Tren Ekonomi Bali Membaik
Apindo Apresiasi Kebijakan Pemerintah
DENPASAR,NusaBali - Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi Bali terus mendukung dan menjaga tren pertumbuhan ekonomi Bali yang positif.
Salah satunya dengan mengapresiasi dan mengikuti arahan dan kebijakan pemerintah untuk merangsang pertumbuhan tersebut. “Kita berkewajiban untuk menjaga, mempertahakan bahkan dengan semangat kewirausahaan bisa berkontribusi meningkatkannya,” ujar Ketua Dewan Pimpinan Provinsi Asosiasi Pengusaha Indonesia (DPP Apindo) Bali I Nengah Nurlaba, Jumat (4/8).
Kebijakan-kebijakan tersebut, kata Nurlaba, di antaranya regulasi yang berdampak terhadap geliat usaha UMKM. Contohnya aturan tentang penggunaan dan pemasaran produk pertanian, perikanan dan industri lokal. Selanjutnya pemberian ruang kreativitas dan pameran sekaligus pemasaran produk UMKM dan kerajinan Bali, sehingga makin dikenal. Juga kebijakan relaksasi perbankan bagi dunia usahaa yang terdampak pandemi Covid-19. “Itu antara lain yang mendukung, termasuk yang sudah dirasakan pelaku dunia usaha,” ujar Nurlaba.
Nurlaba lebih lanjut mengatakan, perkembangan ekonomi Bali saat ini terus menggeliat positif. Gejalanya dunia usaha dan bisnis sudah bergerak. Lebih-lebih pada sektor pariwisata, kunjungan wisatawan baik wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan domestik (wisdom) sudah semakin ramai. “Itu petunjuk perekonomian kita di Bali secara kasatmata sudah membaik, setelah terpuruk karena pandemi hampir 3 tahun lamanya,” ujar Nurlaba.
Kebijakan-kebijakan tersebut, kata Nurlaba, di antaranya regulasi yang berdampak terhadap geliat usaha UMKM. Contohnya aturan tentang penggunaan dan pemasaran produk pertanian, perikanan dan industri lokal. Selanjutnya pemberian ruang kreativitas dan pameran sekaligus pemasaran produk UMKM dan kerajinan Bali, sehingga makin dikenal. Juga kebijakan relaksasi perbankan bagi dunia usahaa yang terdampak pandemi Covid-19. “Itu antara lain yang mendukung, termasuk yang sudah dirasakan pelaku dunia usaha,” ujar Nurlaba.
Nurlaba lebih lanjut mengatakan, perkembangan ekonomi Bali saat ini terus menggeliat positif. Gejalanya dunia usaha dan bisnis sudah bergerak. Lebih-lebih pada sektor pariwisata, kunjungan wisatawan baik wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan domestik (wisdom) sudah semakin ramai. “Itu petunjuk perekonomian kita di Bali secara kasatmata sudah membaik, setelah terpuruk karena pandemi hampir 3 tahun lamanya,” ujar Nurlaba.
Namun demikian, Apindo juga mendesak agar perbaikan dan pembangunan infrakstruktur yang mendukung kelancaran distribusi produksi bisa direaliasasikan. Antara lain pembangun Tol Denpasar-Gilimanuk. Kemacetan-kemacetan akut di sejumlah simpul macet di Denpasar khususnya dan Bali pada umumnya bisa ditanggulangi.
“Memang kemacetan menunjukkan ekonomi Bali jauh bergerak, ketimbang masa pandemi dulu. Namun tetap saja yang namanya macet, memunculkan ketidaknyamanan, sehingga perlu ada solusinya,” ucap Nurlaba.
Untuk diketahui, Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali melansir pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan I 2023 sebesar 6,04 persen. Realisasi pertumbuhan ekonomi Bali didukung terjaganya aktivitas pariwisata dan rendahnya basis perekonomian Bali pada triwulan I 2022. Dengan pertumbuhan 6,04 persen, secara ranking nasional Bali berada di posisi 6, sebagai daerah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di bawah Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau dan Sulawesi Tenggara. 7 k17
“Memang kemacetan menunjukkan ekonomi Bali jauh bergerak, ketimbang masa pandemi dulu. Namun tetap saja yang namanya macet, memunculkan ketidaknyamanan, sehingga perlu ada solusinya,” ucap Nurlaba.
Untuk diketahui, Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali melansir pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan I 2023 sebesar 6,04 persen. Realisasi pertumbuhan ekonomi Bali didukung terjaganya aktivitas pariwisata dan rendahnya basis perekonomian Bali pada triwulan I 2022. Dengan pertumbuhan 6,04 persen, secara ranking nasional Bali berada di posisi 6, sebagai daerah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di bawah Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau dan Sulawesi Tenggara. 7 k17
Komentar