Jelang Galungan, Krisis Ayam Buras
AMLAPURA, NusaBali - Keberadaan ayam buras (bukan ras) pada beberapa pasar di Karangasem ternyata langka. Kondisi ini terjadi jelang perayaan Galungan, Buda Kliwon Dungulan, Rabu (2/7). Dampaknya, harga ayam ini naik tajam.
"Jelang Galungan saya sulit mendapatkan ayam ukuran besar terutama ayam jago. Biasanya, banyak penyuplai ayam buras," jelas pedagang I Komang Oka kepada NusaBali, di Pasar Amlapura Barat, Jalan Kesatrian Amlapura, Senin (31/7).
Oka mengakui, kemarin hanya dapat membeli 2 ekor ayam jago. Harga per ekor Rp 120.000. Sedangkan ayam ukuran sedang rata-rata Rp 75.000 per ekor. Padahal ayam jago, biasanya per ekor Rp 95.000 hingga Rp 100.000 per ekor, ayam ukuran sedang harga normal Rp 60.000.
Selama ini pedagang I Komang Oka hanya membeli ayam di Pasar Amlapura Barat, selanjutnya menjual Kembali di tempat yang sama. Penyuplai ayam buras datang ke pasar pukul 04.00 Wita.
Pedagang ayam buras lainnya, I Wayan Oka, dari Banjar Pesawan, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, juga menuturkan hal sama. "Saya hanya dapat beli ayam buras ukuran kecil dan ukuran sedang sebanyak dua keranjang, sulit mendapatkan ayam jago," jelasnya.
Jelang Galungan, kata I Wayan Oka, biasanya masyarakat hendak membeli ayam buras, meskipun ayam jago, untuk keperluan upacara. Sebab, banyak masyarakat yang tidak mengkonsumsi daging babi sehingga sebagai alternatif memotong ayam buras.
I Wayan Oka juga membeli ayam buras di pasar selanjutnya menjual di tempat sama. Berbeda dengan pedagang ayam buras I Gusti Gede Padang dari Banjar Ujung Desa, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem. Selama ini dia keliling ke desa-desa mencari barang dagangan ayam buras. "Ternyata sulit dapat ayam buras ukuran besar, terutama ayam jago, entah apa penyebabnya," jelas I Gusti Gede Padang.
Pedagang I Made Sukardi justru, sama sekali tidak dapat membeli ayam jago untuk dia jual kembali. "Ini adanya ayam ukuran sedang, entah apa penyebabnya jelang Galungan ini sulit dapat barang dagangan ayam. Padahal banyak yang menanyakan," kata pensiunan PNS tersebut.
I Made Sukardi menambahkan, walau ayam jago terbilang langka, tetapi keuntungannya tetap tipis. "Saya berupaya menjual dengan keuntungan relatif kecil, tujuannya agar tidak lagi membawa barang dagangan pulang," jelas I Made Sukardi.
Biasanya, kata I Made Sukardi, masyarakat ramai membeli ayam buras saat Hari Penampahan Kuningan. "Justru jelang Galungan ramai permintaan," lanjut pedagang dari Lingkungan Susuan, Kelurahan/Kecamatan Karangasem.7k16
1
Komentar