Sekda Alit Wiradana Minta Bali CMPP Genjot Pengerjaan Instalasi Pengolahan Bau
DENPASAR, NusaBali - Sekretaris Daerah Kota Denpasar Ida Bagus Alit Wiradana mendatangi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur, Rabu (26/7).
Kedatangannya bersama perwakilan masyarakat sekitar untuk bertemu dengan PT Bali CMPP, supaya menggenjot progres pengerjaan instalasi pengolahan bau sampah.
Sekda Alit Wiradana meminta PT Bali Citra Metro Plasma Power (PT Bali CMPP) selaku pengelola TPST Kesiman Kertalangu menggenjot pengerjaan instalasi pengolahan bau sampah. Hal ini karena permasalahan bau sampah ini menjadi keluhan masyarakat.
“Jadi kami hadir di sini bersama perwakilan masyarakat sebagai wujud sinergi dan kolaborasi untuk bersama mengawasi pengerjaan ini. Hal ini sesuai dengan arahan Walikota dan Wakil Walikota Denpasar saat meninjau TPST Kesiman Kertalangu. Kami berharap Bali CMPP menggenjot pengerjaan instalasi pengolahan bau sampah tersebut, sehingga saat beroperasi nanti TPST tidak menimbulkan bau,” ujarnya.
Sekda Alit Wiradana juga mengajak masyarakat sekitar untuk bersama-sama mengawasi operasional TPST Kesiman Kertalangu. Sehingga masukan dan saran menjadi penting untuk mendukung optimalisasi TPST Kesiman Kertalangu yang menjadi salah satu strategi penanganan sampah perkotaan. Di mana, alurnya tetap mengedepankan partisipasi masyarakat dengan memilah sampah dari sumber, selanjutnya diolah di TPS3R masing-masing desa/kelurahan, dan terakhir residunya diolah di TPST menjadi beberapa jenis, mulai dari maggot, wood pelet, dan RDF.
“Mari kita bersama-sama mengawasi untuk mewujudkan TPST ini dalam mendukung optimalisasi pengolahan sampah perkotaan. Kami juga mengajak masyarakat untuk mendukung pengolahan sampah dengan memilah sampah dari sumber,” kata Sekda Alit Wiradana.
Bendesa Adat Kesiman I Ketut Wisna yang kemarin ikut ke lokasi, mengatakan bau sampah yang dikeluhkan masyarakat saat ini bersumber dari dua aktivitas utama, yakni endapan sampah dan proses pengeringan sampah. Kedua proses dan kondisi inilah yang menimbulkan bau yang tidak sedap, terlebih angin yang berhembus kencang.
Meski demikian, dia menegaskan bahwa masyarakat Kesiman Kertalangu mendukung keberadaan TPST Kesiman Kertalangu. Diharapkan ke depannya dengan sistem pengolahan modern dapat menjadi contoh pengolahan sampah perkotaan.
“Ada dua hal yang mengakibatkan bau sampah ini, yaitu pengendapan sampah dan pengeringan sampah dengan penguapan. Semoga dengan sistem pengendalian bau ini dapat mengatasi polusi bau sampah ini nantinya,” kata Wisna.
Direktur Utama Bali CMPP Made Wahyu Wiratma mengakui bahwa proses pengolahan sampah di TPST Kesiman Kertalangu menimbulkan dampak bau yang dikeluhkan masyarakat. Bali CMPP terus berusaha mengatasi hal tersebut, di antaranya dengan pembuatan instalasi pengolahan bau sampah. Nantinya bau yang ditimbulkan diserap oleh pipa, untuk diolah di instalasi pengolahan bau sampah. Selesai diolah, udara yang dilepaskan tanpa bau.
