Demam Anak Dianggap dalam Batas Normal Bila Terjadi 6 Kali Setahun
DEMAM, batuk, dan pilek pada anak masih dianggap batas umum apabila terjadi enam hingga delapan kali per tahun. Tetapi, demamnya itu tidak berat dan tidak diiringi gejala penyakit lain, dan batuknya tidak disertai sesak, tidak sampai mengganggu atau berlangsung lebih lama.
Konsultan alergi imunologi yang tergabung dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia dr Molly Dumakuri Oktarina SpA(K), berpendapat demam seorang anak masih dianggap dalam batas normal apabila terjadi enam hingga delapan kali dalam setahun.
“Tetapi demamnya itu tidak berat, tidak diiringi gejala penyakit lain yang mengharuskan anak dirawat di rumah sakit. Kemudian episode demamnya tidak lama, misalnya satu pekan,” kata dia dalam webinar perihal gizi sepertidilansir dari antaranews, Rabu (26/7/2023).
Molly mengatakan orangtua perlu memikirkan hal-hal yang lebih serius apabila anak mereka terus berada dalam kondisi demam selama dua pekan atau bahkan satu bulan.
Seseorang termasuk anak dikatakan mengalami demam bila tubuhnya berada di atas 38 derajat Celcius. Kondisi ini bisa terjadi karena infeksi ataupun kekurangan cairan. Oleh karena itu, khusus pada anak, Molly menyarankan orangtua memastikan mereka mendapatkan kecukupan cairan setiap harinya yang disesuaikan dengan aktivitas.
Seperti halnya dengan demam, batuk dan pilek anak masih dianggap batas umum apabila terjadi enam hingga delapan kali per tahun. Tetapi, sambung Molly, batuk ini tidak disertai sesak, tidak sampai mengganggu atau berlangsung lebih lama.
Molly menuturkan anak pada masa pertumbuhan lebih rentan terkena berbagai infeksi, salah satunya adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang menjadi salah satu dari 10 penyakit yang tertinggi di Indonesia dengan prevalensi pada anak Indonesia sebesar 12,8 persen berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018.
Menurut Molly, ISPA, demam, batuk, dan pilek termasuk gangguan pada imunitas yang dapat berefek panjang hingga dapat mengganggu tumbuh kembang anak.
Beberapa nutrien yang dapat mendukung perkembangan imunitas (sistem kekebalan tubuh) dan kognitif antara lain prebiotik FOS: GOS dan asam lemak rantai panjang seperti omega-3, omega-6, dan DHA.
Prebiotik FOS: GOS memiliki peran untuk menunjang pertumbuhan bakteri baik seperti Bifidobacteria, sedangkan asam lemak rantai panjang berperan penting dalam proses tumbuh kembang otak.
“Orangtua perlu memahami terkait penyediaan nutrisi yang baik dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan sistem imunitas anak. Daya tahan tubuh yang kuat akan meningkatkan perkembangan sistem kognitif yang optimal,” papar Molly.
Dia mengingatkan, asupan nutrisi yang baik dan seimbang selama 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) anak merupakan pondasi yang kuat untuk perkembangan kognitif, motorik, dan sosio-emosional anak hingga dewasa kelak. 7
Komentar