Badung Siapkan Rp 1,3 Miliar Bantu Petani
Ratusan Hektar Sawah Terancam Gagal Panen
Untuk besaran bantuan disesuaikan dengan luas sawah yang dimiliki masing-masing petani.
MANGUPURA, NusaBali
Pemkab Badung merancang memberikan bantuan kepada para petani di Subak Penarungan, Kecamatan Mengwi apabila gagal panen akibat kekeringan. Pemberian bantuan ini dikategorikan bantuan dampak bencana dari jebolnya tanggul di aliran Tukad Yeh Penet yang merupakan sumber pengairan dari Subak Penarungan.
“Terkait dengan jebolnya bendungan yang mengairi Subak Penarungan, untuk objeknya (bendungan jebol) kita tidak bisa sentuh, karena itu di luar kewenangan kita, itu kewenangan BWS Bali-Penida. Namun kita bisa masuk pada dampak bencananya yakni terjadi gagal panen,” ujar Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa usai mengikuti rapat bersama Badan Anggaran (Banggar) DPRD Badung, Rabu (9/8).
Birokrat asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan ini melanjutkan, tim teknis dari Dinas Pertanian dan Pangan saat ini sedang menghitung besaran bantuan yang akan diberikan kepada petani. Untuk besaran bantuan disesuaikan dengan luas sawah yang dimiliki masing-masing petani. Dari hitungan sementara, sebut Adi Arnawa, total bantuan kepada petani di Subak Penarungan sekitar Rp 1,3 miliar.
“Sesuai dengan perintah Pak Bupati, beliau tetap minta agar petani itu jangan sampai jadi korban. Oleh karena itu, sedang kita hitung berapa besarannya, tim teknis sedang menghitung. Kemarin angkanya sekitar Rp 1,3 miliar. Yang jelas kita akan tempuh seperti itu, bantuan ini sebagai dampak bencana,” tegas Adi Arnawa.
Sebelumnya diberitakan, ratusan hektare sawah di wilayah Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi terancam gagal panen akibat kekeringan yang terjadi beberapa pekan terakhir. Kekeringan diduga akibat tidak mengalirnya sumber air dari Tukad Yeh Penet ke areal Subak Penarungan lantaran jebol karena cuaca ekstrem beberapa waktu lalu.
Menurut Pekaseh Subak Penarungan I Made Suka, tanggul di aliran Tukad Yeh Penet jebol sejak 8 Juli 2023. Jebolnya tanggul tersebut mengakibatkan aliran air ke areal pertanian di Subak Penarungan terputus total. Akibatnya, ada 266 hektar lahan mengalami kekeringan. Kondisi ini pun kemungkinan akan menyebabkan gagal panen. “Kalau kondisinya seperti ini (kekeringan) sudah pasti akan mengalami gagal panen,” ujar Suka, Selasa (8/8).
Suka melanjutkan, padi di lahan petani yang ada di Subak Penarungan memang masih hijau, namun kerdil-kerdil. Sebab sekarang sama sekali tidak ada air yang mengalir di saluran irigasi.
Syukurnya, untuk lahan yang berada dekat dengan Anggungan yang mendapat air. “Hanya petani yang bisa mendapat air itu harus melakukan penyedotan dengan mesin. Namun banyak anggota subak yang areal persawahannya jauh dari aliran sungai terpaksa merelakan areal persawahannya kekeringan,” jelas Suka.
Sampai saat ini Suka juga belum mengetahui kapan akan ada perbaikan supaya air kembali mengalir ke Subak Penarungan. Pihaknya pun berharap instansi berwenang segera mengambil tindakan guna mengantisipasi ancaman gagal panen ini. 7 ind
Pemkab Badung merancang memberikan bantuan kepada para petani di Subak Penarungan, Kecamatan Mengwi apabila gagal panen akibat kekeringan. Pemberian bantuan ini dikategorikan bantuan dampak bencana dari jebolnya tanggul di aliran Tukad Yeh Penet yang merupakan sumber pengairan dari Subak Penarungan.
“Terkait dengan jebolnya bendungan yang mengairi Subak Penarungan, untuk objeknya (bendungan jebol) kita tidak bisa sentuh, karena itu di luar kewenangan kita, itu kewenangan BWS Bali-Penida. Namun kita bisa masuk pada dampak bencananya yakni terjadi gagal panen,” ujar Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa usai mengikuti rapat bersama Badan Anggaran (Banggar) DPRD Badung, Rabu (9/8).
Birokrat asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan ini melanjutkan, tim teknis dari Dinas Pertanian dan Pangan saat ini sedang menghitung besaran bantuan yang akan diberikan kepada petani. Untuk besaran bantuan disesuaikan dengan luas sawah yang dimiliki masing-masing petani. Dari hitungan sementara, sebut Adi Arnawa, total bantuan kepada petani di Subak Penarungan sekitar Rp 1,3 miliar.
“Sesuai dengan perintah Pak Bupati, beliau tetap minta agar petani itu jangan sampai jadi korban. Oleh karena itu, sedang kita hitung berapa besarannya, tim teknis sedang menghitung. Kemarin angkanya sekitar Rp 1,3 miliar. Yang jelas kita akan tempuh seperti itu, bantuan ini sebagai dampak bencana,” tegas Adi Arnawa.
Sebelumnya diberitakan, ratusan hektare sawah di wilayah Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi terancam gagal panen akibat kekeringan yang terjadi beberapa pekan terakhir. Kekeringan diduga akibat tidak mengalirnya sumber air dari Tukad Yeh Penet ke areal Subak Penarungan lantaran jebol karena cuaca ekstrem beberapa waktu lalu.
Menurut Pekaseh Subak Penarungan I Made Suka, tanggul di aliran Tukad Yeh Penet jebol sejak 8 Juli 2023. Jebolnya tanggul tersebut mengakibatkan aliran air ke areal pertanian di Subak Penarungan terputus total. Akibatnya, ada 266 hektar lahan mengalami kekeringan. Kondisi ini pun kemungkinan akan menyebabkan gagal panen. “Kalau kondisinya seperti ini (kekeringan) sudah pasti akan mengalami gagal panen,” ujar Suka, Selasa (8/8).
Suka melanjutkan, padi di lahan petani yang ada di Subak Penarungan memang masih hijau, namun kerdil-kerdil. Sebab sekarang sama sekali tidak ada air yang mengalir di saluran irigasi.
Syukurnya, untuk lahan yang berada dekat dengan Anggungan yang mendapat air. “Hanya petani yang bisa mendapat air itu harus melakukan penyedotan dengan mesin. Namun banyak anggota subak yang areal persawahannya jauh dari aliran sungai terpaksa merelakan areal persawahannya kekeringan,” jelas Suka.
Sampai saat ini Suka juga belum mengetahui kapan akan ada perbaikan supaya air kembali mengalir ke Subak Penarungan. Pihaknya pun berharap instansi berwenang segera mengambil tindakan guna mengantisipasi ancaman gagal panen ini. 7 ind
1
Komentar