“Jadi konsepnya nanti begitu, sesuai dengan masukan masyarakat dan pandangan Tim Ahli, jadi kita buatkan instalasi pengolahan bau sampah. Ini sudah mulai dikerjakan sampai tuntas dijadwalkan pada akhir Agustus. Mudah-mudahan setelah itu tidak ada bau sampah lagi. Untuk optimalisasi pengolahan sampah, kami sudah putuskan untuk menambah alat atau mesin,” ujar Wiratma. 7 mis
Sekda Alit Wiradana meminta PT Bali Citra Metro Plasma Power (PT Bali CMPP) selaku pengelola TPST Kesiman Kertalangu menggenjot pengerjaan instalasi pengolahan bau sampah. Hal ini karena permasalahan bau sampah ini menjadi keluhan masyarakat.
“Jadi kami hadir di sini bersama perwakilan masyarakat sebagai wujud sinergi dan kolaborasi untuk bersama mengawasi pengerjaan ini. Hal ini sesuai dengan arahan Walikota dan Wakil Walikota Denpasar saat meninjau TPST Kesiman Kertalangu. Kami berharap Bali CMPP menggenjot pengerjaan instalasi pengolahan bau sampah tersebut, sehingga saat beroperasi nanti TPST tidak menimbulkan bau,” ujarnya.
Sekda Alit Wiradana juga mengajak masyarakat sekitar untuk bersama-sama mengawasi operasional TPST Kesiman Kertalangu. Sehingga masukan dan saran menjadi penting untuk mendukung optimalisasi TPST Kesiman Kertalangu yang menjadi salah satu strategi penanganan sampah perkotaan. Di mana, alurnya tetap mengedepankan partisipasi masyarakat dengan memilah sampah dari sumber, selanjutnya diolah di TPS3R masing-masing desa/kelurahan, dan terakhir residunya diolah di TPST menjadi beberapa jenis, mulai dari maggot, wood pelet, dan RDF.
“Mari kita bersama-sama mengawasi untuk mewujudkan TPST ini dalam mendukung optimalisasi pengolahan sampah perkotaan. Kami juga mengajak masyarakat untuk mendukung pengolahan sampah dengan memilah sampah dari sumber,” kata Sekda Alit Wiradana.
Bendesa Adat Kesiman I Ketut Wisna yang kemarin ikut ke lokasi, mengatakan bau sampah yang dikeluhkan masyarakat saat ini bersumber dari dua aktivitas utama, yakni endapan sampah dan proses pengeringan sampah. Kedua proses dan kondisi inilah yang menimbulkan bau yang tidak sedap, terlebih angin yang berhembus kencang.
Meski demikian, dia menegaskan bahwa masyarakat Kesiman Kertalangu mendukung keberadaan TPST Kesiman Kertalangu. Diharapkan ke depannya dengan sistem pengolahan modern dapat menjadi contoh pengolahan sampah perkotaan.
“Ada dua hal yang mengakibatkan bau sampah ini, yaitu pengendapan sampah dan pengeringan sampah dengan penguapan. Semoga dengan sistem pengendalian bau ini dapat mengatasi polusi bau sampah ini nantinya,” kata Wisna.
Direktur Utama Bali CMPP Made Wahyu Wiratma mengakui bahwa proses pengolahan sampah di TPST Kesiman Kertalangu menimbulkan dampak bau yang dikeluhkan masyarakat. Bali CMPP terus berusaha mengatasi hal tersebut, di antaranya dengan pembuatan instalasi pengolahan bau sampah. Nantinya bau yang ditimbulkan diserap oleh pipa, untuk diolah di instalasi pengolahan bau sampah. Selesai diolah, udara yang dilepaskan tanpa bau.
“Jadi konsepnya nanti begitu, sesuai dengan masukan masyarakat dan pandangan Tim Ahli, jadi kita buatkan instalasi pengolahan bau sampah. Ini sudah mulai dikerjakan sampai tuntas dijadwalkan pada akhir Agustus. Mudah-mudahan setelah itu tidak ada bau sampah lagi. Untuk optimalisasi pengolahan sampah, kami sudah putuskan untuk menambah alat atau mesin,” ujar Wiratma. 7 mis
Komentar