedi, dilakukan di tingkat agen yang total di Bali terdapat 109 agen elpiji. Rata-rata per hari untuk operasi pasar itu mencapai sebanyak 200 tabung per lokasi di masing-masing kabupaten/kota.
Sedangkan berdasarkan catatan Pertamina Patra Niaga Wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara, konsumsi gas elpiji 3 kilogram di Bali rata-rata mencapai 240 ribu tabung per hari.
Di sisi lain, BUMN itu mengimbau masyarakat agar membeli langsung di pangkalan elpiji resmi. Pangkalan elpiji resmi difungsikan sebagai lembaga penyalur tingkat akhir yang melayani konsumen individu secara langsung dan tidak mengutamakan pengecer atau pemborong.
Tujuannya, kata dia, agar warga yang berhak, terjamin mendapatkan gas elpiji 3 kg dengan harga eceran tertinggi (HET).
Sesuai Peraturan Gubernur Bali Nomor 63 Tahun 2022 harga eceran tertinggi (HET) gas elpiji dengan tabung berwarna hijau di pangkalan resmi di Bali sebesar Rp 18.000 per tabung.
“Kalau di pengecer tidak ada yang bisa mengontrol penggunaannya untuk konsumen yang ditentukan,” ucap Rahedi.
Saat ini, konsumsi gas elpiji 3 kg diperuntukkan kepada empat golongan yakni rumah tangga prasejahtera, nelayan sasaran, petani, dan UMKM.
Pertamina melalui program satu desa satu pangkalan (OVOO) atau satu desa di Bali minimal memiliki satu pangkalan dan rata-rata ada empat pangkalan di setiap desa. 7 ant
Ada pun pemasaran bahan bakar minyak (BBM) termasuk elpiji di Bali berada di bawah koordinasi Operasional Regional (MOR) V yang berkedudukan di Surabaya, Jawa Timur.
Rahedi merinci untuk di Kota Denpasar sebanyak 1.600 tabung, di Kabupaten Gianyar sebanyak 1.600 tabung, Kabupaten Karangasem sebanyak 1.600 tabung, dan Bangli sebanyak 560 tabung.
“Kami adakan bertahap mengantisipasi kebutuhan Hari Raya Galungan,” ujarnya. Namun dia tidak menjelaskan proyeksi peningkatan kebutuhan menjelang Hari Raya Galungan di Bali.
Operasi pasar elpiji subsidi yang digelar mulai Senin (17/7) itu, kata Rahedi, dilakukan di tingkat agen yang total di Bali terdapat 109 agen elpiji. Rata-rata per hari untuk operasi pasar itu mencapai sebanyak 200 tabung per lokasi di masing-masing kabupaten/kota.
Sedangkan berdasarkan catatan Pertamina Patra Niaga Wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara, konsumsi gas elpiji 3 kilogram di Bali rata-rata mencapai 240 ribu tabung per hari.
Di sisi lain, BUMN itu mengimbau masyarakat agar membeli langsung di pangkalan elpiji resmi. Pangkalan elpiji resmi difungsikan sebagai lembaga penyalur tingkat akhir yang melayani konsumen individu secara langsung dan tidak mengutamakan pengecer atau pemborong.
Tujuannya, kata dia, agar warga yang berhak, terjamin mendapatkan gas elpiji 3 kg dengan harga eceran tertinggi (HET).
Sesuai Peraturan Gubernur Bali Nomor 63 Tahun 2022 harga eceran tertinggi (HET) gas elpiji dengan tabung berwarna hijau di pangkalan resmi di Bali sebesar Rp 18.000 per tabung.
“Kalau di pengecer tidak ada yang bisa mengontrol penggunaannya untuk konsumen yang ditentukan,” ucap Rahedi.
Saat ini, konsumsi gas elpiji 3 kg diperuntukkan kepada empat golongan yakni rumah tangga prasejahtera, nelayan sasaran, petani, dan UMKM.
Pertamina melalui program satu desa satu pangkalan (OVOO) atau satu desa di Bali minimal memiliki satu pangkalan dan rata-rata ada empat pangkalan di setiap desa. 7 ant
Komentar