Khasiat Jahe Merah dan Putih
JAHE merah dan jahe putih sering dibanding-bandingkan terkait khasiatnya. Bahkan ada anggapan, jahe merah dikatakan lebih sehat daripada jahe putih.
Meski sama-sama dalam satu famili, tetapi jahe merah (Zingiber officinale var rubrum rhizoma) dan jahe putih biasa (Zingiber officinale) memiliki sejumlah perbedaan.
1. Dilihat dari tampilannya. Perbedaan pertama dapat dilihat dari tampilan luarnya. Jahe merah cenderung memiliki warna kulit kemerahan hingga ke bagian dalam rimpangnya. Kalau jahe putih, memiliki tampilan kecoklatan pada bagian luar dan rimpangnya berwarna kekuningan atau putih pucat.
2. Kandungan jahe merah dan jahe biasa. Jahe merah mengandung zingerol, capsaicin, cineole, caprylic acid, aspartic, linolenic acid, dan gingerdione. Di dalamnya juga terdapat beragam vitamin seperti vitamin B2, B3, B6, dan B9. Ada pula kandungan mineral pentingnya meliputi kalium, zat besi, fosfor, zink, dan magnesium.
Aroma khasnya dari jahe merah juga kerap muncul dari kandungan minyak atsiri yang disebut shogaol, dan gingerol. Dua senyawa itu yang membuat jahe merah lebih terasa pedas karena kandungan minyak atsirinya lebih tinggi dari jahe biasa. Sedangkan jahe putih sebenarnya punya kandungan nutrisi yang sama seperti jahe merah, namun kadarnya tidak setinggi jahe merah.
3. Penggunaan dalam pengobatan. Selain tampilannya, penggunaan dalam pengobatan berbagai penyakit antara jahe merah dan jahe biasa juga memiliki sedikit perbedaan. Menurut dr Devia Irine Putri, Health Practitioner Klikdokter, jahe merah termasuk paling sering dimanfaatkan sebagai pengobatan karena memiliki kandungan antiinflamasi yang kuat.
"Dari tipe jahe, paling banyak digunakan adalah jahe merah, karena punya zat antiinflamasi, antioksidan antiemetik," papar dia.
Hal ini pula yang mungkin membuat jahe merah dianggap lebih sehat daripada jahe putih. Sedangkan jahe putih relatif jarang digunakan dalam pengobatan, dan penggunaannya sebatas konsumsi harian dengan tujuan menghangatkan badan hingga menjaga imunitas tubuh. "Kalau jahe putih, biasanya dibuat sebagai campuran obat herbal."
"Jenis jahe ini bisa membantu meningkatkan imunitas, antimual, antiinflamasi, dan meredakan nyeri otot," kata dia dilansir dari kompas.com.
Jahe merupakan salah satu tanaman yang tidak hanya dikenal sebagai bumbu masakan, tetapi juga obat untuk berbagai macam penyakit. Hal ini pula yang menjadikan jahe kerap dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan obat-obatan tradisional.
Jahe merah. Dari segi kandungan, jahe merah dan jahe putih sebenarnya memiliki nutrisi yang sama seperti mineral, vitamin A, B1, B3, dan C, besi, fosfor, serta kalsium. Namun untuk khasiatnya, jahe merah lebih efektif dalam menghangatkan tubuh karena cenderung memiliki rasa pedas yang lebih kuat. Selain itu, jahe merah juga merupakan varietas unggul karena memiliki kandungan senyawa aktif yang lebih tinggi dibandingkan varietas jahe lainnya. Menurut sebuah ulasan di LIPI tahun 2020, jahe merah memiliki aktivitas sebagai immunomodulator untuk meningkatkan daya tahan tubuh manusia. "Efek inilah yang bermanfaat dalam pencegahan dan membantu dalam pemulihan dari virus seperti corona," jelas Masteria Yunovilsa Putra, Kepala Kelompok Penelitian Center for Drug Discovery and Development di LIPI.
Kandungan jahe merah, khususnya gingerol dan shogaol, juga merupakan senyawa yang bertanggung jawab atas efek immunomodulator. Tidak hanya itu, jahe merah aman dikonsumsi untuk ibu hamil. Manfaat jahe satu ini membantu meredakan mual dan muntah yang biasa dialami ibu hamil di trimester pertama. Namun, supaya tidak terlalu panas di perut, jahe bisa dicampurkan dengan teh dan tambahan madu. Jahe merah juga baik untuk menjaga kesehatan jantung dengan menurunkan trigliserida dan kadar kolesterol di dalam darah.
Efek antiradang jahe karena kandungan di dalamnya, yakni gingerol, gingerdione, dan zingeron yang menghambat prostaglandin yang merupakan mediator radang. Efek tersebut sama dengan efek antiradang dari asam mefenamat dan ibuprofen yang merupakan golongan obat antiradang nonsteroid (NSAIDs).
