SDN 4 Bondalem Direlokasi
Pemkab Buleleng melalui Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng terpaksa merelokasi SDN 4 Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula.
SINGARAJA, NusaBali
Langkah ini ternyata sangat tepat dengan kebijakan zonasi dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2017/2018.
Relokasi dilakukan karena SDN 4 Bondalem sangat jarang mendapatkan siswa. Sedang di sisi lain, ada sekolah dasar di Desa Bondalem yang selalu penuh, hingga pihak sekolah harus menolak, karena tidak bisa lagi menampung.
Semula SDN 4 Bondalem yang berada di pusat Desa Bondalem, berada satu areal dengan SDN 3 Bondalem selalu kekurangan murid. Anak-anak di pusat desa lebih banyak sekolah di SDN 3, ketimbang di SDN 4. Di samping itu, SDN 4 hanya punya tiga ruang kelas belajar. Di sisi lain, SDN 6 Bondalem yang berlokasi di Banjar Dinas Celagi Bantes justru menghadapi persoalan daya tampung. Setiap tahun SDN 6 dengan enam ruang kelas belajar selalu penuh, hingga pihak sekolah harus menolak murid.
Nah, mengatasi kedua persoalan itu, SDN 4 akhirnya dipindah ke Banjar Dinas Celagi Bantes. Perpindahan ini berjalan mulus setelah pihak adat setempat menyediakan lahan seluas 20 are untuk lokasi pembangunan SDN 4. Lokasinya juga berada di tengah padat pemukiman, sehingga lokasinya dinilai sangat tepat. Pembangunan ini juga dinilai sejalan dengan kebijakan zonasi dalam PPDB tahun ajaran 2017/2018, dimana siswa yang diterima berdasarkan jarak rumah dengan sekolah yang dituju.
Pembangunan SDN 4 Bondalem mulai dilakukan ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, Rabu (28/6) pagi. Bupati Agus Suradnyana didampingi Kepala Disdikpora Buleleng Gede Suyasa, juga hadir Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna yang juga asal Desa/Kecamatan Tejakula, dan sejumlah pimpinan OPD lingkup Pemkab Buleleng.
Kepala Disdikpora Gede Suyasa mengatakan, pembangunan SDN 4 di Banjar Dinas Celagi Bantes akan mengatasi persoalan yang dihadapi orangtua siswa setiap tahun ajaran baru. Karena banyak anak-anak dari Banjar Dinas Celagi Bantes dan banjar dinas lainnya terpaksa sekolah ke tempat lain akibat SDN 6 di Banjar Dinas Celagi Bantes tidak mampu menerima siswa. “Setiap tahun orangtua siswa di sini dan sekitarnya selalu kecewa gara-gara anaknya tidak bisa diterima di SDN 6. Ya, karena SDN 6 memang sudah penuh, bayangkan tiap kelas jumlah siswanya bisa mencapai 40 an, padahal standarnya hanya 28 sampai 36 siswa. Di sisi lain SDN 4 jumlah siswa hanya 15 orang, makanya sekarang SDN 4 bisa dibangun karena pihak adat sudah menyerahkan lahannya sebagai aset Pemkab untuk dibangun sekolah,” terangnya.
Sementara Bupati Agus Suradnyana pembangunan tahap pertama dianggarkan dalam APBD sebesar Rp 1,2 miliar, dengan nilai penawaran hampir Rp 813 juta. Pembangunan itu meliputi enam ruang kelas belajar. Sedangkan tahan berikutnya dibangunan ruangan kepala sekolah, pagar, perpustakaan dan kelengkapan lainnya. “Untuk tahap kedua akan dianggarkan tahun depan sehingga SD 4 ini bisa menjawab kebutuhan masyarakat Banjar Celagi Bantas terhadap sekolah,” imbuhnya.
Kendati masih tahap pembangunan, pihak SDN 4 Bondalem sudah bisa menerima siswa tahun ajaran 2017/2018. Proses belajar mengajar masih dilakukan di bangunan lama yang berada satu areal dengan SDN 3 Bondalem.
Di sisi lain Agus Suradnyana mendorong pembangunan sekolah baru di wilayah pelosok di daerah itu untuk meningkatkan kemerataan akses pendidikan bagi masyarakat. "Sekolah di desa juga harus diperhatikan dan ke depan akan terus diupayakan pembangunan sekolah baru, utamanya bagi yang rusak dan kelebihan kapasitas," kata Agus.
Menurut dia, pendidikan dasar menjadi ujung tombak dalam pembangunan bidang kependidikan utamanya di wilayah pedesaan dan pinggiran. Pembangunan infrastruktur sekolah bukan hanya dipusatkan di desa semata tetapi juga akan terus didorong ke wilayah pinggiran yang selama ini sering terlupakan. *k19
Langkah ini ternyata sangat tepat dengan kebijakan zonasi dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2017/2018.
