Yayasan: Penggalangan Donasi Seizin Keluarga
Dipolisikan karena Diduga Eksploitasi Anak
SINGARAJA, NusaBali - Pasca dilaporkan ke polisi karena diduga mengeksploitasi seorang bocah kurang mampu asal Banjar Dinas Bukit Sari, Desa Tegallinggah, Kecamatan Sukasada, Buleleng, dalam penggalian donasi, Yayasan Sahabat Peduli Kasih memberikan penjelasan.
Ketua Yayasan Sahabat Peduli Kasih, Jro Mangku Made Wijaya Dangin menyebut, penggalangan dana untuk Putu Nita Satrini, 8, ini dilakukan atas seizin pihak keluarga. Hanya saja terkait narasi yang menjelaskan terkait kondisi Nita diklaim Wijaya dibuat langsung oleh pihak kitabisa.com.
"Masalah narasi itu dibuat oleh kitabisa, bukan dari yayasan. Kami hanya memfasilitasi dan pendamping. Jadi caption itu dibuat kitabisa. Kami hanya memohonkan agar dibantu digalangkan dana," kata Wijaya, Rabu (26/7).
Wijaya juga menyebutkan uang Rp 250 ribu yang diberikan kepada Nita itu merupakan dana milik yayasan. Sementara donasi yang terkumpul dari aplikasi kitabisa.com belum diserahkan kepada Nita. Dana tersebut rencananya diserahkan untuk memperbaiki rumah Nita yang dalam kondisi bocor. "Donasi yang terkumpul dari kitabisa itu sudah mau kami salurkan, tapi ditolak oleh keluarga Nita karena ada kesalahpahaman," imbuh dia.
Dirinya membenarkan jika video dan foto anak itu jualan kerupuk memang dibuat oleh relawan. Hanya saja ia tak mengetahui apakah kesehariannya Nita merupakan seorang pedagang kerupuk. Sebab yang berhubungan langsung dengan Nita saat itu adalah salah satu relawan yayasan.
"Video dan foto anak itu jualan kerupuk memang dibuat oleh relawan kami, terus captionnya diolah oleh kitabisa.com. Apakah itu hanya settingan atau seperti apa saya kurang tahu teknis di lapangan, saya juga belum berkomunikasi dengan relawan," jelasnya.
Kata Wijaya, hingga saat ini donasi untuk Nita di aplikasi kitabisa.com masih dibuka. Pasalnya hingga saat ini pihaknya belum menerima permintaan dari keluarga, untuk menutup donasi tersebut. "Komunikasi dengan keluarga belum ada. Kalau memang keluarga ingin donasinya ditutup, kami bisa sampaikan ke pihak kitabisa.com. Kalau panggilan dari penyidik juga belum ada," tandasnya.
Adapun pantauan di aplikasi kitabisa.com donasi dari masyarakat untuk membantu Nita terus mengalir. Hingga Rabu kemarin, tercatat jumlah donasi sudah mencapai Rp 42,8 juta lebih.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Buleleng, Putu Kariaman mengaku akan segera mengecek izin Yayasan Sahabat Peduli Kasih pasca yayasan tersebut dilaporkan ke polisi. Ia mengatakan berdasarkan koordinasi dari pekerja sosial, narasi maupun video yang diunggah oleh Yayasan Sahabat Peduli Kasih di media sosial memang terlalu mendramatisir.
Menurutnya, dalam membuka donasi ini, pihak yayasan tidak pernah berkoordinasi dengan Dinsos Buleleng. Pihaknya pun akan segera melakukan peninjauan untuk melihat langsung kondisi Nita. Apabila dari peninjauan itu, Nita ternyata bukan seorang pedagang kerupuk seperti yang dinarasikan, pihaknya akan memanggil pihak yayasan untuk dimintai keterangan.
"Kami akan cek dulu keadaan adik itu, sebenarnya seperti apa. Kami akan pelajari juga masalahnya sebenarnya seperti apa. Kalau memang terbukti ada tindakan mengeksploitasi, kami akan mengambil langkah untuk membekukan rekomendasi izin yayasan yang kami berikan," jelasnya. 7mzk
"Masalah narasi itu dibuat oleh kitabisa, bukan dari yayasan. Kami hanya memfasilitasi dan pendamping. Jadi caption itu dibuat kitabisa. Kami hanya memohonkan agar dibantu digalangkan dana," kata Wijaya, Rabu (26/7).
Wijaya juga menyebutkan uang Rp 250 ribu yang diberikan kepada Nita itu merupakan dana milik yayasan. Sementara donasi yang terkumpul dari aplikasi kitabisa.com belum diserahkan kepada Nita. Dana tersebut rencananya diserahkan untuk memperbaiki rumah Nita yang dalam kondisi bocor. "Donasi yang terkumpul dari kitabisa itu sudah mau kami salurkan, tapi ditolak oleh keluarga Nita karena ada kesalahpahaman," imbuh dia.
Dirinya membenarkan jika video dan foto anak itu jualan kerupuk memang dibuat oleh relawan. Hanya saja ia tak mengetahui apakah kesehariannya Nita merupakan seorang pedagang kerupuk. Sebab yang berhubungan langsung dengan Nita saat itu adalah salah satu relawan yayasan.
"Video dan foto anak itu jualan kerupuk memang dibuat oleh relawan kami, terus captionnya diolah oleh kitabisa.com. Apakah itu hanya settingan atau seperti apa saya kurang tahu teknis di lapangan, saya juga belum berkomunikasi dengan relawan," jelasnya.
Kata Wijaya, hingga saat ini donasi untuk Nita di aplikasi kitabisa.com masih dibuka. Pasalnya hingga saat ini pihaknya belum menerima permintaan dari keluarga, untuk menutup donasi tersebut. "Komunikasi dengan keluarga belum ada. Kalau memang keluarga ingin donasinya ditutup, kami bisa sampaikan ke pihak kitabisa.com. Kalau panggilan dari penyidik juga belum ada," tandasnya.
Adapun pantauan di aplikasi kitabisa.com donasi dari masyarakat untuk membantu Nita terus mengalir. Hingga Rabu kemarin, tercatat jumlah donasi sudah mencapai Rp 42,8 juta lebih.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Buleleng, Putu Kariaman mengaku akan segera mengecek izin Yayasan Sahabat Peduli Kasih pasca yayasan tersebut dilaporkan ke polisi. Ia mengatakan berdasarkan koordinasi dari pekerja sosial, narasi maupun video yang diunggah oleh Yayasan Sahabat Peduli Kasih di media sosial memang terlalu mendramatisir.
Menurutnya, dalam membuka donasi ini, pihak yayasan tidak pernah berkoordinasi dengan Dinsos Buleleng. Pihaknya pun akan segera melakukan peninjauan untuk melihat langsung kondisi Nita. Apabila dari peninjauan itu, Nita ternyata bukan seorang pedagang kerupuk seperti yang dinarasikan, pihaknya akan memanggil pihak yayasan untuk dimintai keterangan.
"Kami akan cek dulu keadaan adik itu, sebenarnya seperti apa. Kami akan pelajari juga masalahnya sebenarnya seperti apa. Kalau memang terbukti ada tindakan mengeksploitasi, kami akan mengambil langkah untuk membekukan rekomendasi izin yayasan yang kami berikan," jelasnya. 7mzk
Komentar