Waspada Inflasi, BI Beri Warning
Risiko kenaikan inflasi yang perlu diwaspadai antara lain peningkatan permintaan terutama canang sari, buah-buahan dan kue.
DENPASAR,NusaBali
Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali mengingatkan risiko kenaikan inflasi pada Agustus 2023. Risiko kenaikan inflasi yang perlu diwaspadai antara lain peningkatan permintaan barang untuk perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan, terutama canang sari, buah-buahan dan kue.
Di samping itu, penyesuaian tarif layanan penyeberangan Kapal Feri Gilimanuk-Ketapang sebesar 5 persen per 3 Agustus 2023 juga berpotensi menyebabkan kenaikan biaya transportasi pengiriman barang dari Jawa ke Bali. “Sementara itu, gelombang laut yang cenderung tinggi pada bulan Agustus berpotensi menghambat kelancaran distribusi barang dan kegiatan nelayan untuk melaut,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali (KPwBI Bali) R Erwin Soeriadimadja, Kamis (3/8).
Di sisi lain, kata Erwin Soeriadimadja, tren penurunan harga avtur dan normalisasi permintaan pasca berakhirnya libur sekolah juga berpotensi mendorong penurunan tarif angkutan udara. Meski, kata dia, terdapat risiko kenaikan tarif pada minggu IV Agustus 2023 sehubungan dengan penyelenggaraan event Bali Marathon.
Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali dan kabupaten/kota di Bali, kata Erwin Soeriadimadja, diharapkan secara konsisten melakukan pengendalian inflasi melalui kerangka 4K, yakni Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi yang Efektif. “Pengendalian inflasi melalui kerangka 4K dengan cara penyelenggaraan pasar gotong royong dan pasar murah menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan,” ujarnya.
“Kedua, melaksanakan pemantauan di pasar dan distributor untuk memastikan ketersediaan pasokan. Ketiga, memperluas dan meningkatkan Kerja sama Antar Daerah (KAD). Keempat, mendorong peningkatan peran Paiketan Perumda Pangan Bali sebagai offtaker untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga bahan pangan strategis,” kata Erwin Soeriadimadja.
Sebelumnya BPS Provinsi Bali merilis dua kota di Provinsi Bali (Denpasar dan Singaraja) pada Juli 2023 mengalami inflasi sebesar 0,34 persen (mtm). Inflasi kali ini lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatatkan deflasi sebesar -0,04 persen (mtm).
Secara tahunan, inflasi gabungan dua kota kembali menurun dari 3,08 persen (yoy) pada sebelumnya menjadi 2,52 persen (yoy) pada Juli 2023, dan masih lebih rendah dari inflasi tahunan nasional yang sebesar 3,08 persen (yoy).
Berdasarkan komoditasnya, inflasi bulanan disebabkan oleh kenaikan tekanan harga pada komoditas angkutan udara, canang sari, dan biaya pendidikan. Tarif angkutan udara meningkat seiring puncak libur sekolah di awal Juli 2023 yang mendorong peningkatan permintaan. Adapun kenaikan harga canang sari disebabkan oleh kenaikan permintaan menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan yang diperingati pada awal Agustus 2023.
Kemudian, biaya pendidikan terutama biaya sekolah menengah pertama (SMP), sekolah dasar (SD), dan bimbingan belajar meningkat sejalan dengan dimulainya tahun ajaran baru.
Di sisi lain, inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan harga komoditas tomat, cabai rawit, bawang merah, mangga, dan bahan bakar rumah tangga. Penurunan harga cabai merah dan bawang merah terutama didorong oleh peningkatan pasokan seiring musim panen yang terjadi pada sentra-sentra produksi. 7 k17
Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali mengingatkan risiko kenaikan inflasi pada Agustus 2023. Risiko kenaikan inflasi yang perlu diwaspadai antara lain peningkatan permintaan barang untuk perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan, terutama canang sari, buah-buahan dan kue.
Di samping itu, penyesuaian tarif layanan penyeberangan Kapal Feri Gilimanuk-Ketapang sebesar 5 persen per 3 Agustus 2023 juga berpotensi menyebabkan kenaikan biaya transportasi pengiriman barang dari Jawa ke Bali. “Sementara itu, gelombang laut yang cenderung tinggi pada bulan Agustus berpotensi menghambat kelancaran distribusi barang dan kegiatan nelayan untuk melaut,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali (KPwBI Bali) R Erwin Soeriadimadja, Kamis (3/8).
Di sisi lain, kata Erwin Soeriadimadja, tren penurunan harga avtur dan normalisasi permintaan pasca berakhirnya libur sekolah juga berpotensi mendorong penurunan tarif angkutan udara. Meski, kata dia, terdapat risiko kenaikan tarif pada minggu IV Agustus 2023 sehubungan dengan penyelenggaraan event Bali Marathon.
Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali dan kabupaten/kota di Bali, kata Erwin Soeriadimadja, diharapkan secara konsisten melakukan pengendalian inflasi melalui kerangka 4K, yakni Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi yang Efektif. “Pengendalian inflasi melalui kerangka 4K dengan cara penyelenggaraan pasar gotong royong dan pasar murah menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan,” ujarnya.
“Kedua, melaksanakan pemantauan di pasar dan distributor untuk memastikan ketersediaan pasokan. Ketiga, memperluas dan meningkatkan Kerja sama Antar Daerah (KAD). Keempat, mendorong peningkatan peran Paiketan Perumda Pangan Bali sebagai offtaker untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga bahan pangan strategis,” kata Erwin Soeriadimadja.
Sebelumnya BPS Provinsi Bali merilis dua kota di Provinsi Bali (Denpasar dan Singaraja) pada Juli 2023 mengalami inflasi sebesar 0,34 persen (mtm). Inflasi kali ini lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatatkan deflasi sebesar -0,04 persen (mtm).
Secara tahunan, inflasi gabungan dua kota kembali menurun dari 3,08 persen (yoy) pada sebelumnya menjadi 2,52 persen (yoy) pada Juli 2023, dan masih lebih rendah dari inflasi tahunan nasional yang sebesar 3,08 persen (yoy).
Berdasarkan komoditasnya, inflasi bulanan disebabkan oleh kenaikan tekanan harga pada komoditas angkutan udara, canang sari, dan biaya pendidikan. Tarif angkutan udara meningkat seiring puncak libur sekolah di awal Juli 2023 yang mendorong peningkatan permintaan. Adapun kenaikan harga canang sari disebabkan oleh kenaikan permintaan menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan yang diperingati pada awal Agustus 2023.
Kemudian, biaya pendidikan terutama biaya sekolah menengah pertama (SMP), sekolah dasar (SD), dan bimbingan belajar meningkat sejalan dengan dimulainya tahun ajaran baru.
Di sisi lain, inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan harga komoditas tomat, cabai rawit, bawang merah, mangga, dan bahan bakar rumah tangga. Penurunan harga cabai merah dan bawang merah terutama didorong oleh peningkatan pasokan seiring musim panen yang terjadi pada sentra-sentra produksi. 7 k17
Komentar