Siap Ikuti PON Remaja, Bali Tunggu Gubernur
KONI sifatnya hanya membantu secara teknis persiapan atlet dan kontingen. Tapi, keikutsertaan Bali di PON Remaja tetap Gubernur yang memutuskan.
DENPASAR, NusaBali
Meskipun masih menunggu keputusan Gubernur, Bali siap ikuti PON Remaja II di Kaltim. Hal ini diungkapkan Ketua Umum KONI Bali Ketut Suwandi tentang ikut tidaknya Bali di ajang PON Remaja II/2018 yang rencananya digulirkan di Kutai Kartanegara dan Balikpapan, Kalimantan Timur.
Namun kepastian PON Remaja juga masih menungg izin resmi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI. Mengingat PON Remaja II yang sejatinya digelar di Semarang, dibatalkan pihak pemerintah pusat.
"Untuk PON Remaja II itu kan baru surat resmi dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, setelah melakukan pertemuan dengan Gubernur Kaltim. Jadi, sampai saat ini masih menunggu kepastian tersebut," ucap Suwandi, Selasa (27/6).
Menurut Suwandi, KONI Pusat melalui surat No.663A/ORG/VI/17 tertanggal 15 Juni 2017 yang ditujukan kepada KONI Provinsi di Indonesia memberitahukan bahwa PON Remaja II rencananya digelar di dua kabupaten, yakni Kutai Kartanegara dan Balikpapan, Kaltim. Surat tersebut ditandatangani Ketum KONI Pusat Tono Suratman itu. Jadi, soal Pon Remaja baru sebatas keinginan KONI Pusat.
"Menpora kan belum menyetujui. Jika Menpora tidak menyetujui, nanti kan tidak bisa mencari izin keramaian. Jadi, kuncinya kembali ke Menpora," tegas Suwandi.
Jika Menpora mengiyakan baru larinya ke tingkat Gubernur. Sebab, KONI sifatnya hanya membantu secara teknis terkait persiapan atlet dan kontingen. Tapi, keputusan keikutsertaan di PON Remaja tetap ranahnya Gubernur dan Gubernur yang memutuskan.
"Kami hanya menyiapkan secara teknis. Kalau Gubernur tidak mengirimkan atlet bagaimana. Jadi, KONI hanya pelaksana. Dan, akan tetap siap jika Gubernur memerintahkan untuk mengirimkan atletnya," tegas Suwandi.
Hanya saja, kepastian PON Remaja II itu jangan sampai diputuskan resmi sampai Desember. Sebab, ini menyangkut pengajuan anggaran juga. Dalam hal ini KONI belum bisa mengajukan anggaran soal PON Remaja ke Provinsi Bali. Jika memang benar ada PON Remaja, diharapkan diputuskan secepatnya. Terutama dari izin Menpora.
"Ini kan menyangkut nama daerah. Sebab, surat KONI Pusat itu baru ditujukan ke KONI Provinsi diseluruh Indonesia. Sementara ranah ke Gubernur belum," tandas Suwandi.
Namun dari sisi atlet, Suwandi mengaku tidak ada masalah. Karena proses pembinaan tetap jalan terus. Terutama untuk atlet di usia 17 tahun kebawah sebagai syarat untuk turun di PON Remaja.
PON Remaja II rencananya dihelat pada 2018 dengan mempertandingkan 20-30 cabang olahraga. Pada PON Remaja I 2014 di Surabaya Jatim, Bali di posisi keenam dengan 6 emas, 6 perak, dan 8 perunggu. Pada PON Remaja I mempertandingkan 14 cabang olahraga, dan Bali mengikuti semua cabor yang dipertandingkan. *dek
Namun kepastian PON Remaja juga masih menungg izin resmi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI. Mengingat PON Remaja II yang sejatinya digelar di Semarang, dibatalkan pihak pemerintah pusat.
"Untuk PON Remaja II itu kan baru surat resmi dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, setelah melakukan pertemuan dengan Gubernur Kaltim. Jadi, sampai saat ini masih menunggu kepastian tersebut," ucap Suwandi, Selasa (27/6).
Menurut Suwandi, KONI Pusat melalui surat No.663A/ORG/VI/17 tertanggal 15 Juni 2017 yang ditujukan kepada KONI Provinsi di Indonesia memberitahukan bahwa PON Remaja II rencananya digelar di dua kabupaten, yakni Kutai Kartanegara dan Balikpapan, Kaltim. Surat tersebut ditandatangani Ketum KONI Pusat Tono Suratman itu. Jadi, soal Pon Remaja baru sebatas keinginan KONI Pusat.
"Menpora kan belum menyetujui. Jika Menpora tidak menyetujui, nanti kan tidak bisa mencari izin keramaian. Jadi, kuncinya kembali ke Menpora," tegas Suwandi.
Jika Menpora mengiyakan baru larinya ke tingkat Gubernur. Sebab, KONI sifatnya hanya membantu secara teknis terkait persiapan atlet dan kontingen. Tapi, keputusan keikutsertaan di PON Remaja tetap ranahnya Gubernur dan Gubernur yang memutuskan.
"Kami hanya menyiapkan secara teknis. Kalau Gubernur tidak mengirimkan atlet bagaimana. Jadi, KONI hanya pelaksana. Dan, akan tetap siap jika Gubernur memerintahkan untuk mengirimkan atletnya," tegas Suwandi.
Hanya saja, kepastian PON Remaja II itu jangan sampai diputuskan resmi sampai Desember. Sebab, ini menyangkut pengajuan anggaran juga. Dalam hal ini KONI belum bisa mengajukan anggaran soal PON Remaja ke Provinsi Bali. Jika memang benar ada PON Remaja, diharapkan diputuskan secepatnya. Terutama dari izin Menpora.
"Ini kan menyangkut nama daerah. Sebab, surat KONI Pusat itu baru ditujukan ke KONI Provinsi diseluruh Indonesia. Sementara ranah ke Gubernur belum," tandas Suwandi.
Namun dari sisi atlet, Suwandi mengaku tidak ada masalah. Karena proses pembinaan tetap jalan terus. Terutama untuk atlet di usia 17 tahun kebawah sebagai syarat untuk turun di PON Remaja.
PON Remaja II rencananya dihelat pada 2018 dengan mempertandingkan 20-30 cabang olahraga. Pada PON Remaja I 2014 di Surabaya Jatim, Bali di posisi keenam dengan 6 emas, 6 perak, dan 8 perunggu. Pada PON Remaja I mempertandingkan 14 cabang olahraga, dan Bali mengikuti semua cabor yang dipertandingkan. *dek
Komentar