Bocah Meninggal Mendadak, Sempat Diduga Rabies
GIANYAR, NusaBali - Bocah perempuan usia 9 tahun di Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar meninggal mendadak, Minggu (6/8) sekitar pukul 18.57 Wita.
Siswi kelas IV SD ini sempat diduga terinfeksi virus rabies. Sebab sekitar 7 bulan sebelumnya, bocah inisial Sang Ayu GKP ini pernah tergigit anjing liar. Hanya saja, saat kejadian kakinya hanya mengalami luka gores. Sehingga orangtuanya merasa cukup mencuci luka dengan air mengalir dan sabun. Bocah ini tidak sampai diajak berobat ke fasilitas kesehatan.
Kadis Kesehatan Gianyar Dra Ni Nyoman Ariyuni MAP mengatakan sudah melakukan investigasi termasuk berkomunikasi dengan keluarga pasien. Dinas Kesehatan maupun pihak keluarga memastikan tidak menemukan gejala klinis rabies. Pasien didiagnosa meninggal dengan gejala klinis sesak napas.
Ariyuni menjelaskan, berdasarkan hasil penelusuran di RSU Ari Canti tempat pasien dirawat, pasien diterima di IGD pada Minggu (6/8) sekitar pukul 10.10 Wita dengan keluhan sesak napas, mual, muntah, dan tidak nafsu makan. "Pasien diterima dalam kondisi kesadaran baik. Pasien ditata laksana dengan diagnosis asma serangan sedang," jelas Ariyuni, Rabu (9/8).
Setelah diberikan pelayanan medis sesak napas pasien berkurang, akan tetapi mual dan muntah masih ada. Pasien tidak mau minum air karena takut muntah dan berliur. Pada pukul 17.50 Wita pasien keluhkan kejang, terjadi secara tiba-tiba saat pasien minum air. Kejang terjadi secara terus-menerus dan berulang, kemudian pasien tidak sadar. "Kondisi pasien memburuk dan dinyatakan meninggal pada pukul 18.57 Wita dengan diagnosis Konvulsi berulang ec Susp Intracranial Infection (Kejang berulang oleh karena adanya kecurigaan infeksi pada otak)," terangnya.
Sementara dari hasil penelusuran pada pihak keluarga, ibu kandung pasien mengatakan putrinya sempat digigit anjing liar 7 bulan lalu di pantai wilayah kecamatan Blahbatuh. Akibatnya, ada luka lecet pada punggung kaki kanan. Saat itu sudah melakukan pencucian dengan air mengalir dan sabun, tetapi tidak berobat ke fasilitas kesehatan.
Menurut Ariyuni, dalam proses perawatan pasien di RSU Ari Santi tidak ditemukan adanya gejala-gejala klinis penyakit rabies seperti demam, sakit tenggorokan, gangguan neurologi seperti bingung, gelisah, dan perilaku agresif, serta mengalami bermacam-macam fobia seperti hidrofobia (takut air), aerofobia, fotofobia (takut sinar). "Sehingga tidak dapat disimpulkan bahwa yang bersangkutan menderita penyakit rabies," tegas Ariyuni.
Dinas Kesehatan Gianyar sudah melakukan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular di masyarakat, khususnya penyakit rabies. Diharapkan masyarakat meningkatkan kewaspadaan akan bahaya rabies, menyayangi binatang peliharaan dengan rutin vaksin, selalu mengikat atau mengandankan dan tidak melepas liarkan. "Jika terjadi gigitan anjing, kucing atau kera agar datang berobat ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan," pinta Ariyuni. 7 nvi
1
Komentar