Tarung Sengit di Dapil Klungkung, Suwirta All Out
SEMARAPURA, NusaBali - Tarung Daerah Pemilihan (Dapil) Klungkung untuk DPRD Bali di Pemilu 2024 dipastikan akan sengit dan panas. Kuota yang hanya tiga kursi akan diperebutkan caleg-caleg kuat dan incumbent.
Posisi incumbent ada I Ketut Juliarta (Gerindra), Tjokorda Gde Agung dan Ni Luh Kadek Yustiawati (PDIP). Sementara pendatang baru (new comer) diisi sejumlah nama kuat, seperti Bupati Klungkung dua periode (2013-2018 dan 2028-2023) I Nyoman Suwirta, dan eks Anggota Fraksi PDIP DPRD Bali dapil Klungkung periode 2009-2014 dan 2014-2018 yang kini bergabung ke Gerindra I Ketut Mandia. Menghadapi pertarungan sengit ini, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengaku akan all out.
Saat ditemui, Suwirta belum mau membeberkan target perolehan suara saat Pileg 2024 mendatang. "Targetnya dapat, entah berapa, yang jelas saya pasti all out bekerja tidak hanya sekadar dapat," ujar bupati asal Dusun Ceningan, Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida ini saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (27/7).
"Ke depan astungkara saya lolos maka saya pun harus memberikan kontribusi maksimal kepada partai, di sana baru nanti ada strategi untuk merekrut anak anak muda agar mereka melek terhadap politik," ujar Bupati Suwirta. Sesuai Peraturan KPU, Bupati Suwirta sudah mengajukan surat pengunduran diri sebagai bupati, dan proses di partai sudah selesai tinggal menunggu DCT (Daftar Calon Tetap). "Saya sendiri juga mengikuti nanti terkait dengan surat pemberhentian dari Kemendagri. Dari info waktu lalu suratnya bisa keluar pada bulan Oktober 2023. Apakah itu langsung berhenti atau ada terhitung mulai tanggal DCT per 4 November," ujarnya.
Dalam sisa jabatannya yang tinggal beberapa bulan lagi, Bupati Suwirta secara pararel sambil menyelesaikan tugas-tugas jadi bupati. "Ketika berjalan ke masyarakat sambil-sambil saja ngobrol tentang politik. Tentang tugas-tugas termasuk pengelolaan anggaran tetap berjalan," ujarnya. Disinggung terkait strategi dalam mendulang suara, Bupati Suwirta menyebut berfikir positif saja, terlebih dirinya sudah 10 tahun jadi bupati.
"Kalau mau mengingat bagaimana perubahan Klungkung ini, saya yakin masyarakat tidak akan ragu lagi memilih I Nyoman Suwirta menjadi anggota legislatif," tegas Bupati Suwirta. Dari program-program misalnya kegiatan fisik, kemudian di bidang kesehatan, RSUD, termasuk keputusan paling mahal itu BPJS Kesehatan di mana tahun 2018 Klungkung sudah UHC (Universal Health Coverage). "Tiyang hanya jalan saja, ketemu dengan teman-teman mengingatkan mereka. Tak ada cara khusus, dan saat turun itu bilang apa adanya. Kalau mereka tidak merasakan baru kita jelaskan," ujarnya.
Kemudian program satu desa satu TK negeri yang tidak ada di tempat lain. Hanya saja sekarang masyarakat tidak semuanya bisa sadar, melek, dan ingat akan hal seperti itu. "Tentunya saya kembali menyerahkan kepada masyarakat untuk menentukan yang terbaik yang nanti bisa mewakili mereka di Provinsi Bali," ujarnya.
Bupati Suwirta menyebutkan 10 tahun kepemimpinannya berlalu dengan berbagai gebrakan di awal, seperti di Kecamatan Nusa Penida, ketika awal menjabat melihat kondisi jalan 100 persen tidak layak pakai. "Kita sudah jadikan hampir menjadi 100 persen (layak pakai)," bebernya. "Nusa Penida berkembang seperti sekarang tidak terlepas gebrakan kita berani mempromosikan, berani menyiapkan anggaran untuk sarana dan prasarana. Lebih lanjut saya akan siapkan perjalanan per segmen sehingga nanti kelihatan berapa puskesmas yang dibangun, berapa sekolah yang dibangun, berapa kilometer jalan yang dibangun, bagaimana kenaikan PAD digunakan untuk apa saja," ujarnya.
