9 Pengabdi Seni Terima Penghargaan
Satu-satunya seniman wanita yang dapat penghargaan tahun ini adalah Ni Wayan Ranten, 65, seniman tari (Tari Arja) asal Sukawati, Gianyar.
DENPASAR, NusaBali
Pesta Kesenian Bali (PKB) tidak hanya menjadi ajang menunjukkan puncak-puncak hasil kesenian di masing-masing daerah di Pulau Dewata, sekaligus mengapresiasi seniman-seniman yang konsisten mengabdikan diri dalam bidang seni dan budaya meski telah memasuki usia senja. Tahun ini, sembilan pengebdi seni mewakili 9 kabupaten/kota di Bali menerima pengahargaan dari Pemerintah Provinsi Bali di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Bali, Senin (26/6) malam.
Kesembilan seniman tersebut yakni Drs I Wayan Swardaniyasa, 65, seniman tari, tabuh dan pencipta lagu asal Banjar Ulapan, Desa Blahkiuh, Abiansemal, Badung. Putu Sumardika, 61, seniman karawitan asal Banjar Dinas Delod Margi, Desa Nagasepeha, Buleleng. I Wayan Sweca SSkar MSi, 69, seniman Karawitan asal Kesiman Petilan, Denpasar.
Dari Bali Timur diwakili Ida Made Giur Dipta AMaPd, 69, seniman tari dan karawitan asal Banjar Dinas Pekandelan, Desa Culik, Abang, Karangasem. Satu-satunya seniman wanita yang dapat penghargaan tahun ini adalah Ni Wayan Ranten, 65, seniman tari (Tari Arja) asal Sukawati, Gianyar. Kemudian I Nyoman Pudja SST MAg, 63, seniman tari asal Banjar Tanggahan Tengah, Desa Demulih, Susut, Bangli.
Sementara tiga seniman lainnya yakni I Nengah Madia, 69, seniman sastra daerah asal Pemedilan, Desa Dauhwaru, Jembrana, Ketut Surata, 78, seniman sastra daerah asal Banjar Pande, Kelurahan Semarapura Kelod Kangin, Klungkung, dan I Made Mundra SPd, 58, seniman tari pemeran Sakuni asal Banjar Serason, Desa Pitra, Kecamatan Penebel, Tabanan.
Ketua Panitia PKB XXXIX Tahun 2017, Dewa Putu Beratha mengatakan, pemberian penghargaan kepada pengabdi seni merupakan wujud perhatian Pemprov Bali terhadap para seniman yang telah mengabdikan hidupnya pada bidang seni dan budaya Bali. Penghargaan kepada pengabdi seni ini telah dilaksanakan sejak tahun 1985 yang merupakan rangkaian dari PKB. “Esensi dari pemberian penghargaan pengabdi seni Tahun 2017 ini, bukan semata-mata nilai uang yang diterima namun penghormatan dan pengakuan terhadap jasa-jasa seniman tersebut sehingga dapat diketahui oleh generasi muda Bali,” ungkapnya.
Proses pemberian penghargaan pengabdi seni tahun 2017 ini berdasarkan atas usulan dari Pemerintah Kabupaten/Kota se-Bali untuk selanjutnya diseleksi oleh tim kurator PKB XXXIX Tahun 2017. Para penerima penghargaan tersebut diberikan piagam penghargaan dan uang tunai sebesar Rp 10 juta rupiah. Sementara Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan, pemberian penghargaan kepada para pengabdi seni merupakan salah satu wujud apresiasi Pemprov Bali kepada para seniman yang telah berjasa dalam melestarikan seni budaya dan telah menunjukkan dharma baktinya secara konsisten kepada pemerintah, masyarakat, dan seni itu sendiri. Menurut Pastika, pengabdian para seniman lingsir telah menunjukkan bahwa mereka mampu menjadi penerus nilai-nilai berkesenian yang telah diwariskan oleh para leluhur. *in
Kesembilan seniman tersebut yakni Drs I Wayan Swardaniyasa, 65, seniman tari, tabuh dan pencipta lagu asal Banjar Ulapan, Desa Blahkiuh, Abiansemal, Badung. Putu Sumardika, 61, seniman karawitan asal Banjar Dinas Delod Margi, Desa Nagasepeha, Buleleng. I Wayan Sweca SSkar MSi, 69, seniman Karawitan asal Kesiman Petilan, Denpasar.
Dari Bali Timur diwakili Ida Made Giur Dipta AMaPd, 69, seniman tari dan karawitan asal Banjar Dinas Pekandelan, Desa Culik, Abang, Karangasem. Satu-satunya seniman wanita yang dapat penghargaan tahun ini adalah Ni Wayan Ranten, 65, seniman tari (Tari Arja) asal Sukawati, Gianyar. Kemudian I Nyoman Pudja SST MAg, 63, seniman tari asal Banjar Tanggahan Tengah, Desa Demulih, Susut, Bangli.
Sementara tiga seniman lainnya yakni I Nengah Madia, 69, seniman sastra daerah asal Pemedilan, Desa Dauhwaru, Jembrana, Ketut Surata, 78, seniman sastra daerah asal Banjar Pande, Kelurahan Semarapura Kelod Kangin, Klungkung, dan I Made Mundra SPd, 58, seniman tari pemeran Sakuni asal Banjar Serason, Desa Pitra, Kecamatan Penebel, Tabanan.
Ketua Panitia PKB XXXIX Tahun 2017, Dewa Putu Beratha mengatakan, pemberian penghargaan kepada pengabdi seni merupakan wujud perhatian Pemprov Bali terhadap para seniman yang telah mengabdikan hidupnya pada bidang seni dan budaya Bali. Penghargaan kepada pengabdi seni ini telah dilaksanakan sejak tahun 1985 yang merupakan rangkaian dari PKB. “Esensi dari pemberian penghargaan pengabdi seni Tahun 2017 ini, bukan semata-mata nilai uang yang diterima namun penghormatan dan pengakuan terhadap jasa-jasa seniman tersebut sehingga dapat diketahui oleh generasi muda Bali,” ungkapnya.
Proses pemberian penghargaan pengabdi seni tahun 2017 ini berdasarkan atas usulan dari Pemerintah Kabupaten/Kota se-Bali untuk selanjutnya diseleksi oleh tim kurator PKB XXXIX Tahun 2017. Para penerima penghargaan tersebut diberikan piagam penghargaan dan uang tunai sebesar Rp 10 juta rupiah. Sementara Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan, pemberian penghargaan kepada para pengabdi seni merupakan salah satu wujud apresiasi Pemprov Bali kepada para seniman yang telah berjasa dalam melestarikan seni budaya dan telah menunjukkan dharma baktinya secara konsisten kepada pemerintah, masyarakat, dan seni itu sendiri. Menurut Pastika, pengabdian para seniman lingsir telah menunjukkan bahwa mereka mampu menjadi penerus nilai-nilai berkesenian yang telah diwariskan oleh para leluhur. *in
Komentar