Jelang Galungan, Janur 'Diburu' Warga Denpasar
DENPASAR, NusaBali - Janur, salah satu bahan upakara untuk Hari Raya Galungan dan Kuningan. Karena tingkat kebutuhan tinggi, maka menjelang hari raya Galungan yang tinggal hitungan hari, janur pun ‘diburu’ warga Kota Denpasar.
Seperti yang terlihat pada pasar tumpah, di kawasan Jalan Kartini, sekitar Wangaya Klod, Denpasar Utara, Kamis (27/7). Warga yang memerlukan janur, berebut tawar-menawar membeli janur.
I Gede Sadra, salah seorang pedagang janur mengatakan sepekan jelang Galungan, keramaian warga mencari janur meningkat.
“Ya, karena rerahinan (Hari Galungan) sudah dekat,” ucapnya sambil sibuk melayani pembeli.
Harga per pesel atau perikat Rp 20 ribu. Janur tersebut didatangkan dari Jawa. Antara lain dari Malang, Jawa Timur (Jatim).
“Busung (janur) Bali sulit diperoleh, karena banyak sudah jadi beton,” ucap Sadra, menjelaskan yang dia maksud makin berkurangnya pohon kelapa, karena banyak lahan perkebunan kelapa yang beralih fungsi.
Menurut Sadra, harga Rp 20 ribu per pesel, terbilang murah. Biasanya harga per ikat, Rp 25 ribu.
“Tak tahu tiyang, apakah busung (janur) yang banyak, atau pembeli yang berkurang,” ujarnya bernada bingung.
Namun dia kemudian menegaskan, semua itu terjadi karena kondisi pasar.
“Besok atau lusa, apa naik atau tidak, kita tidak tahu. Sekarang karena pas berdekatan dengan hari raya(jelang Galungan) naik,” duganya.
Yang jelas, dia meyakinkan belakangan pembelian barang- barang untuk keperluan Galungan, menujukkan kian ramai.
“Karena ini (janur) dibutuhkan untuk bahan jejahitan (bahan upakara),” kata Gede Sadra. K17.
1
Komentar