Seperti diketahui, perjuangan Bupati Suwirta terjun dalam tarung Pileg DPRD Bali 2024 mendatang akan mendapatkan tantangan dari sejumlah figur kuat, baik internal PDIP maupun luar PDIP. Seperti, I Ketut Juliarta politisi Gerindra asal Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung. Selain itu, juga comeback-nya politisi senior asal Desa Pikat, Kecamatan Dawan, Klungkung I Ketut Mandia, yang juga mantan anggota DPRD Bali dua periode ini. Pasca lima tahun vakum dari politik, Mandia yang ngaku masih ‘penyembuhan’ setelah berjuang menjadi Anggota DPRD Bali di Pileg 2014 dan tarung Pilkada Klungkung 2018, pilih turun gunung lagi maju ke DPRD Bali. Namun dia tak lagi diusung PDIP, melainkan Partai Gerindra. Pertarungan antara caleg PDIP versus Gerindra di Klungkung pun diprediksi akan panas. 7 wan
Saat ditemui, Suwirta belum mau membeberkan target perolehan suara saat Pileg 2024 mendatang. "Targetnya dapat, entah berapa, yang jelas saya pasti all out bekerja tidak hanya sekadar dapat," ujar bupati asal Dusun Ceningan, Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida ini saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (27/7).
"Ke depan astungkara saya lolos maka saya pun harus memberikan kontribusi maksimal kepada partai, di sana baru nanti ada strategi untuk merekrut anak anak muda agar mereka melek terhadap politik," ujar Bupati Suwirta. Sesuai Peraturan KPU, Bupati Suwirta sudah mengajukan surat pengunduran diri sebagai bupati, dan proses di partai sudah selesai tinggal menunggu DCT (Daftar Calon Tetap). "Saya sendiri juga mengikuti nanti terkait dengan surat pemberhentian dari Kemendagri. Dari info waktu lalu suratnya bisa keluar pada bulan Oktober 2023. Apakah itu langsung berhenti atau ada terhitung mulai tanggal DCT per 4 November," ujarnya.
Dalam sisa jabatannya yang tinggal beberapa bulan lagi, Bupati Suwirta secara pararel sambil menyelesaikan tugas-tugas jadi bupati. "Ketika berjalan ke masyarakat sambil-sambil saja ngobrol tentang politik. Tentang tugas-tugas termasuk pengelolaan anggaran tetap berjalan," ujarnya. Disinggung terkait strategi dalam mendulang suara, Bupati Suwirta menyebut berfikir positif saja, terlebih dirinya sudah 10 tahun jadi bupati.
"Kalau mau mengingat bagaimana perubahan Klungkung ini, saya yakin masyarakat tidak akan ragu lagi memilih I Nyoman Suwirta menjadi anggota legislatif," tegas Bupati Suwirta. Dari program-program misalnya kegiatan fisik, kemudian di bidang kesehatan, RSUD, termasuk keputusan paling mahal itu BPJS Kesehatan di mana tahun 2018 Klungkung sudah UHC (Universal Health Coverage). "Tiyang hanya jalan saja, ketemu dengan teman-teman mengingatkan mereka. Tak ada cara khusus, dan saat turun itu bilang apa adanya. Kalau mereka tidak merasakan baru kita jelaskan," ujarnya.
Kemudian program satu desa satu TK negeri yang tidak ada di tempat lain. Hanya saja sekarang masyarakat tidak semuanya bisa sadar, melek, dan ingat akan hal seperti itu. "Tentunya saya kembali menyerahkan kepada masyarakat untuk menentukan yang terbaik yang nanti bisa mewakili mereka di Provinsi Bali," ujarnya.
Bupati Suwirta menyebutkan 10 tahun kepemimpinannya berlalu dengan berbagai gebrakan di awal, seperti di Kecamatan Nusa Penida, ketika awal menjabat melihat kondisi jalan 100 persen tidak layak pakai. "Kita sudah jadikan hampir menjadi 100 persen (layak pakai)," bebernya. "Nusa Penida berkembang seperti sekarang tidak terlepas gebrakan kita berani mempromosikan, berani menyiapkan anggaran untuk sarana dan prasarana. Lebih lanjut saya akan siapkan perjalanan per segmen sehingga nanti kelihatan berapa puskesmas yang dibangun, berapa sekolah yang dibangun, berapa kilometer jalan yang dibangun, bagaimana kenaikan PAD digunakan untuk apa saja," ujarnya.
Seperti diketahui, perjuangan Bupati Suwirta terjun dalam tarung Pileg DPRD Bali 2024 mendatang akan mendapatkan tantangan dari sejumlah figur kuat, baik internal PDIP maupun luar PDIP. Seperti, I Ketut Juliarta politisi Gerindra asal Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung. Selain itu, juga comeback-nya politisi senior asal Desa Pikat, Kecamatan Dawan, Klungkung I Ketut Mandia, yang juga mantan anggota DPRD Bali dua periode ini. Pasca lima tahun vakum dari politik, Mandia yang ngaku masih ‘penyembuhan’ setelah berjuang menjadi Anggota DPRD Bali di Pileg 2014 dan tarung Pilkada Klungkung 2018, pilih turun gunung lagi maju ke DPRD Bali. Namun dia tak lagi diusung PDIP, melainkan Partai Gerindra. Pertarungan antara caleg PDIP versus Gerindra di Klungkung pun diprediksi akan panas. 7 wan
Komentar