Tarung Sengit di Dapil 'Neraka'
Akibat Pecah Dapil Blahbatuh-Tampaksiring di Pemilu 2024
Dapil Blahbatuh akan menjadi wilayah ‘neraka’ karena sebagian besar incumbent bercokol di dapil yang akan memperebutkan 73.329 suara ini
GIANYAR, NusaBali
Bakal calon legislatif (Bacaleg) Daerah Pemilihan (Dapil) Kecamatan Blahbatuh bakal tarung sengit di Pemilu 2024 mendatang. Hal ini dipicu pemisahan Dapil Kecamatan Blahbatuh-Tampaksiring menjadi dapil tersendiri. Dapil Blahbatuh akan menjadi wilayah ‘neraka’ karena sebagian besar incumbent bercokol di dapil yang akan memperebutkan 73.329 suara ini.
Pada Pemilu 2019 lalu, Blahbatuh dan Tampaksiring menjadi satu dapil dengan 10 kursi DPRD Gianyar. Namun, pada Pemilu 2024 mendatang Dapil Blahbatuh terpisah dengan kuota 7 kursi. Sebaliknya, Dapil Tampaksiring dijatah lebih sedikit yakni hanya 5 kursi. Pemisahan dapil ini otomatis akan memperketat tarung perebutan kursi di Dapil Blahbatuh, terutama bagi kandidat incumbent.
Data yang diperoleh NusaBali, di Dapil Blahbatuh, Selasa (8/8), pada Pileg 2019, dari 10 kursi yang diperebutkan di Dapil Blahbatuh-Tampaksiring, meloloskan sebanyak 8 orang anggota DPRD Gianyar yang berasal dari Kecamatan Blahbatuh.
Rinciannya, sebanyak 5 orang kader PDI Perjuangan (PDIP) yakni Ni Made Ratnadi ( dengan 13.927 suara), IGN Yasa (3.448 suara), I Wayan Sudiartana (3.139 suara), I Made Wardana (2.905 suara), dan IGN Made Serana (2.778).
Tiga orang lainnya, yakni I Ketut Jata (kader Partai Demokrat dengan 3.675 suara), IGN Kapidada (kader Partai Gerindra dengan 3.090), dan IGN Anom Masta (kader Partai Golkar dengan 2.199 suara).
Namun, dari 8 anggota dewan ini, hanya Ketut Jata yang tidak berlaga di Pemilu 2024. Dia akan disundul sang istri, Ni Ketut Wirati yang maju lewat PDIP di Dapil Blahbatuh. Nah, Wirati ini disebut-sebut bisa jadi ancaman bagi 7 kandidat incumbent di Dapil Blahbatuh. Sebab, Wirati pasti disokong sang suami yang masih aktif menjabat anggota dewan, dengan modal sosial yang masih moncer untuk menarik dukungan masyarakat.
Sebaliknya, dengan jatah 7 kursi di Dapil Blahbatuh untuk Pemilu mendatang, akan menjadi tantangan berat bagi caleg new comer (pendatang baru) untuk menumbangkan para incumbent. Sebab, incumbent memiliki pengalaman dan dukungan sosial yang memadai selama 5 tahun bercokol di kursi dewan.
Bagaimana dengan Dapil Tampaksiring? Incumbent yang tersisa di Tampaksiring hanya 2 orang yakni I Wayan Tagel Winarta (kader PDIP dengan 13.345 suara) dan Dewa GA Pastika (kader PDIP dengan 2.743). Dengan kuota 5 kursi di Dapil Tampaksiring, menjadi peluang bagi new comer merebut jatah 3 kursi. Namun, dalam politik, tidak ada yang pasti. Di Pileg 2019 sudah terbukti, caleg yang berstatus incumbent berkali-kali juga bisa tumbang. Artinya, kursi Tagel dan Pastika sebagai kandidat incumbent tidak aman-aman saja.
Tarung ketat di Pemilu 2024 diakui oleh sejumlah caleg dari Dapil Blahbatuh. Antara lain, IGN Made Serana, IGN Anom Masta, Made Wardana. Perolehan suara ketiganya pada Pileg 2019, kurang dari 3.000 suara. “Persaingan di Dapil Blahbatuh ini memang akan sangat ketat. Siapa yang rajin turun dan dekat dengan masyarakat, maka dia lah yang memungkinkan akan meraih kursi,’’ ujar Anom Masta, dikonfirmasi, Selasa (8/8).
Politisi asal Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh ini mengakui, sengitnya persaingan merebut suara dipicu pemisahan Dapil Blahbatuh-Tampaksiring. Kata dia, pada Pileg 2019, caleg asal Kecamatan Blahbatuh bisa merebut suara ke Kecamatan Tampaksiring, dan sebaliknya.
Sengitnya lagi, menurut Anom Masta, pemburu suara pada Pileg 2024 nanti di Dapil Blahbatuh, semuanya dari kalangan imcumbent, kecuali istri Ketut Jata. ’’Kalau saya sih, rasanya lebih leluasa cari dukungan di dua kecamatan, seperti Pileg 2019 lalu. Sekarang ini untuk di Dapil Blahbatuh, semua caleg merebut suara di wilayah sempit,’’ ujar Wakil Ketua DPRD Gianyar yang juga Anggota Komite di SMAN 1 Denpasar ini.
Sementara Bacaleg IGN Serana justru sangat optimis dan percaya diri. Dia mengklaim akan lebih banyak dapat suara pada Pileg 2024. Alasannya, pada Pileg 2019, dirinya hanya sering ngayah karena sebagai Bendesa Adat Bedulu. Namun kini, selain jadi bendesa, dia juga merangkap Ketua Paruman Pura Samuan Tiga, di Desa Bedulu, dengan pangempon dari desa-desa lain.
“Kalau pada pileg lalu, suara saya hanya dari warga Desa Bedulu. Nanti akan banyak juga dari luar desa. Suara sudah saya petakan. Target saya bisa memperoleh 5.000 suara,’’ ujar Serana.7lsa
Komentar