Mantan TKI Terjangkit HIV
Tim VCT sedang melacak keberadaan suaminya, mengingat pasien ini berstatus janda tanpa anak.
TABANAN, NusaBali
Salah seorang pasien di BRSUD Tabanan dinyatakan positif AIDS setelah menjalani tes HIV. Pasien ini merupakan janda tanpa anak yang sempat menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. Tim akan menelusuri darimana janda tanpa anak ini tertular virus pembunuh itu.
Ketua Tim Penanggulangan HIV/AIDS BRSUD Tabanan, dr Ni Nyoman Tri Darmayati menjelaskan, mantan TKI terjangkit HIV itu sempat menjalani rawat inap di rumah sakit. Dari hasil observasi, penyakit yang diderita pasien itu mengarah ke AIDS sehingga disarankan untuk jalani tes HIV. “Pasien ini sudah ke fase AIDS, kita sarankan tes HIV, ternyata hasilnya positif,” ungkap dr Tri, Selasa (29/12).
Diterangkan, pasien ini sempat menjadi TKI, namun beberapa tahun lalu. “Sudah lama jadi TKI, sekarang kerja di Bali,” tambahnya. Pihaknya akan melakukan penelusuran untuk mengetahui dari mana sumber virus pembunuh itu berasal. Tim VCT sedang melacak keberadaan suaminya, mengingat pasien ini berstatus janda tanpa anak.
Tim juga sudah memberitahukan kepada pasien dan orangtuanya mengenai status penyakit yang menjangkitinya. Kedua orangtua pasien sangat menyetujui pemeriksaaan putrinya itu. Saat ini pasien sudah diperbolehkan pulang dan menjalani terapi ARV (Anti Retro Viral). Dokter Tri menjelaskan, fase HIV adalah fase dimana virus masuk dalam tubuh. Dalam fase ini penderita belum menunjukkan gejala sakit.
Saat sel pertahanan tubuh jumlahnya di bawah jumlah normal karena terserang HIV, maka penderita cepat mengalami sakit dan disebut fase AIDS. Virus penyakit yang harusnya hanya berdampak ringan pada orang biasa, akan berdampak berat bagi penderita HIV yang masuk dalam tahap AIDS. Misalnya virus flu bisa menjadi TBC bagi pasien HIV.
Dokter Tri menjelaskan, dalam mengobati pasien dengan tahap AIDS diawali mengobati penyakit yang timbul terlebih dahulu dan memperbaiki gizinya. “Jika dia TBC maka TBC-nya disembuhkan dulu. Gizinya ditingkatkan,” terangnya. Setelah penyakit yang muncul sembuh dan gizinya membaik, barulah pasien diberikan terapi ARV yang bertujuan menekan jumlah virus HIV dalam tubuh. Jika jumlah virus ditekan, maka sel pertahanan tubuh pada pasien akan kembali normal dan pasien bisa hidup berkualitas dan tidak gampang sakit. 7 cr61
Komentar