Studi lain yang dilakukan di Iran dan Amerika Serikat membuktikan jahe memiliki efek yang sama dengan ibuprofen dalam mengatasi gejala-gejala osteoartritis, termasuk rasa nyeri. Konsumsi jahe merah terbukti mengurangi sakit pada lutut karena tanaman ini memang bersifat antiradang.
Jahe merah dalam catatan kompas.com, dikenal sebagai obat tradisional yang kerap digunakan untuk memperbaiki disfungsi seksual. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, jahe merah yang diolah menjadi minyak esensial memang bisa bertindak sebagai afrodisiak dengan meningkatkan libido seseorang, meski efeknya tidak sedahsyat pasak bumi. Untuk mendapatkan manfaat jahe merah ini, kombinasikan dengan suplemen mengandung zinc. Air jahe merah plus suplemen zinc terbukti mampu meningkatkan fungsi testis, termasuk merangsang produksi sperma.
Minum air rebusan jahe merah sudah dikenal lama sebagai pereda mual, baik yang disebabkan oleh mabuk laut, pascaoperasi, maupun kemoterapi. Sebuah studi juga menunjukkan air jahe efektif meredakan mual pada ibu hamil di trimester pertama alias morning sickness. Meski demikian, ibu hamil sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum minum air jahe terlalu banyak.
Beberapa orang percaya konsumsi air jahe saat hamil muda bisa menyebabkan keguguran, meski klaim ini sebetulnya belum memiliki landasan yang ilmiah.
Kandungan gingerol pada jahe putih diyakini mampu membantu mencegah infeksi, terutama infeksi bakteri pada mulut seperti pada radang gusi, juga infeksi pada saluran pernapasan. Menurut Healthline, jahe putih juga berperan penting dalam menurunkan berat badan. Sebuah tinjauan literatur tahun 2019, menyimpulkan suplementasi jahe secara signifikan mengurangi berat badan, rasio pinggang-pinggul, dan rasio pinggul pada orang dengan kelebihan berat badan atau obesitas.
Studi pada 2016 terhadap 80 wanita dengan obesitas menemukan jahe juga dapat membantu mengurangi indeks massa tubuh (BMI) dan kadar insulin darah. Bagi orang-orang yang sering mengalami nyeri otot setelah berolahraga, jahe memang tidak bisa menyembuhkan tetapi bisa meredakan rasa nyeri.
Ia juga memiliki sifat anti-kanker yang dikaitkan dengan gingerol, yang ditemukan dalam jumlah besar dalam jahe mentah. Dalam sebuah studi 28 hari terhadap individu yang berisiko normal terkena kanker kolorektal, 2 gram ekstrak jahe per hari secara signifikan mengurangi molekul pensinyalan pro-inflamasi di usus besar. Namun, studi lanjutan pada individu yang berisiko tinggi terkena kanker kolorektal tidak memberikan hasil sama. 7
1. Dilihat dari tampilannya. Perbedaan pertama dapat dilihat dari tampilan luarnya. Jahe merah cenderung memiliki warna kulit kemerahan hingga ke bagian dalam rimpangnya. Kalau jahe putih, memiliki tampilan kecoklatan pada bagian luar dan rimpangnya berwarna kekuningan atau putih pucat.
2. Kandungan jahe merah dan jahe biasa. Jahe merah mengandung zingerol, capsaicin, cineole, caprylic acid, aspartic, linolenic acid, dan gingerdione. Di dalamnya juga terdapat beragam vitamin seperti vitamin B2, B3, B6, dan B9. Ada pula kandungan mineral pentingnya meliputi kalium, zat besi, fosfor, zink, dan magnesium.
Aroma khasnya dari jahe merah juga kerap muncul dari kandungan minyak atsiri yang disebut shogaol, dan gingerol. Dua senyawa itu yang membuat jahe merah lebih terasa pedas karena kandungan minyak atsirinya lebih tinggi dari jahe biasa. Sedangkan jahe putih sebenarnya punya kandungan nutrisi yang sama seperti jahe merah, namun kadarnya tidak setinggi jahe merah.
3. Penggunaan dalam pengobatan. Selain tampilannya, penggunaan dalam pengobatan berbagai penyakit antara jahe merah dan jahe biasa juga memiliki sedikit perbedaan. Menurut dr Devia Irine Putri, Health Practitioner Klikdokter, jahe merah termasuk paling sering dimanfaatkan sebagai pengobatan karena memiliki kandungan antiinflamasi yang kuat.
"Dari tipe jahe, paling banyak digunakan adalah jahe merah, karena punya zat antiinflamasi, antioksidan antiemetik," papar dia.
Hal ini pula yang mungkin membuat jahe merah dianggap lebih sehat daripada jahe putih. Sedangkan jahe putih relatif jarang digunakan dalam pengobatan, dan penggunaannya sebatas konsumsi harian dengan tujuan menghangatkan badan hingga menjaga imunitas tubuh. "Kalau jahe putih, biasanya dibuat sebagai campuran obat herbal."
"Jenis jahe ini bisa membantu meningkatkan imunitas, antimual, antiinflamasi, dan meredakan nyeri otot," kata dia dilansir dari kompas.com.
