Hasto Sebut Megawati Berkontemplasi di Bali
Untuk Menentukan Cawapres Ganjar Pranowo
JAKARTA, NusaBali - Dalam konsolidasi pemenangan Ganjar Pranowo di Bandar Lampung, Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto berulang kali didesak wartawan terkait siapa bakal calon wakil presiden (Cawapres) Ganjar Pranowo.
Tanpa berpikir panjang Hasto menegaskan saat ini Ketua Umum DPP PDIP, Prof Dr (HC) Megawati Soekarnoputri sedang di Bali menghadiri acara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Momentum tersebut sekaligus dipakai untuk melakukan kontemplasi terhadap siapa sosok bakal cawapres yang paling tepat mendampingi Ganjar Pranowo.
“Cawapres terus dikaji secara dinamis, saat ini Ibu Megawati Soekarnoputri sedang berada di Bali. Selain menghadiri acara BRIN di Bali, Bali juga tempat yang sangat baik untuk berkontemplasi. Bali alamnya sangat indah. Seluruh alam raya dijaga dalam keseimbangan sehingga cocok untuk kontemplasi," ujar Hasto dalam keterangan tertulisnya, Kamis (10/8). Hasto menegaskan, bahwa yang dicari mendampingi Ganjar adalah sosok yang menunjukkan Dwi Tunggal seperti sosok Bung Karno dan Bung Hatta. Sosok satu kesatuan sehingga segala sesuatunya dipersiapkan dengan baik. Menurut Hasto, sosoknya sudah ada.
Namun, semua perlu dipertimbangkan secara mendalam termasuk masukan dari PPP, Perindo, Hanura serta parpol lain yang akan bergabung. Selain itu, Megawati juga mendengarkan aspirasi rakyat. Karena itulah dialog dengan Presiden Jokowi dan para Ketua Umum Partai sangat penting.
Tak ketinggalan mempertimbangkan rekam jejak bakal cawapres. Hasto menyatakan, ungkapan bijak dalam kultur bangsa menekankan pentingnya melihat pemimpin dari bibit, bebet, dan bobotnya. Terlebih Presiden Jokowi juga mengingatkan agar pemimpin itu juga harus dilihat dari rekam jejaknya. "Pak Jokowi mengingatkan, lihat rekam jejaknya, lihat keluarganya, lihat asal-usulnya, lihat kinerjanya, lihat karakternya. Itu pesan dari Pak Jokowi yang kami jalankan dengan baik," kata Hasto. Ketika ditanya apakah bakal cawapres itu mengerucut ke satu nama, Hasto menjawab bahwa soal nama-nama, ada yang diusulkan oleh parpol pendukung.
Nama-nama yang diusulkan itu dikaji. Sedang dilakukan juga pendekatan kepada partai politik lainnya untuk turut mendukung Ganjar. Setiap usulan mereka juga akan dipertimbangkan. “Jadi tunggu saja pada momentum yang tepat akan diumumkan Bu Mega bersama para Ketum pendukung Pak Ganjar," ucap Hasto. Dalam kesempatan itu, Hasto mengatakan, saat ini Ganjar sedang fokus menyelesaikan periode pemerintahannya di Jawa Tengah (Jateng). Dan sang bakal capres sedang berpamitan dengan banyak warga dari provinsi yang dipimpinnya itu. Hasto menyampaikan, nantinya warga Jateng akan mengantar Ganjar untuk berkontestasi di Pilpres 2024.
"Masyarakat Jateng nanti akan berbondong-bondong, karena Pak Ganjar ini terus diperjuangkan untuk menjadi Presiden ke delapan RI melanjutkan kepemimpinan Pak Jokowi," imbuh Hasto. Menurut Hasto, Ganjar memiliki modal yang sangat kuat menjadi Presiden. Ganjar pernah duduk di legislatif, lalu menjabat gubernur dua periode, dan yang terpenting memiliki support system yang kuat dari keluarga.
