Pasca Kunjungan Obama, Berharap Peningkatan Wisman AS
Promosi pariwisata di AS yang terlambat membuat Bali ‘gagal’ mendapatkan berkah dari potensi wisatawan asal negeri Paman Sam
MANGUPURA, NusaBali
Tingkat kunjungan wisatawan asal Amerika Serikat (AS) ke Bali berkisar hanya mencapai 3 persen. Jumlah tersebut dinilai masih sangat kecil bila dibandingkan dengan pangsa pasar Indonesia yang didominasi wisatawan Australia dan China.
Ketua Badan Promosi Pariwisata Kabupaten Badung, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya dihubungi Kamis (29/6) kemarin mengatakan, pertumbuhan wisatawan AS yang datang ke Bali sangat lambat. Dirinya berharap pasca kunjungan Barack Obama ke Bali 23-28 Juni 2017, dapat mendongkrak kunjungan wisatawan AS ke Bali. “Mudah-mudahan pasca kunjungan dari Obama ada efek positif kunjungan wisatawan AS ke Bali. Sebenarnya wisatawan AS memiliki daya beli yang cukup kuat dan masa tinggal yang lama,” tuturnya.
Melorotnya kunjungan wisatawan asal negeri super power itu diakuinya karena kurangnya promosi dan tak ada penerbangan langsung. Dirinya mengaku ke depan akan lebih serius lagi untuk melakukan promosi. Kendala yang dihadapi untuk melakukan promosi ke AS, lanjut Suryawijaya, adalah sering terlambat sehingga momennya tak pas. Hal itu terjadi karena terpengaruh anggaran induk yang keluar pada bulan Februari, sementara momen promosi yang paling baik adalah bulan Januari.
“Hampir 40 persen penduduk AS suka traveling. Kita mesti lebih giat lagi melakukan promosi ke sana. Selain itu kita mengharapkan ada penerbangan langsung. Kalau penerbangan begitu lama maka berpengaruh kepada lenght of stay mereka. Banyak waktu mereka habis untuk transit. Mudah-mudahan ini dapat menjadi atensi dari pemerintah,” tuturnya.
Sementara itu hubungan bilateral Indonesia-AS yang terjalin baik selama ini, menurut Suryawijaya, bukan suatu pekerjaan yang sulit bagi pemerintah daerah Bali untuk melakukan kerja sama dalam bidang pariwisata. *cr64
Tingkat kunjungan wisatawan asal Amerika Serikat (AS) ke Bali berkisar hanya mencapai 3 persen. Jumlah tersebut dinilai masih sangat kecil bila dibandingkan dengan pangsa pasar Indonesia yang didominasi wisatawan Australia dan China.
Ketua Badan Promosi Pariwisata Kabupaten Badung, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya dihubungi Kamis (29/6) kemarin mengatakan, pertumbuhan wisatawan AS yang datang ke Bali sangat lambat. Dirinya berharap pasca kunjungan Barack Obama ke Bali 23-28 Juni 2017, dapat mendongkrak kunjungan wisatawan AS ke Bali. “Mudah-mudahan pasca kunjungan dari Obama ada efek positif kunjungan wisatawan AS ke Bali. Sebenarnya wisatawan AS memiliki daya beli yang cukup kuat dan masa tinggal yang lama,” tuturnya.
Melorotnya kunjungan wisatawan asal negeri super power itu diakuinya karena kurangnya promosi dan tak ada penerbangan langsung. Dirinya mengaku ke depan akan lebih serius lagi untuk melakukan promosi. Kendala yang dihadapi untuk melakukan promosi ke AS, lanjut Suryawijaya, adalah sering terlambat sehingga momennya tak pas. Hal itu terjadi karena terpengaruh anggaran induk yang keluar pada bulan Februari, sementara momen promosi yang paling baik adalah bulan Januari.
“Hampir 40 persen penduduk AS suka traveling. Kita mesti lebih giat lagi melakukan promosi ke sana. Selain itu kita mengharapkan ada penerbangan langsung. Kalau penerbangan begitu lama maka berpengaruh kepada lenght of stay mereka. Banyak waktu mereka habis untuk transit. Mudah-mudahan ini dapat menjadi atensi dari pemerintah,” tuturnya.
Sementara itu hubungan bilateral Indonesia-AS yang terjalin baik selama ini, menurut Suryawijaya, bukan suatu pekerjaan yang sulit bagi pemerintah daerah Bali untuk melakukan kerja sama dalam bidang pariwisata. *cr64
Komentar