Relokasi dilakukan karena SDN 4 Bondalem sangat jarang mendapatkan siswa. Sedang di sisi lain, ada sekolah dasar di Desa Bondalem yang selalu penuh, hingga pihak sekolah harus menolak, karena tidak bisa lagi menampung.
Semula SDN 4 Bondalem yang berada di pusat Desa Bondalem, berada satu areal dengan SDN 3 Bondalem selalu kekurangan murid. Anak-anak di pusat desa lebih banyak sekolah di SDN 3, ketimbang di SDN 4. Di samping itu, SDN 4 hanya punya tiga ruang kelas belajar. Di sisi lain, SDN 6 Bondalem yang berlokasi di Banjar Dinas Celagi Bantes justru menghadapi persoalan daya tampung. Setiap tahun SDN 6 dengan enam ruang kelas belajar selalu penuh, hingga pihak sekolah harus menolak murid.
Nah, mengatasi kedua persoalan itu, SDN 4 akhirnya dipindah ke Banjar Dinas Celagi Bantes. Perpindahan ini berjalan mulus setelah pihak adat setempat menyediakan lahan seluas 20 are untuk lokasi pembangunan SDN 4. Lokasinya juga berada di tengah padat pemukiman, sehingga lokasinya dinilai sangat tepat. Pembangunan ini juga dinilai sejalan dengan kebijakan zonasi dalam PPDB tahun ajaran 2017/2018, dimana siswa yang diterima berdasarkan jarak rumah dengan sekolah yang dituju.
Pembangunan SDN 4 Bondalem mulai dilakukan ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, Rabu (28/6) pagi. Bupati Agus Suradnyana didampingi Kepala Disdikpora Buleleng Gede Suyasa, juga hadir Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna yang juga asal Desa/Kecamatan Tejakula, dan sejumlah pimpinan OPD lingkup Pemkab Buleleng.
Kepala Disdikpora Gede Suyasa mengatakan, pembangunan SDN 4 di Banjar Dinas Celagi Bantes akan mengatasi persoalan yang dihadapi orangtua siswa setiap tahun ajaran baru. Karena banyak anak-anak dari Banjar Dinas Celagi Bantes dan banjar dinas lainnya terpaksa sekolah ke tempat lain akibat SDN 6 di Banjar Dinas Celagi Bantes tidak mampu menerima siswa. “Setiap tahun orangtua siswa di sini dan sekitarnya selalu kecewa gara-gara anaknya tidak bisa diterima di SDN 6. Ya, karena SDN 6 memang sudah penuh, bayangkan tiap kelas jumlah siswanya bisa mencapai 40 an, padahal standarnya hanya 28 sampai 36 siswa. Di sisi lain SDN 4 jumlah siswa hanya 15 orang, makanya sekarang SDN 4 bisa dibangun karena pihak adat sudah menyerahkan lahannya sebagai aset Pemkab untuk dibangun sekolah,” terangnya.
Sementara Bupati Agus Suradnyana pembangunan tahap pertama dianggarkan dalam APBD sebesar Rp 1,2 miliar, dengan nilai penawaran hampir Rp 813 juta. Pembangunan itu meliputi enam ruang kelas belajar. Sedangkan tahan berikutnya dibangunan ruangan kepala sekolah, pagar, perpustakaan dan kelengkapan lainnya. “Untuk tahap kedua akan dianggarkan tahun depan sehingga SD 4 ini bisa menjawab kebutuhan masyarakat Banjar Celagi Bantas terhadap sekolah,” imbuhnya.
Kendati masih tahap pembangunan, pihak SDN 4 Bondalem sudah bisa menerima siswa tahun ajaran 2017/2018. Proses belajar mengajar masih dilakukan di bangunan lama yang berada satu areal dengan SDN 3 Bondalem.
Di sisi lain Agus Suradnyana mendorong pembangunan sekolah baru di wilayah pelosok di daerah itu untuk meningkatkan kemerataan akses pendidikan bagi masyarakat. "Sekolah di desa juga harus diperhatikan dan ke depan akan terus diupayakan pembangunan sekolah baru, utamanya bagi yang rusak dan kelebihan kapasitas," kata Agus.
Menurut dia, pendidikan dasar menjadi ujung tombak dalam pembangunan bidang kependidikan utamanya di wilayah pedesaan dan pinggiran. Pembangunan infrastruktur sekolah bukan hanya dipusatkan di desa semata tetapi juga akan terus didorong ke wilayah pinggiran yang selama ini sering terlupakan. *k19
1
Komentar