"Keluarganya sangat baik, Ibu Siti Atiqoh Ganjar Pranowo ini sangat smart, menjadi cerminan keluarga sakinah. Anaknya, Mas Alam (Muhammad Zinedine Alam) ini juga jadi gambaran ideal bagi anak-anak muda sehingga dengan usia 54 tahun, Pak Ganjar Pranowo mampu berlari cepat untuk Indonesia Raya," jelas Hasto.
Hasto juga menyampaikan, selama Ganjar menjabat sebagai Gubernur memiliki pengalaman yang konkret dan detail menghadapi persoalan rakyat. Ganjar terbukti bisa mencari solusi terbaik. "Seluruh pemimpin dari PDI Perjuangan itu wajib wataknya turun ke bawah dengan blusukan dengan menyatu bersama rakyat dan ini sulit dilakukan oleh yang lain. Karena itu, kami percaya melihat Pak Ganjar turun ke bawah ada spontanitas yang hidup, ada antusiasme dan euforia,” papar Hasto. Bagi Hasto, Ganjar sangat tepat melanjutkan kepemimpinan Presiden Jokowi. Sebab usianya masih muda. Jika terpilih menjadi presiden pada 2024, umur Ganjar baru 54 tahun.
“Pak Ganjar ini usianya masih 54 tahun sehingga pemimpin yang energik, penuh stamina, dan visioner bagi masa depan," tegas Hasto. Hasto pun menyebutkan, usia presiden Indonesia ketika menduduki jabatan tersebut. Bung Karno menjadi presiden berusia 44 tahun, Soeharto 46 tahun, BJ Habibie 62 tahun, Gus Dur 59 tahun, Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 55 tahun dan Presiden Jokowi lebih muda lagi, yaitu 53 tahun. Bila melihat itu, rata-rata usia presiden Indonesia masih muda.
"Jadi tradisi usia Presiden ketika dilantik itu maksimum 62 tahun, yakni Pak Habibie. Karena itulah kita meyakini bahwa estafet kepemimpinan Presiden Jokowi itu adalah Pak Ganjar Pranowo, 54 tahun. Dengan karakter yang baik, muda, berpengalaman, energik dan visioner, Pak Ganjar akan mempercepat kemajuan," kata Hasto sambil tersenyum penuh optimisme. 7 k22
“Cawapres terus dikaji secara dinamis, saat ini Ibu Megawati Soekarnoputri sedang berada di Bali. Selain menghadiri acara BRIN di Bali, Bali juga tempat yang sangat baik untuk berkontemplasi. Bali alamnya sangat indah. Seluruh alam raya dijaga dalam keseimbangan sehingga cocok untuk kontemplasi," ujar Hasto dalam keterangan tertulisnya, Kamis (10/8). Hasto menegaskan, bahwa yang dicari mendampingi Ganjar adalah sosok yang menunjukkan Dwi Tunggal seperti sosok Bung Karno dan Bung Hatta. Sosok satu kesatuan sehingga segala sesuatunya dipersiapkan dengan baik. Menurut Hasto, sosoknya sudah ada.
Namun, semua perlu dipertimbangkan secara mendalam termasuk masukan dari PPP, Perindo, Hanura serta parpol lain yang akan bergabung. Selain itu, Megawati juga mendengarkan aspirasi rakyat. Karena itulah dialog dengan Presiden Jokowi dan para Ketua Umum Partai sangat penting.
Tak ketinggalan mempertimbangkan rekam jejak bakal cawapres. Hasto menyatakan, ungkapan bijak dalam kultur bangsa menekankan pentingnya melihat pemimpin dari bibit, bebet, dan bobotnya. Terlebih Presiden Jokowi juga mengingatkan agar pemimpin itu juga harus dilihat dari rekam jejaknya. "Pak Jokowi mengingatkan, lihat rekam jejaknya, lihat keluarganya, lihat asal-usulnya, lihat kinerjanya, lihat karakternya. Itu pesan dari Pak Jokowi yang kami jalankan dengan baik," kata Hasto. Ketika ditanya apakah bakal cawapres itu mengerucut ke satu nama, Hasto menjawab bahwa soal nama-nama, ada yang diusulkan oleh parpol pendukung.
