Cuaca Buruk Pengaruhi Produksi Bawang Merah
BANGLI, NusaBali - Hasil pertanian bawang merah di wilayah Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Bangli, menurun. Penurunan produksi bawang merah terjadi akibat pengaruh cuaca.
Salah seorang petani bawang I Kadek Sumaradi, mengatakan saat ini di Songan sudah memasuki masa panen bawang merah. Namun demikian kondisi cuaca buruk beberapa pekan terakhir berdampak pada produksi bawang merah.
Diakui, dari total luas lahan 14 are, normalnya mampu menghasilkan 1,6 ton bawang merah. Namun pada panen saat ini, bawang merah yang dihasilkan hanya 6 kwintal saja. "Bisa dibilang turun sampai 70 persen," ungkapnya, Jumat (4/8).
Informasi di lokasi, para petani setempat juga dihadapkan dengan harga bawang yang turun. Saat ini, harga bawang merah di tingkat petani berkisar Rp 12.000 hingga Rp 15.000 per kilogram, tergantung dari kualitas. Harga normal antara Rp 20.000 - Rp 25.000 per kilogram.
"Penurunan produksi bawang di petani lokal ini mengakibatkan banyak produk bawang dari luar Bali yang masuk untuk memenuhi kebutuhan pasar," sebutnya.
Petani lain, Jero Arman menyampaikan hal serupa. Kata dia, masuknya produk bawang merah dari luar Bali berpengaruh terhadap anjloknya harga bawang di pasar lokal Bali.
Pria yang juga pendamping pertanian di Desa Songan, Kintamani ini menyampaikan, banyak kendala yang dialami petani dalam budidaya bawang. Mulai dari biaya produksi budidaya bawang sangat tinggi, antara lain keperluan pupuk hingga pestisida, fluktuasi harga, hingga pengaruh cuaca buruk. "Kami berharap pemerintah bisa memfasilitasi dengan membuat standar harga bawang," sebutnya.
Kata Jero Arman, standar harga tersebut bisa digunakan sebagai acuan pada petani local. Standar harga ini juga untuk mengetahui keuntungan atau pun kerugian.7esa
Diakui, dari total luas lahan 14 are, normalnya mampu menghasilkan 1,6 ton bawang merah. Namun pada panen saat ini, bawang merah yang dihasilkan hanya 6 kwintal saja. "Bisa dibilang turun sampai 70 persen," ungkapnya, Jumat (4/8).
Informasi di lokasi, para petani setempat juga dihadapkan dengan harga bawang yang turun. Saat ini, harga bawang merah di tingkat petani berkisar Rp 12.000 hingga Rp 15.000 per kilogram, tergantung dari kualitas. Harga normal antara Rp 20.000 - Rp 25.000 per kilogram.
"Penurunan produksi bawang di petani lokal ini mengakibatkan banyak produk bawang dari luar Bali yang masuk untuk memenuhi kebutuhan pasar," sebutnya.
Petani lain, Jero Arman menyampaikan hal serupa. Kata dia, masuknya produk bawang merah dari luar Bali berpengaruh terhadap anjloknya harga bawang di pasar lokal Bali.
Pria yang juga pendamping pertanian di Desa Songan, Kintamani ini menyampaikan, banyak kendala yang dialami petani dalam budidaya bawang. Mulai dari biaya produksi budidaya bawang sangat tinggi, antara lain keperluan pupuk hingga pestisida, fluktuasi harga, hingga pengaruh cuaca buruk. "Kami berharap pemerintah bisa memfasilitasi dengan membuat standar harga bawang," sebutnya.
Kata Jero Arman, standar harga tersebut bisa digunakan sebagai acuan pada petani local. Standar harga ini juga untuk mengetahui keuntungan atau pun kerugian.7esa
Komentar