Konversi Motor Listrik, 3 Bengkel Disiapkan di Bali
DENPASAR, NusaBali - Pemerintah Pusat melalui Kementerian ESDM saat ini sedang mempersiapkan tiga bengkel konversi untuk mengubah sepeda motor BBM menjadi sepeda motor listrik di Bali.
Kepala Balai Besar Survei Pengujian Ketenagalistrikan Energi baru terbarukan dan konservasi Energi Kementerian ESDM, Senda Hurmuzan Kanam mengatakan kehadiran bengkel konversi ini penting untuk mendukung program pemerintah di mana Bali menjadi salah satu daerah percontohan. “Sebenarnya Bali sudah dimulai sejak KTT G20 kerja sama dengan PT PLN mengkonversi 20 unit, jadi 10 kota tujuan kita melakukan sosialisasi diutamakan Bali dan sudah ada bengkel dipersiapkan di sini minimal tiga,” kata Senda di Denpasar, Minggu (30/7). Dalam kegiatan sosialisasi program konversi sepeda motor BBM ke sepeda motor listrik itu, Senda mengatakan tiga bengkel konversi yang disiapkan ini nantinya akan masuk platform digital sebagai bengkel tersertifikasi.
Jika bengkel konversi tersebut telah dipersiapkan dengan sejumlah pelatihan, kemudian dilakukan uji coba dan hasil konversi-nya diterima departemen perhubungan, maka mereka akan terdaftar dan setiap proses konversi akan diberikan subsidi pemerintah sebesar Rp7 juta.
Pada kegiatan sosialisasi program konversi sepeda motor listrik ini Kementerian ESDM memilih Bali sebagai daerah pertama diantara 10 daerah lainnya karena Pemprov Bali dikenal vokal dalam mendukung program energi bersih, bahkan telah tertuang dalam peraturan gubernur. Selain itu, Kementerian ESDM menargetkan tahun berikutnya ada 100 hingga 1.000 bengkel konversi resmi untuk mengakomodasi target 150 ribu sepeda motor konversi.
“Kita tidak hanya soal konversi-nya, tapi pelatihan kepada bengkel lokal sehingga bisa membangun bengkel binaan, jadi nanti merujuk perijinannya kepada bengkel terdaftar. Target kita tahun depan 150 ribu motor konversi jadi butuh persiapan sebanyak-banyaknya,” ujar Senda.
Alasan pemerintah menyasar konversi sepeda motor listrik adalah karena populasinya lebih dari 120 juta unit dan tren pertumbuhannya mencapai 5-6 persen per tahun. “Jika kita bicara emisi, setiap 1 liter BBM menghasilkan 2,5 kg emisi. Jadi kalau 120 juta sepeda motor, sekitar 300 juta kg per hari dan dalam hal potensi penghematan BBM dapat mencapai 51,6 juta barel/tahun dengan asumsi satu motor menghemat BBM 354 liter/tahun dan menurunkan emisi 0,7 ton CO2/tahun,” ujarnya. Program konversi sepeda motor BBM menjadi sepeda motor listrik ini, juga memiliki target 6 juta unit pada tahun 2030, sehingga Kementerian ESDM berharap hal ini dapat tercapai.
Sementara Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan ESDM Provinsi Bali, Ida Bagus Setiawan menyampaikan apresiasinya atas rencana baik pemerintah pusat membentuk bengkel konversi di Pulau Dewata. Ia berharap agar kegiatan sosialisasi ini dapat terus berjalan dan melibatkan banyak pihak seperti pemerintah, komunitas, dan pendidikan vokasi, sehingga program konversi sepeda motor akan berdampak terhadap banyak hal.
“Ini tidak hanya kita membangun ekosistem terhadap kendaraan bermotor listrik berbasis baterai, tapi juga ada peluang untuk menyiapkan tenaga kerja di sektor energi bersih, jadi saya apresiasi juga teman-teman komunitas mudah-mudahan sosialisasi ini berjalan baik,” ujarnya. Menurutnya, konversi sepeda motor BBM menjadi listrik merupakan hal baru di Bali, apalagi Bali menjadi daerah pertama yang ditunjuk pemerintah pusat sehingga penting untuk dilakukan lebih intens. 7 ant
Jika bengkel konversi tersebut telah dipersiapkan dengan sejumlah pelatihan, kemudian dilakukan uji coba dan hasil konversi-nya diterima departemen perhubungan, maka mereka akan terdaftar dan setiap proses konversi akan diberikan subsidi pemerintah sebesar Rp7 juta.
Pada kegiatan sosialisasi program konversi sepeda motor listrik ini Kementerian ESDM memilih Bali sebagai daerah pertama diantara 10 daerah lainnya karena Pemprov Bali dikenal vokal dalam mendukung program energi bersih, bahkan telah tertuang dalam peraturan gubernur. Selain itu, Kementerian ESDM menargetkan tahun berikutnya ada 100 hingga 1.000 bengkel konversi resmi untuk mengakomodasi target 150 ribu sepeda motor konversi.
“Kita tidak hanya soal konversi-nya, tapi pelatihan kepada bengkel lokal sehingga bisa membangun bengkel binaan, jadi nanti merujuk perijinannya kepada bengkel terdaftar. Target kita tahun depan 150 ribu motor konversi jadi butuh persiapan sebanyak-banyaknya,” ujar Senda.
Alasan pemerintah menyasar konversi sepeda motor listrik adalah karena populasinya lebih dari 120 juta unit dan tren pertumbuhannya mencapai 5-6 persen per tahun. “Jika kita bicara emisi, setiap 1 liter BBM menghasilkan 2,5 kg emisi. Jadi kalau 120 juta sepeda motor, sekitar 300 juta kg per hari dan dalam hal potensi penghematan BBM dapat mencapai 51,6 juta barel/tahun dengan asumsi satu motor menghemat BBM 354 liter/tahun dan menurunkan emisi 0,7 ton CO2/tahun,” ujarnya. Program konversi sepeda motor BBM menjadi sepeda motor listrik ini, juga memiliki target 6 juta unit pada tahun 2030, sehingga Kementerian ESDM berharap hal ini dapat tercapai.
Sementara Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan ESDM Provinsi Bali, Ida Bagus Setiawan menyampaikan apresiasinya atas rencana baik pemerintah pusat membentuk bengkel konversi di Pulau Dewata. Ia berharap agar kegiatan sosialisasi ini dapat terus berjalan dan melibatkan banyak pihak seperti pemerintah, komunitas, dan pendidikan vokasi, sehingga program konversi sepeda motor akan berdampak terhadap banyak hal.
“Ini tidak hanya kita membangun ekosistem terhadap kendaraan bermotor listrik berbasis baterai, tapi juga ada peluang untuk menyiapkan tenaga kerja di sektor energi bersih, jadi saya apresiasi juga teman-teman komunitas mudah-mudahan sosialisasi ini berjalan baik,” ujarnya. Menurutnya, konversi sepeda motor BBM menjadi listrik merupakan hal baru di Bali, apalagi Bali menjadi daerah pertama yang ditunjuk pemerintah pusat sehingga penting untuk dilakukan lebih intens. 7 ant
1
Komentar