Nama-nama yang diusulkan itu dikaji. Sedang dilakukan juga pendekatan kepada partai politik lainnya untuk turut mendukung Ganjar. Setiap usulan mereka juga akan dipertimbangkan. “Jadi tunggu saja pada momentum yang tepat akan diumumkan Bu Mega bersama para Ketum pendukung Pak Ganjar," ucap Hasto. Dalam kesempatan itu, Hasto mengatakan, saat ini Ganjar sedang fokus menyelesaikan periode pemerintahannya di Jawa Tengah (Jateng). Dan sang bakal capres sedang berpamitan dengan banyak warga dari provinsi yang dipimpinnya itu. Hasto menyampaikan, nantinya warga Jateng akan mengantar Ganjar untuk berkontestasi di Pilpres 2024.
"Masyarakat Jateng nanti akan berbondong-bondong, karena Pak Ganjar ini terus diperjuangkan untuk menjadi Presiden ke delapan RI melanjutkan kepemimpinan Pak Jokowi," imbuh Hasto. Menurut Hasto, Ganjar memiliki modal yang sangat kuat menjadi Presiden. Ganjar pernah duduk di legislatif, lalu menjabat gubernur dua periode, dan yang terpenting memiliki support system yang kuat dari keluarga.
"Keluarganya sangat baik, Ibu Siti Atiqoh Ganjar Pranowo ini sangat smart, menjadi cerminan keluarga sakinah. Anaknya, Mas Alam (Muhammad Zinedine Alam) ini juga jadi gambaran ideal bagi anak-anak muda sehingga dengan usia 54 tahun, Pak Ganjar Pranowo mampu berlari cepat untuk Indonesia Raya," jelas Hasto.
Hasto juga menyampaikan, selama Ganjar menjabat sebagai Gubernur memiliki pengalaman yang konkret dan detail menghadapi persoalan rakyat. Ganjar terbukti bisa mencari solusi terbaik. "Seluruh pemimpin dari PDI Perjuangan itu wajib wataknya turun ke bawah dengan blusukan dengan menyatu bersama rakyat dan ini sulit dilakukan oleh yang lain. Karena itu, kami percaya melihat Pak Ganjar turun ke bawah ada spontanitas yang hidup, ada antusiasme dan euforia,” papar Hasto. Bagi Hasto, Ganjar sangat tepat melanjutkan kepemimpinan Presiden Jokowi. Sebab usianya masih muda. Jika terpilih menjadi presiden pada 2024, umur Ganjar baru 54 tahun.
“Pak Ganjar ini usianya masih 54 tahun sehingga pemimpin yang energik, penuh stamina, dan visioner bagi masa depan," tegas Hasto. Hasto pun menyebutkan, usia presiden Indonesia ketika menduduki jabatan tersebut. Bung Karno menjadi presiden berusia 44 tahun, Soeharto 46 tahun, BJ Habibie 62 tahun, Gus Dur 59 tahun, Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 55 tahun dan Presiden Jokowi lebih muda lagi, yaitu 53 tahun. Bila melihat itu, rata-rata usia presiden Indonesia masih muda.
"Jadi tradisi usia Presiden ketika dilantik itu maksimum 62 tahun, yakni Pak Habibie. Karena itulah kita meyakini bahwa estafet kepemimpinan Presiden Jokowi itu adalah Pak Ganjar Pranowo, 54 tahun. Dengan karakter yang baik, muda, berpengalaman, energik dan visioner, Pak Ganjar akan mempercepat kemajuan," kata Hasto sambil tersenyum penuh optimisme. 7 k22
Komentar