Jahe merupakan salah satu tanaman yang tidak hanya dikenal sebagai bumbu masakan, tetapi juga obat untuk berbagai macam penyakit. Hal ini pula yang menjadikan jahe kerap dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan obat-obatan tradisional.
Jahe merah. Dari segi kandungan, jahe merah dan jahe putih sebenarnya memiliki nutrisi yang sama seperti mineral, vitamin A, B1, B3, dan C, besi, fosfor, serta kalsium. Namun untuk khasiatnya, jahe merah lebih efektif dalam menghangatkan tubuh karena cenderung memiliki rasa pedas yang lebih kuat. Selain itu, jahe merah juga merupakan varietas unggul karena memiliki kandungan senyawa aktif yang lebih tinggi dibandingkan varietas jahe lainnya. Menurut sebuah ulasan di LIPI tahun 2020, jahe merah memiliki aktivitas sebagai immunomodulator untuk meningkatkan daya tahan tubuh manusia. "Efek inilah yang bermanfaat dalam pencegahan dan membantu dalam pemulihan dari virus seperti corona," jelas Masteria Yunovilsa Putra, Kepala Kelompok Penelitian Center for Drug Discovery and Development di LIPI.
Kandungan jahe merah, khususnya gingerol dan shogaol, juga merupakan senyawa yang bertanggung jawab atas efek immunomodulator. Tidak hanya itu, jahe merah aman dikonsumsi untuk ibu hamil. Manfaat jahe satu ini membantu meredakan mual dan muntah yang biasa dialami ibu hamil di trimester pertama. Namun, supaya tidak terlalu panas di perut, jahe bisa dicampurkan dengan teh dan tambahan madu. Jahe merah juga baik untuk menjaga kesehatan jantung dengan menurunkan trigliserida dan kadar kolesterol di dalam darah.
Efek antiradang jahe karena kandungan di dalamnya, yakni gingerol, gingerdione, dan zingeron yang menghambat prostaglandin yang merupakan mediator radang. Efek tersebut sama dengan efek antiradang dari asam mefenamat dan ibuprofen yang merupakan golongan obat antiradang nonsteroid (NSAIDs).
Studi lain yang dilakukan di Iran dan Amerika Serikat membuktikan jahe memiliki efek yang sama dengan ibuprofen dalam mengatasi gejala-gejala osteoartritis, termasuk rasa nyeri. Konsumsi jahe merah terbukti mengurangi sakit pada lutut karena tanaman ini memang bersifat antiradang.
Jahe merah dalam catatan kompas.com, dikenal sebagai obat tradisional yang kerap digunakan untuk memperbaiki disfungsi seksual. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, jahe merah yang diolah menjadi minyak esensial memang bisa bertindak sebagai afrodisiak dengan meningkatkan libido seseorang, meski efeknya tidak sedahsyat pasak bumi. Untuk mendapatkan manfaat jahe merah ini, kombinasikan dengan suplemen mengandung zinc. Air jahe merah plus suplemen zinc terbukti mampu meningkatkan fungsi testis, termasuk merangsang produksi sperma.
Minum air rebusan jahe merah sudah dikenal lama sebagai pereda mual, baik yang disebabkan oleh mabuk laut, pascaoperasi, maupun kemoterapi. Sebuah studi juga menunjukkan air jahe efektif meredakan mual pada ibu hamil di trimester pertama alias morning sickness. Meski demikian, ibu hamil sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum minum air jahe terlalu banyak.
Beberapa orang percaya konsumsi air jahe saat hamil muda bisa menyebabkan keguguran, meski klaim ini sebetulnya belum memiliki landasan yang ilmiah.
Kandungan gingerol pada jahe putih diyakini mampu membantu mencegah infeksi, terutama infeksi bakteri pada mulut seperti pada radang gusi, juga infeksi pada saluran pernapasan. Menurut Healthline, jahe putih juga berperan penting dalam menurunkan berat badan. Sebuah tinjauan literatur tahun 2019, menyimpulkan suplementasi jahe secara signifikan mengurangi berat badan, rasio pinggang-pinggul, dan rasio pinggul pada orang dengan kelebihan berat badan atau obesitas.
Studi pada 2016 terhadap 80 wanita dengan obesitas menemukan jahe juga dapat membantu mengurangi indeks massa tubuh (BMI) dan kadar insulin darah. Bagi orang-orang yang sering mengalami nyeri otot setelah berolahraga, jahe memang tidak bisa menyembuhkan tetapi bisa meredakan rasa nyeri.
Ia juga memiliki sifat anti-kanker yang dikaitkan dengan gingerol, yang ditemukan dalam jumlah besar dalam jahe mentah. Dalam sebuah studi 28 hari terhadap individu yang berisiko normal terkena kanker kolorektal, 2 gram ekstrak jahe per hari secara signifikan mengurangi molekul pensinyalan pro-inflamasi di usus besar. Namun, studi lanjutan pada individu yang berisiko tinggi terkena kanker kolorektal tidak memberikan hasil sama. 7
Komentar